Tangani Covid-19, Pemerintah Bisa Belajar dari Fujian
Jum'at, 29 Mei 2020 - 11:13 WIB
Hal ini penting untuk membangun kepercayaan masing-masing negara dalam hubungan internasional pasca pandemi Covid-19. Di samping itu, upaya kerja sama mengingatkan konteks historis antara dua daratan besar di Asia.
"Berbagai peristiwa zaman mulai dari masa-masa kejayaan hingga masa-masa sulit seperti sekarang ini telah dilalui oleh kedua bangsa. Para leluhur bangsa Indonesia dan bangsa China juga telah terbiasa menghadapi segala tantangan zaman secara
bersama-sama," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini.
Kuatnya hubungan ekonomi kedua negara ini, terlihat dari besarnya investasi China di Indonesia yang menempati peringkat dua teratas.
Menurut Wakil Ketua DPR RI Bidang Industri dan Pembangunan, Rachmat Gobel, posisi investasi China pada 2019 sebesar Rp70,5 triliun. Ini menempatkan China di posisi kedua setelah Singapura dengan investasi Rp97,5 triliun, dan di atas Jepang yang mencapai Rp64,5 triliun.
"Oleh sebab itu, kemitraan yang terjalin begitu mesra sejak beberapa tahun terakhir ini harus semakin ditingkatkan. Apalagi dalam situasi saat ini, khususnya pada masa pandemi Covid-19, Indonesia sangat membutuhkan masuknya investasi asing, baik dari mitra barunya, maupun negara mitra lama seperti China," terangnya.
Anggota Komisi XI DPR RI Fauzi H Amro menyebut penguatan kerja sama yang dapat dilakukan Tiongkok memiliki dampak strategis bagi pemulihan ekonomi Indonesia. Dalam catatannya, APBN Indonesia saat ini bisa mengalami defisit Rp1.028,5 triliun atau 6,72% terhadap PDB.
Seminar ini diikuti 100 orang peserta dari kedua negara. Seminar virtual ini diselenggarakan selama 2 jam. Melalui kegiatan tersebut Partai NasDem akan membuat laporan hasil diskusi sebagai bagian dari rekomendasi partai untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi pascapelonggaran PSBB di berbagai daerah.
"Berbagai peristiwa zaman mulai dari masa-masa kejayaan hingga masa-masa sulit seperti sekarang ini telah dilalui oleh kedua bangsa. Para leluhur bangsa Indonesia dan bangsa China juga telah terbiasa menghadapi segala tantangan zaman secara
bersama-sama," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini.
Kuatnya hubungan ekonomi kedua negara ini, terlihat dari besarnya investasi China di Indonesia yang menempati peringkat dua teratas.
Menurut Wakil Ketua DPR RI Bidang Industri dan Pembangunan, Rachmat Gobel, posisi investasi China pada 2019 sebesar Rp70,5 triliun. Ini menempatkan China di posisi kedua setelah Singapura dengan investasi Rp97,5 triliun, dan di atas Jepang yang mencapai Rp64,5 triliun.
"Oleh sebab itu, kemitraan yang terjalin begitu mesra sejak beberapa tahun terakhir ini harus semakin ditingkatkan. Apalagi dalam situasi saat ini, khususnya pada masa pandemi Covid-19, Indonesia sangat membutuhkan masuknya investasi asing, baik dari mitra barunya, maupun negara mitra lama seperti China," terangnya.
Anggota Komisi XI DPR RI Fauzi H Amro menyebut penguatan kerja sama yang dapat dilakukan Tiongkok memiliki dampak strategis bagi pemulihan ekonomi Indonesia. Dalam catatannya, APBN Indonesia saat ini bisa mengalami defisit Rp1.028,5 triliun atau 6,72% terhadap PDB.
Seminar ini diikuti 100 orang peserta dari kedua negara. Seminar virtual ini diselenggarakan selama 2 jam. Melalui kegiatan tersebut Partai NasDem akan membuat laporan hasil diskusi sebagai bagian dari rekomendasi partai untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi pascapelonggaran PSBB di berbagai daerah.
(poe)
tulis komentar anda