Catatan Egy Massadiah dari Lokasi Salat Ied Letjen TNI Doni Monardo
Minggu, 24 Mei 2020 - 21:35 WIB
Ke depan, kita harus memulai kehidupan normal baru dengan membudayakan protokol kesehatan sebagai karakter pribadi. Dari karakter pribadi, nantinya begulir menjadi gerakan budaya baru di kalangan umat Islam dan Bangsa Indonesia.
Gerakan budaya baru ini akan bermuara pada lahirnya peradaban yang tinggi di mana umat manusia sudah hidup pada tatanan yang melekat pada kehidupan sehat dan merekonstruksi masa depannya secara sistemik dan berkelanjutan. “Protokol kesehatan ini adalah gagasan cerdas, bernas, dan mencerahkan dalam menghadapi wabah virus corona,” tambahnya.
Tak lupa, Nadjamudin menyitir jargon “4 Sehat 5 Sempurna Baru” versi masa kini. Pola hidup sehat di era pandemi ini juga diharapkan menjadi tradisi yang melekat di kehidupan pasca pandemi nanti.
Pertama, senantiasa menggunakan masker; kedua, jaga jarak sehat; tiga, selalu mencuci tangan; empat, olahraga yang teratur/istirahat yang cukup/tidak panik dan lima, makan makananan bergizi, halal, dan baik. “Jika protokol kesehatan ini telah menjadi gerakan masif dan membudaya maka dengan sendirinya akan memutus matarantai berjangkit dan menularnya virus corona,” ujarnya.
Inilah protokol kesehatan yang menjadi peradaban baru umat manusia tentunya dengan senantiasa mengharapkan keridhaan Allah dan memohon perlindungan-Nya sehingga virus corona yang membahayakan ini lenyap dari negeri tercinta.
“Mari kita berdoa kiranya Allah mengampuni dosa-dosa kita dan senantiasa melimpahkan ampunan dan keridhaan-Nya kepada kita sekalian,” pungkas Nadjamudin dalam khutbahnya.
Jalannya salat Idul Fitri sendiri tak lebih dari satu jam. Usai salat, ada yang melanjutkan sarapan dengan hidangan ketupat dan coto Makassar dan aneka menu lebaran lainnya. Menu yang sama pula yang sebelumnya disantap para pemukim Graha BNPB sebelum pelaksanaan salat Idul Fitri.
Sedih Ditinggal Ramadhan
Sedikit mengilas balik, ke moment buka puasa terakhir Sabtu (23/5/2020). Seperti biasa, Doni Monardo bersama sejumlah staf dan kolega, melakukan buka puasa bersama di Ruang Multimedia, lantai 10 tak jauh dari ruang kerjanya.
Hampir bisa dipastikan, semua yang hadir sore itu, merasakan ada nuansa yang berbeda. Tidak seperti biasanya. Hari-hari sebelumnya, kesempatan berbuka puasa selalu mengalir pembicaraan yang sangat produktif, terkait penanganan COVID-19.
Gerakan budaya baru ini akan bermuara pada lahirnya peradaban yang tinggi di mana umat manusia sudah hidup pada tatanan yang melekat pada kehidupan sehat dan merekonstruksi masa depannya secara sistemik dan berkelanjutan. “Protokol kesehatan ini adalah gagasan cerdas, bernas, dan mencerahkan dalam menghadapi wabah virus corona,” tambahnya.
Tak lupa, Nadjamudin menyitir jargon “4 Sehat 5 Sempurna Baru” versi masa kini. Pola hidup sehat di era pandemi ini juga diharapkan menjadi tradisi yang melekat di kehidupan pasca pandemi nanti.
Pertama, senantiasa menggunakan masker; kedua, jaga jarak sehat; tiga, selalu mencuci tangan; empat, olahraga yang teratur/istirahat yang cukup/tidak panik dan lima, makan makananan bergizi, halal, dan baik. “Jika protokol kesehatan ini telah menjadi gerakan masif dan membudaya maka dengan sendirinya akan memutus matarantai berjangkit dan menularnya virus corona,” ujarnya.
Inilah protokol kesehatan yang menjadi peradaban baru umat manusia tentunya dengan senantiasa mengharapkan keridhaan Allah dan memohon perlindungan-Nya sehingga virus corona yang membahayakan ini lenyap dari negeri tercinta.
“Mari kita berdoa kiranya Allah mengampuni dosa-dosa kita dan senantiasa melimpahkan ampunan dan keridhaan-Nya kepada kita sekalian,” pungkas Nadjamudin dalam khutbahnya.
Jalannya salat Idul Fitri sendiri tak lebih dari satu jam. Usai salat, ada yang melanjutkan sarapan dengan hidangan ketupat dan coto Makassar dan aneka menu lebaran lainnya. Menu yang sama pula yang sebelumnya disantap para pemukim Graha BNPB sebelum pelaksanaan salat Idul Fitri.
Sedih Ditinggal Ramadhan
Sedikit mengilas balik, ke moment buka puasa terakhir Sabtu (23/5/2020). Seperti biasa, Doni Monardo bersama sejumlah staf dan kolega, melakukan buka puasa bersama di Ruang Multimedia, lantai 10 tak jauh dari ruang kerjanya.
Hampir bisa dipastikan, semua yang hadir sore itu, merasakan ada nuansa yang berbeda. Tidak seperti biasanya. Hari-hari sebelumnya, kesempatan berbuka puasa selalu mengalir pembicaraan yang sangat produktif, terkait penanganan COVID-19.
tulis komentar anda