Komodor Yos Sudarso, Terkubur di Lautan Lepas Bersama 24 Awaknya
Kamis, 29 Juli 2021 - 05:33 WIB
Yos Sudarso mengemban tugas yang sangat berat. Kemudian ia mengadakan patrol di sekitar daerah perbatasan pada tanggal 15 Januari 1962, yakni di Laut Arafuru dengan 3 kapal motor jenis torpedo boat yaitu KRI Macan Tutul, KRI Harimau dan KRI Macan Kumbang.
Tiga kapal torpedo kelas Jaguar meninggalkan Kepulauan Aru pada tengah malam tetapi dicegat oleh pesawat pengintai Belanda, seperti yang telah diantisipasi Belanda selama berminggu-minggu.
Kapal KRI Macan Tutul yang dikomandoi Sudarso pun tenggelam setelah mendapat serangan kapal perusak Belanda Hr Ms Eversten. Yos Sudarso bersama 24 awak kapalnya terkubur di lautan lepas.
Dua kapal lainnya, KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau berhasil putar balik, tetapi satu menabrak karang dan yang lainnya lumpuh karena ditembak. Awak kapal lainnya yang selamat kemudian menjadi tawanan Belanda.
Komodor Yos Sudarso yang semasa kecil bercita-cita sebagai prajurit itu akhirnya gugur di lautan dalam mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Peristiwa itu kemudian diperingati sebagi Hari Dharma Samudra pada setiap 15 Januari.
Indonesia mengeluarkan prangko khusus untuk mengenang jasanya kepada negaranya, sedangkan KRI Harimau dijadikan monumen di Museum Purna Bhakti Pertiwi di Taman Mini Indonesia Indah. Untuk menghormati jasanya, nama Yos Sudarso kerap dijadikan nama jalan protokol di Jakarta hingga nama sebuah pulau di Papua.
Selain itu, ada dua kapal Angkatan Laut Indonesia yang dinamai sesuai namanya. Kapal pertama adalah KRI Jos Sudarso (351), sebuah fregat kelas Riga yang ditugaskan pada tahun 1963 dan pensiun pada tahun 1986. Kapal kedua adalah kapal fregat kelas Van Speijk bekas Belanda bernama KRI Yos Sudarso yang masih aktif di armada hari ini.
Pemerintah Indonesia kemudian menaikkan pangkatnya menjadi Laksamana Muda TNI AL Anumerta Yos Sudarso dan diberi gelar Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden Nomor 088/TK/Th.1973. tanggal 6 November 1973.
Tiga kapal torpedo kelas Jaguar meninggalkan Kepulauan Aru pada tengah malam tetapi dicegat oleh pesawat pengintai Belanda, seperti yang telah diantisipasi Belanda selama berminggu-minggu.
Kapal KRI Macan Tutul yang dikomandoi Sudarso pun tenggelam setelah mendapat serangan kapal perusak Belanda Hr Ms Eversten. Yos Sudarso bersama 24 awak kapalnya terkubur di lautan lepas.
Dua kapal lainnya, KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau berhasil putar balik, tetapi satu menabrak karang dan yang lainnya lumpuh karena ditembak. Awak kapal lainnya yang selamat kemudian menjadi tawanan Belanda.
Komodor Yos Sudarso yang semasa kecil bercita-cita sebagai prajurit itu akhirnya gugur di lautan dalam mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Peristiwa itu kemudian diperingati sebagi Hari Dharma Samudra pada setiap 15 Januari.
Indonesia mengeluarkan prangko khusus untuk mengenang jasanya kepada negaranya, sedangkan KRI Harimau dijadikan monumen di Museum Purna Bhakti Pertiwi di Taman Mini Indonesia Indah. Untuk menghormati jasanya, nama Yos Sudarso kerap dijadikan nama jalan protokol di Jakarta hingga nama sebuah pulau di Papua.
Selain itu, ada dua kapal Angkatan Laut Indonesia yang dinamai sesuai namanya. Kapal pertama adalah KRI Jos Sudarso (351), sebuah fregat kelas Riga yang ditugaskan pada tahun 1963 dan pensiun pada tahun 1986. Kapal kedua adalah kapal fregat kelas Van Speijk bekas Belanda bernama KRI Yos Sudarso yang masih aktif di armada hari ini.
Pemerintah Indonesia kemudian menaikkan pangkatnya menjadi Laksamana Muda TNI AL Anumerta Yos Sudarso dan diberi gelar Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden Nomor 088/TK/Th.1973. tanggal 6 November 1973.
(kri)
tulis komentar anda