McDonald’s sebagai Magnet Kapitalisme

Jum'at, 11 Juni 2021 - 06:35 WIB
Uniknya sejumlah warga Indonesia menerima begitu saja transfer budaya konsumtivisme Amerika. Terbukti dengan banyaknya warganet berduka ketika mendengar kabar McDonald’s Sarinah tutup. Bahkan terdapat warganet yang sampai menyamakan McDonald’s Sarinah sebagai bangunan cagar budaya (BCB) dan berbagai cerita kenangan manis lainnya di tempat tersebut.

Fanatisme warga terhadap McDonald’s juga tampak dalam kasus kerumunan saat promo menu baru BTS Meal dilangsungkan. Kejadian di Indonesia itu menyerupai semangat dari narasi Friedman yang mengatakan bahwa ketika kerusuhan pecah di Los Angeles, salah satu dari beberapa bangunan komersial yang tidak dihancurkan adalah McDonald’s. Sarinah boleh jadi berubah konsepnya, tetapi McDonald’s tetap akan selalu di hati para fanatikusnya.

Itu berarti teori perdamaian McDonald’s bisa digunakan untuk menggambarkan fenomena kerumun di Sarinah atau saat promo menu baru BTS Meal dilakukan. Selain Indonesia tidak berperang dengan negara induk McDonald’s (Amerika), sejumlah masyarakatnya juga menunjukkan fanatisme yang berlebihan terhadap McDonald’s.

Dalam kaitannya dengan Indonesia, mungkin apa yang dikatakan Thomas L Friedman menjadi ada benarnya, "People in McDonald’s countries don’t like to fight wars. They like to wait in line for burgers."
(ynt)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More