Kisah Bung Karno Tak Punya Uang Jelang Lebaran, Terpaksa Lelang Peci
Kamis, 13 Mei 2021 - 13:09 WIB
“Alhamdulillah,” sahut Anang.
Dalam waktu singkat terkumpul uang Rp10.000.000. Semua uang itu segera diserahkan Anang kepada Roeslan.
“Asliné lak siji sé (Yang asli cuma satu ‘kan),” kata Roeslan.
“Iya. Sebenarnya dua peci yang akan saya berikan untuk Bung Karno,” kata Anang.
“Tapi kedua peci itu jelek,” ungkap Roeslan.
“Memang sengaja saya buat jelek. Saya ludahi, saya basahi, saya kasih minyak, supaya kelihatan bekas dipakai,” sahut Anang.
“Koen iki kurang ajar Nang, mbujuki wong akèh (Kamu kurang ajar Nang. Nipu banyak orang),” tutur Roeslan.
“Nék gak ngono gak olèh dhuwik akèh (Kalau nggak begitu mana mungkin bisa dapat banyak uang),” jawab Anang.
Roeslan kemudian menyerahkan semua uang hasil lelang kepada Soekarno. Soekarno pun heran dengan hasil lelang pecinya.
“Cak, kok akeh dhuwiké (Banyak banget uangnya)?” Bung Karno kaget.
Dalam waktu singkat terkumpul uang Rp10.000.000. Semua uang itu segera diserahkan Anang kepada Roeslan.
“Asliné lak siji sé (Yang asli cuma satu ‘kan),” kata Roeslan.
“Iya. Sebenarnya dua peci yang akan saya berikan untuk Bung Karno,” kata Anang.
“Tapi kedua peci itu jelek,” ungkap Roeslan.
“Memang sengaja saya buat jelek. Saya ludahi, saya basahi, saya kasih minyak, supaya kelihatan bekas dipakai,” sahut Anang.
“Koen iki kurang ajar Nang, mbujuki wong akèh (Kamu kurang ajar Nang. Nipu banyak orang),” tutur Roeslan.
“Nék gak ngono gak olèh dhuwik akèh (Kalau nggak begitu mana mungkin bisa dapat banyak uang),” jawab Anang.
Roeslan kemudian menyerahkan semua uang hasil lelang kepada Soekarno. Soekarno pun heran dengan hasil lelang pecinya.
“Cak, kok akeh dhuwiké (Banyak banget uangnya)?” Bung Karno kaget.
Lihat Juga :
tulis komentar anda