Kemkominfo Ajak Anak Muda Konsumsi Gizi Seimbang dan Sadar Kebersihan
Jum'at, 20 Agustus 2021 - 19:10 WIB
“Makanan yang bergizi baik untuk remaja harus tinggi kalori karena remaja punya aktivitas yang padat sehingga butuh banyak energi. Makanan untuk remaja harus tinggi protein dan lemak untuk memperkuat otot, mengandung serat, dan mengandung mikronutrien lain seperti zat besi dan kalsium,” ujarnya.
Kebersihan juga menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam upaya mencegah stunting. Menurut Mario ada tiga korelasi antara kebersihan dan stunting, yaitu diare, penyakit cacingan, serta gangguan pencernaan. Ketiga hal ini menjadi faktor penyebab kurang optimalnya penyerapan nutrisi di dalam tubuh, dan jika terjadi dalam jangka panjang bisa menyebabkan stunting.
Mario juga mengatakan stunting bisa disebabkan karena kehamilan di usia muda. Remaja usia 15-19 tahun berisiko mengalami kekurangan energi kronik sebesar 49,6 persen dan mengalami anemia. Oleh karena itu, apabila remaja di usia tersebut mengalami kehamilan maka akan berpotensi melahirkan anak yang stunting.
Menurut Eka, kehamilan di usia terlalu muda juga sangat berbahaya bagi ibu dan bayi. Hal ini dikarenakan diameter tulang panggul belum mencapai 10 cm sebelum usia 21 tahun, sementara diameter kepala bayi umumnya 9,2 – 9,9 cm.
Untuk itu, Mario menganjurkan perempuan sebaiknya menikah di atas usia 21 tahun karena selain agar organ reproduksi lebih siap juga untuk menghindari risiko kanker serviks. “Seseorang yang melakukan hubungan seksual pertama kali saat usianya di bawah 21 tahun memiliki risiko tinggi terkena kanker serviks dibanding wanita yang melakukan hubungan seksual di atas 21 tahun,” ucapnya.
Ia mengajak remaja untuk melakukan pencegahan stunting mulai dari diri sendiri. “Kita gunakan informasi yang kita peroleh hari ini dengan tekad kita untuk menjadi Indonesia Emas, Indonesia Tumbuh, dan Indonesia Tangguh serta memberikan kontribusi besar kepada masyarakat,” katanya.
Sementara Mario mengharapkan agar remaja bisa menjadi agent of change dengan menyebarkan edukasi tentang stunting. “Hal ini nantinya bisa menyelamatkan anak-anak yang bisa terkena stunting. Jadi teman-teman di sini bisa menjadi suatu agent of change dengan menyebarkan informasi yang baik tentang pencegahan stunting,” ujarnya.
Forum Kepoin GenBest yang diadakan kali ini merupakan bagian dari kampanye GenBest (Generasi Bersih dan Sehat), yang merupakan inisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas sunting.
GenBest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari. Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, GenBest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, dan videografik. CM
Kebersihan juga menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam upaya mencegah stunting. Menurut Mario ada tiga korelasi antara kebersihan dan stunting, yaitu diare, penyakit cacingan, serta gangguan pencernaan. Ketiga hal ini menjadi faktor penyebab kurang optimalnya penyerapan nutrisi di dalam tubuh, dan jika terjadi dalam jangka panjang bisa menyebabkan stunting.
Mario juga mengatakan stunting bisa disebabkan karena kehamilan di usia muda. Remaja usia 15-19 tahun berisiko mengalami kekurangan energi kronik sebesar 49,6 persen dan mengalami anemia. Oleh karena itu, apabila remaja di usia tersebut mengalami kehamilan maka akan berpotensi melahirkan anak yang stunting.
Menurut Eka, kehamilan di usia terlalu muda juga sangat berbahaya bagi ibu dan bayi. Hal ini dikarenakan diameter tulang panggul belum mencapai 10 cm sebelum usia 21 tahun, sementara diameter kepala bayi umumnya 9,2 – 9,9 cm.
Untuk itu, Mario menganjurkan perempuan sebaiknya menikah di atas usia 21 tahun karena selain agar organ reproduksi lebih siap juga untuk menghindari risiko kanker serviks. “Seseorang yang melakukan hubungan seksual pertama kali saat usianya di bawah 21 tahun memiliki risiko tinggi terkena kanker serviks dibanding wanita yang melakukan hubungan seksual di atas 21 tahun,” ucapnya.
Ia mengajak remaja untuk melakukan pencegahan stunting mulai dari diri sendiri. “Kita gunakan informasi yang kita peroleh hari ini dengan tekad kita untuk menjadi Indonesia Emas, Indonesia Tumbuh, dan Indonesia Tangguh serta memberikan kontribusi besar kepada masyarakat,” katanya.
Sementara Mario mengharapkan agar remaja bisa menjadi agent of change dengan menyebarkan edukasi tentang stunting. “Hal ini nantinya bisa menyelamatkan anak-anak yang bisa terkena stunting. Jadi teman-teman di sini bisa menjadi suatu agent of change dengan menyebarkan informasi yang baik tentang pencegahan stunting,” ujarnya.
Forum Kepoin GenBest yang diadakan kali ini merupakan bagian dari kampanye GenBest (Generasi Bersih dan Sehat), yang merupakan inisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas sunting.
GenBest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari. Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, GenBest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, dan videografik. CM
(srf)
tulis komentar anda