Akhir Ramadan, Sportifitas dan Optimisme
Selasa, 11 Mei 2021 - 12:11 WIB
Dua proses yang saling terkait Lailatul Qadar dan Nuzulul Qur’an, proses dari Lauhil Machfudz ke Baitul ‘Izzah terjadi sekali disebut Lailatul Qadar, sedangkan dari Baitul Izzah ke Nabi Muhammad dinamakan Nuzulul Qur’an.
Selanjutnya, kenapa di Al-Qur’an bulan Harom bulan istimewa, “minha arbangatun hurum”, yakni 12 bulan Hijriah ada 4 (empat) bulan yang dilarang untuk berperang (Dzul Qa’dah, Dzulhijjah,Rajab dan Muharram), Ramadan tidak ada di dalamnya, relevansinya adalah dilarangnya perang di bulan Harom tersebut.
Sebaliknya Ramadan justru menjadi waktu tepat untuk berperang, apabila 12 (duabelas) bulan diperintahkan untuk berperang maka di bulan Ramadan tepat untuk berperang sebagaimana sahabat Nabi berperang di perang Badar di bulan Ramadan. Kekuatan dan campur tangan atas izin Allah SWT malaikat membantu prajurit Badar yang kadar jumlah personilnya jauh lebih sedikit dari kaum kafir quraisy, dan kemenangan secara gemilang oleh kaum muslimin.
Keyakinan kuat, sportifitas dan optimis relevansinya di bulan puasa Ramadan menjadi waktu utama untuk menempa diri, perang diri, melawan hawa nafsu dari waktu terbit fajar sampai waktu maghrib. Membangun sportifitas dan optimisme dengan ihtiar lahir dan batin.
Rasulullah SAW bersabda:
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ
“Tidak akan bergeser dua kaki seorang hamba, sampai dia dimintai pertanggungjawaban tentang: umurnya, untuk apa dia habiskan? ilmunya, apakah diamalkan atau tidak? hartanya, dari mana dia mendapatkannya dan untuk apa dia belanjakan?jasadnya (fisiknya), untuk apa dia usangkan?
(HR. at-Tirmidzi Nomor 2417 dari sahabat Abu Barzah al-Aslami ra. Hadits ini dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi Nomor 2417).
Sportifitas dan optimisme menjadi urgent paling utama dari kehidupan yang modern dan masa pandemic ini. Sportifitas mengakui peran orang tua sangat dominan, bagi guru di sekolah-sekolah. Optimis siswa-siswi murid menjadikan memo momentum baik untuk siswa siswi berinteraksi dengan keluarga dan melakukan kegiatan dengan teratur, terstruktur.
Larangan mudik sesuai SE MA Nomor 5 dan 6 Tahun 2021 tentang panduan ibadah Ramadan surat edaran resmi Kementerian Agama tersebut sebaiknya disikapi dengan moderat, sportif dan optimistik tinggi. Tidak mudik lebih produktif.
Selanjutnya, kenapa di Al-Qur’an bulan Harom bulan istimewa, “minha arbangatun hurum”, yakni 12 bulan Hijriah ada 4 (empat) bulan yang dilarang untuk berperang (Dzul Qa’dah, Dzulhijjah,Rajab dan Muharram), Ramadan tidak ada di dalamnya, relevansinya adalah dilarangnya perang di bulan Harom tersebut.
Sebaliknya Ramadan justru menjadi waktu tepat untuk berperang, apabila 12 (duabelas) bulan diperintahkan untuk berperang maka di bulan Ramadan tepat untuk berperang sebagaimana sahabat Nabi berperang di perang Badar di bulan Ramadan. Kekuatan dan campur tangan atas izin Allah SWT malaikat membantu prajurit Badar yang kadar jumlah personilnya jauh lebih sedikit dari kaum kafir quraisy, dan kemenangan secara gemilang oleh kaum muslimin.
Keyakinan kuat, sportifitas dan optimis relevansinya di bulan puasa Ramadan menjadi waktu utama untuk menempa diri, perang diri, melawan hawa nafsu dari waktu terbit fajar sampai waktu maghrib. Membangun sportifitas dan optimisme dengan ihtiar lahir dan batin.
Rasulullah SAW bersabda:
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ
“Tidak akan bergeser dua kaki seorang hamba, sampai dia dimintai pertanggungjawaban tentang: umurnya, untuk apa dia habiskan? ilmunya, apakah diamalkan atau tidak? hartanya, dari mana dia mendapatkannya dan untuk apa dia belanjakan?jasadnya (fisiknya), untuk apa dia usangkan?
(HR. at-Tirmidzi Nomor 2417 dari sahabat Abu Barzah al-Aslami ra. Hadits ini dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi Nomor 2417).
Sportifitas dan optimisme menjadi urgent paling utama dari kehidupan yang modern dan masa pandemic ini. Sportifitas mengakui peran orang tua sangat dominan, bagi guru di sekolah-sekolah. Optimis siswa-siswi murid menjadikan memo momentum baik untuk siswa siswi berinteraksi dengan keluarga dan melakukan kegiatan dengan teratur, terstruktur.
Larangan mudik sesuai SE MA Nomor 5 dan 6 Tahun 2021 tentang panduan ibadah Ramadan surat edaran resmi Kementerian Agama tersebut sebaiknya disikapi dengan moderat, sportif dan optimistik tinggi. Tidak mudik lebih produktif.
Lihat Juga :
tulis komentar anda