Lanjut Usia, Saatnya Bahagia Bersama Keluarga
Rabu, 02 Juni 2021 - 06:58 WIB
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Asia yang mengalami perubahan transisi demografis dengan sangat cepat. Sebagai konsekuensinya terjadi penuaan populasi dengan cepat pula (Arifin & Ananta, 2016; Hugo, 2000).
Jumlah lansia yang berusia 60 tahun ke atas meningkat dari 5,3 juta (4,48%) pada 1971 menjadi 11,3 juta (6,29%) pada 1990 dan saat ini sekitar sekitar 26 juta jiwa atau 9,78% (BPS, SP 2020). Jumlah ini diproyeksikan akan meningkat menjadi 48 juta pada 2035 ketika persentase penduduk pada usia yang lebih tua ini akan menjadi hampir 16%, atau sekitar dua kali lipat dari jumlah penduduk lansia saat ini.
Tingkat pertumbuhan penduduk per tahun pada penduduk yang lebih tua adalah pada 4,7% lebih tinggi dari proporsi populasi umum atau rata-rata laju pertumbuhan penduduk secara umum sebesar 2,9%.
Respons dan Aksi yang Tepat
Penuaan penduduk tidak hanya menyebabkan pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja yang lebih lambat, tetapi juga pertumbuhan konsumsi yang lebih lambat dan pengeluaran domestik bruto meningkat. Penuaan penduduk memberikan tekanan pada seluruh aspek kehidupan karena meningkatnya kebutuhan akan perawatan sosial dan kesehatan untuk lansia.
Penduduk yang menua juga dapat memengaruhi tabungan, investasi, pola konsumsi, pengeluaran publik, pasar tenaga kerja, perpajakan dan pendapatan transfer antar generasi (Bengtsson, 2010; Mason, 2007).
Pergeseran ekonomi dan sosial yang kemungkinan terjadi sebagai akibat penduduk yang menua tersebut diperlukan komitmen yang tinggi untuk memberikan respons dan antisipasi melakukan program aksi yang tepat. Hal ini sebagai bentuk komitmen untuk memenuhi kesepakatan pada Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) bahwa ‘tidak akan ada yang tertinggal'.
Kebijakan dan rencana aksi terhadap penduduk lansia yang tepat akan memberikan manfaat yang besar bagi negara dan juga keluarga mengingat penduduk lansia dapat berperan dalam proses pemanfaatan bonus demografi tahap kedua. Adanya kemajuan di bidang teknologi kesehatan dan peningkatan kesejahteraan menghasilkan kenyataan bahwa orang tua saat ini mengalami tahun-tahun terakhir mereka dengan kesehatan yang lebih baik daripada orang tua mereka.
Jika penduduk yang menua ini dapat mengalami tahun-tahun ekstra kehidupan dengan
kesehatan yang baik dan jika mereka hidup dalam lingkungan (keluarga) yang mendukung, kemampuan mereka untuk melakukan hal-hal yang mereka hargai akan sedikit berbeda dari kemampuan orang yang lebih muda. Sebaliknya, jika tahun-tahun tambahan ini didominasi oleh penurunan kapasitas fisik dan mental, implikasinya bagi lansia dan masyarakat lebih negatif.
Jumlah lansia yang berusia 60 tahun ke atas meningkat dari 5,3 juta (4,48%) pada 1971 menjadi 11,3 juta (6,29%) pada 1990 dan saat ini sekitar sekitar 26 juta jiwa atau 9,78% (BPS, SP 2020). Jumlah ini diproyeksikan akan meningkat menjadi 48 juta pada 2035 ketika persentase penduduk pada usia yang lebih tua ini akan menjadi hampir 16%, atau sekitar dua kali lipat dari jumlah penduduk lansia saat ini.
Tingkat pertumbuhan penduduk per tahun pada penduduk yang lebih tua adalah pada 4,7% lebih tinggi dari proporsi populasi umum atau rata-rata laju pertumbuhan penduduk secara umum sebesar 2,9%.
Respons dan Aksi yang Tepat
Penuaan penduduk tidak hanya menyebabkan pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja yang lebih lambat, tetapi juga pertumbuhan konsumsi yang lebih lambat dan pengeluaran domestik bruto meningkat. Penuaan penduduk memberikan tekanan pada seluruh aspek kehidupan karena meningkatnya kebutuhan akan perawatan sosial dan kesehatan untuk lansia.
Penduduk yang menua juga dapat memengaruhi tabungan, investasi, pola konsumsi, pengeluaran publik, pasar tenaga kerja, perpajakan dan pendapatan transfer antar generasi (Bengtsson, 2010; Mason, 2007).
Pergeseran ekonomi dan sosial yang kemungkinan terjadi sebagai akibat penduduk yang menua tersebut diperlukan komitmen yang tinggi untuk memberikan respons dan antisipasi melakukan program aksi yang tepat. Hal ini sebagai bentuk komitmen untuk memenuhi kesepakatan pada Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) bahwa ‘tidak akan ada yang tertinggal'.
Kebijakan dan rencana aksi terhadap penduduk lansia yang tepat akan memberikan manfaat yang besar bagi negara dan juga keluarga mengingat penduduk lansia dapat berperan dalam proses pemanfaatan bonus demografi tahap kedua. Adanya kemajuan di bidang teknologi kesehatan dan peningkatan kesejahteraan menghasilkan kenyataan bahwa orang tua saat ini mengalami tahun-tahun terakhir mereka dengan kesehatan yang lebih baik daripada orang tua mereka.
Jika penduduk yang menua ini dapat mengalami tahun-tahun ekstra kehidupan dengan
kesehatan yang baik dan jika mereka hidup dalam lingkungan (keluarga) yang mendukung, kemampuan mereka untuk melakukan hal-hal yang mereka hargai akan sedikit berbeda dari kemampuan orang yang lebih muda. Sebaliknya, jika tahun-tahun tambahan ini didominasi oleh penurunan kapasitas fisik dan mental, implikasinya bagi lansia dan masyarakat lebih negatif.
tulis komentar anda