Waspadai Potensi Gempa-Tsunami di Selatan Jatim
Rabu, 09 Juni 2021 - 05:50 WIB
BNPB, kata dia, akan mengirimkan surat kepada pemerintah daerah untuk kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bahaya. Saat ini, tutur Ganip, BNPB sedang mengembangkan informasi peringatan dini melalui SMS blast, bekerja sama dengan Kemenkominfo.
"Kami masih menguji coba dan masih mempersiapkan pendekatan ini untuk memberikan informasi kepada publik. BNPB juga memiliki kerja sama dengan perguruan tinggi, seperti UGM, dalam pengembangan landslide early warning system (LEWS). Sistem ini tidak hanya menekankan pada peralatan sensor Gerakan tanah tetapi juga adanya sub-subsistem di dalamnya," ujar Ganip kepada KORAN SINDO, Selasa (8/6) malam.
Dia membeberkan, berdasarkan data BNPB dalam kurun waktu 10 tahun (2010-2020), bencana hidrometeorologi basah dominan terjadi di wilayah Indonesia, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin puting beliung. Berbicara daerah rawan, kata Ganip, hampir seluruh wilayah nusantara ini rawan bencana. Untuk itu, BNPB telah mengidentifikasi wilayah-wilayah dengan potensi ancaman bahayanya.
"Kami masih menguji coba dan masih mempersiapkan pendekatan ini untuk memberikan informasi kepada publik. BNPB juga memiliki kerja sama dengan perguruan tinggi, seperti UGM, dalam pengembangan landslide early warning system (LEWS). Sistem ini tidak hanya menekankan pada peralatan sensor Gerakan tanah tetapi juga adanya sub-subsistem di dalamnya," ujar Ganip kepada KORAN SINDO, Selasa (8/6) malam.
Dia membeberkan, berdasarkan data BNPB dalam kurun waktu 10 tahun (2010-2020), bencana hidrometeorologi basah dominan terjadi di wilayah Indonesia, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin puting beliung. Berbicara daerah rawan, kata Ganip, hampir seluruh wilayah nusantara ini rawan bencana. Untuk itu, BNPB telah mengidentifikasi wilayah-wilayah dengan potensi ancaman bahayanya.
(ynt)
tulis komentar anda