Menanti Detik-detik Peralihan Blok Rokan

Kamis, 05 Agustus 2021 - 12:41 WIB
Lapangan Minas pernah diklaim sebagai lapangan minyak terbesar di Asia Tenggara. Saat ditemukan, kandungan minyak di lapangan tersebut diperkirakan mencapai 6 miliar barel.

Lapangan tersebut menghasilkan minyak jenis Sumatran Light Crude yang terkenal di dunia. Pengeboran pertama di lapangan tersebut dilakukan oleh Caltex yang kemudian berubah nama menjadi Chevron. Sumur Minas pernah mencapai puncak produksi pada 1973 lalu. Saat itu produksinya mencapai 440 ribu bph.

Lapangan kedua, Duri. Lapangan tersebut pertama kali ditemukan pada 1941 dan mulai berproduksi 1958 lalu. Blok Rokan yang memiliki luas 6.220 kilometer itu memiliki hampir 96 lapangan minyak, di mana tiga diantaranya disebut-sebut memiliki potensi minyak besar yakni Duri, Minas, dan Bekasap.

Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), produksi PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) per Juni mencapai 160.646 barel per hari, sementara target lifting 165,000 Barel per hari..

Jejak Kejayaan minyak blok Rokan Riau dapat dilihat dengan berdirinya 2 (dua) monumen pompa angguk 1.000.000 Barel minyak. Monumen ini berdiri atas pencapaian Produksi 1 juta barel minyak dari Duri, dihitung kumulatif dari tahun 1958-1995.

Monumen pompa angguk kedua, adalah monumen 2.000.000 barel minyak Duri, atas pencapaian Produksi akumulatif dari tahun 1958-2006, kedua monumen tersebut berada dilokasi yang berdekatan.

Alih Kelola Prestasi Bangsa dan Tantangan

Alih kelola minyak di Blok Rokan dari tangan PT Chevron Pacific Indonesia adalah sebuah tantangan bangsa Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo untuk memperjuangkan kemandirian dan ketahanan energi nasional.

Blok Rokan menjadi incaran raksasa minyak dunia karena situs penghasil minyak yang terletak di Riau ini diprediksi memiliki kandungan minyak dan gas bumi yang berlimpah.

Chevron Pacific Indonesia (CPI) sebenarnya masih berkeinginan memperpanjang kontrak operasi Blok Rokan, hingga tahun 2041. Namun pemerintah kemudian memutuskan pengelolaaan blok ini diserahan ke Pertamina Hulu Rokan (PHR) dengan berbagai pertimbangan
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More