Moeldoko Bagikan Ivermectin Dinilai sebagai Wujud Langkah Nyata Pemerintah
Minggu, 13 Juni 2021 - 11:46 WIB
JAKART - Sikap cepat tanggap yang dilakukan Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Moeldoko membagikan obat penangkal virus Corona (Covid-19), Ivermectin, kepada warga masyarakat daerah zona hitam Covid-19 di Kabupaten Kudus, juga di Kota Semarang dan Kabupaten Kudus Jawa Tengah, harus dijadikan keteladanan bagi warga negara lainnya.
Kata dia, selain dicekam kekhawatiran akan terpapar wabah virus Corona, masyarakat kecil semakin didera kesulitan ekonomi sebagai dampak meluasnya wabah.
"Karena itulah, peran para aghniya yakni kalangan yang memiliki kemampuan, berdaya secara ekonomi serta mempunyai pengaruh luas di masyarakat, sepatutnya aktif membantu mereka yang kesulitan itu sesuai dengan kemampuan yang ada," kata Varhan.
"Langkah Pak Moeldoko sebagai Ketum HKTI ini bentuk respons cepat dan solutif untuk atasi kondisi darurat di daerah daerah itu, dan ini jauh lebih baik daripada hanya berpangku tangan dan sebarkan data data saja tanpa aksi di lapangan," tegas Varhan
Akan halnya Ivermectin sendiri, menurut Varhan, Indonesia bisa belajar dari pengalaman pahit India. Negara yang baru-baru ini mengalami kondisi sangat darurat Covid-19 itu, berhasil keluar dari krisis pandemi dengan cara yang sederhana, yaitu dengan membagikan Ivermectin secara massal.
Dengan pasokan gratis obat tersebut ke setidaknya empat provinsi paling parah, India berhasil menurunkan 80 sampai 90 persen kasus Corona dalam waktu cepat.
Berdasarkan riset kecil yang dilakukannya, menurut Varhan, Ivermectin yang merupakan obat antiparasit yang sudah ada sejak 39 tahun yang lalu itu tergolong ampuh. "Wajar bila obat ini mendapat julukan 'Wonder Drug' atau 'Obat Ajaib' yang memenangkan Hadiah Nobel tahun 2015," ujarnya.
Selain itu, pengalaman menunjukkan bahwa Ivermectin sangat aman, murah dan efektif sebagai obat yang telah digunakan oleh 3,7 miliar orang di seluruh dunia.
Kata dia, selain dicekam kekhawatiran akan terpapar wabah virus Corona, masyarakat kecil semakin didera kesulitan ekonomi sebagai dampak meluasnya wabah.
"Karena itulah, peran para aghniya yakni kalangan yang memiliki kemampuan, berdaya secara ekonomi serta mempunyai pengaruh luas di masyarakat, sepatutnya aktif membantu mereka yang kesulitan itu sesuai dengan kemampuan yang ada," kata Varhan.
"Langkah Pak Moeldoko sebagai Ketum HKTI ini bentuk respons cepat dan solutif untuk atasi kondisi darurat di daerah daerah itu, dan ini jauh lebih baik daripada hanya berpangku tangan dan sebarkan data data saja tanpa aksi di lapangan," tegas Varhan
Akan halnya Ivermectin sendiri, menurut Varhan, Indonesia bisa belajar dari pengalaman pahit India. Negara yang baru-baru ini mengalami kondisi sangat darurat Covid-19 itu, berhasil keluar dari krisis pandemi dengan cara yang sederhana, yaitu dengan membagikan Ivermectin secara massal.
Dengan pasokan gratis obat tersebut ke setidaknya empat provinsi paling parah, India berhasil menurunkan 80 sampai 90 persen kasus Corona dalam waktu cepat.
Berdasarkan riset kecil yang dilakukannya, menurut Varhan, Ivermectin yang merupakan obat antiparasit yang sudah ada sejak 39 tahun yang lalu itu tergolong ampuh. "Wajar bila obat ini mendapat julukan 'Wonder Drug' atau 'Obat Ajaib' yang memenangkan Hadiah Nobel tahun 2015," ujarnya.
Selain itu, pengalaman menunjukkan bahwa Ivermectin sangat aman, murah dan efektif sebagai obat yang telah digunakan oleh 3,7 miliar orang di seluruh dunia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda