Imperialisme Hoaks Masa Pandemi
Selasa, 31 Agustus 2021 - 06:28 WIB
Dengan digalakkannya program ini, diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat menjadi warga digital yang cakap dan bertanggung jawab. Akan tetapi, program literasi digital yang dilakukan saat ini harus dipandang sebagai salah satu ikhtiar. Sebab, masih terdapat upaya lain yang menuntut ada strategi komunikasi yang bersifat terpadu. Dalam hal ini kita memerlukan peran dari tokoh masyarakat, khususnya pemuka agama yang mampu berpikir jernih, dekat dengan masyarakatnya, serta bersikap arif dalam mencermati situasi.
Selain itu, peran dari kalangan aktivis, khususnya yang tergabung dalam sejumlah organisasi kepemudaan (OKP) dan mahasiswa juga sangat diharapkan kehadirannya. Aktivis mahasiswa tidak boleh kehilangan sikap kritisnya, tetapi juga tidak boleh menutup mata dan abai terhadap potensi ancaman hoaks yang saat ini terus menyebar karena dampak buruknya yang bisa mengancam persatuan.
Semua komponen yang tadi disebutkan harus ditugaskan mengisi ruang kosong yang menjadi pemisah antara pemerintah dengan masyarakat. Ruang yang selama ini telah sesak dijejali purbasangka, serta dimanfaatkan oleh tangan-tangan kotor yang dengan senang hati menyebarkan ilusi kepada masyarakat di tengah suasana pandemi. Karena tidak dapat disangkal bahwa terdapat konten politik dalam sejumlah platform media sosial yang berisi propaganda sebagaimana yang ditemukan oleh Kemkominfo.
Bagaimanapun, informasi hoaks terkait Covid-19 telah menjelma sebagai masalah besar yang membahayakan terhadap upaya penanganan yang kini tengah dilakukan pemerintah. Kita harus berani menegakkan kepala, dan tidak usah segan mengatakan bahwa para produsen hoaks adalah proyeksi dari watak kolonial yang gemar memecah-belah.
Selain itu, peran dari kalangan aktivis, khususnya yang tergabung dalam sejumlah organisasi kepemudaan (OKP) dan mahasiswa juga sangat diharapkan kehadirannya. Aktivis mahasiswa tidak boleh kehilangan sikap kritisnya, tetapi juga tidak boleh menutup mata dan abai terhadap potensi ancaman hoaks yang saat ini terus menyebar karena dampak buruknya yang bisa mengancam persatuan.
Semua komponen yang tadi disebutkan harus ditugaskan mengisi ruang kosong yang menjadi pemisah antara pemerintah dengan masyarakat. Ruang yang selama ini telah sesak dijejali purbasangka, serta dimanfaatkan oleh tangan-tangan kotor yang dengan senang hati menyebarkan ilusi kepada masyarakat di tengah suasana pandemi. Karena tidak dapat disangkal bahwa terdapat konten politik dalam sejumlah platform media sosial yang berisi propaganda sebagaimana yang ditemukan oleh Kemkominfo.
Bagaimanapun, informasi hoaks terkait Covid-19 telah menjelma sebagai masalah besar yang membahayakan terhadap upaya penanganan yang kini tengah dilakukan pemerintah. Kita harus berani menegakkan kepala, dan tidak usah segan mengatakan bahwa para produsen hoaks adalah proyeksi dari watak kolonial yang gemar memecah-belah.
(bmm)
tulis komentar anda