Tak Mudik, Lebaran Tetap Asyik
Rabu, 05 Mei 2021 - 05:33 WIB
"Nah, kalau di kampung bagaimana kalau terjadi ada yang terkonfirmasi penyakit tersebut (Covid-19) dan menjangkiti masyarakat di desa? Nah, ini yang harus kita hindari," ungkapnya.
Pemudik Lebih Tinggi dari Tahun Lalu
PT Jasa Marga (Persero) memprediksi jumlah kendaraan yang keluar masuk Jabodetabek pada periode 6-12 Mei 2021 (H-7 sampai H-1 Lebaran) sebanyak 593.185 mobil. Angka tersebut mengalami kenaikan 27,19% dibandingkan periode mudik Lebaran tahun 2020.
Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru mengakui jika membandingkan dengan periode mudik tahun lalu ada kenaikan. Mengingat pada tahun lalu merupakan awal-awal pandemi virus Covid-19 masuk ke Indonesia.
Operation and Maintenance Management Group Head Jasa Marga Atika Dara Prahita mengatakan, kendaraan keluar masuk Jabodetabek pada periode Lebaran akan melalui empat gerbang tol (GT). Pertama adalah GT Cikampek Utama untuk kendaraan yang akan menuju timur, lalu GT Kalihurip Utama untuk kendaraan yang akan menuju Bandung. Selanjutnya ada Ciawi untuk kendaraan yang menuju Puncak, dan terakhir GT Cikupa namun bukan ruas tol yang dikelola Jasa Marga.
“Kami juga menghitung atau memprediksi adanya penurunan volume lalu lintas transakasi di empat gerbang utama, yaitu di Cikampek Utama menuju Timur, GT Kalihurip Utama itu ke arah Bandung, GT Ciawi menuju Puncak, dan GT Cikupa yang dikelola oleh non-Jasamarga,” jelasnya.
Menurut Atika, jumlah kendaraan yang akan keluar Jabodetabek pada periode larangan mudik mencapai 593.185 kendaraan. Dari jumlah tersebut, puncak arus mudik diperkirakan akan terjadi pada H-2 Lebaran dengan perkiraan 109.327 kendaraan.
Menurut dia, jika dibandingkan dengan lalu lintas normal, ada sedikit penurunan sebesar 35,9% dari lalu lintas normal 2020. Sedangkan jika dibandingkan dengan Lebaran 2019 juga mengalami penurunan sebesar 49,53%.“Di empat GT ini kami memprediksi adanya penurunan lalin pada periode 6-12 Mei ke keluar Jabodetabek sekitar 35,9%. Kami memprediksi puncaknya 11 Mei atau H-2,” jelasnya.
Indikator Politik Indonesia dalam survei nasional yang bertajuk “Persepsi Ekonomi dan Politik Jelang Lebaran” menemukan masih ada sekitar 20,8% masyarakat yang kemungkinan besar akan melakukan mudik pada Lebaran tahun ini, melakukan kunjungan pada sanak saudara atau pergi ke tempat wisata.
‘’Lainnya 2,9% sangat besar, 17,9% cukup besar, 38,6% kecil, 34,2% sangat kecil dan sisanya tidak menjawab,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei secara daring, kemarin.
Pemudik Lebih Tinggi dari Tahun Lalu
PT Jasa Marga (Persero) memprediksi jumlah kendaraan yang keluar masuk Jabodetabek pada periode 6-12 Mei 2021 (H-7 sampai H-1 Lebaran) sebanyak 593.185 mobil. Angka tersebut mengalami kenaikan 27,19% dibandingkan periode mudik Lebaran tahun 2020.
Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru mengakui jika membandingkan dengan periode mudik tahun lalu ada kenaikan. Mengingat pada tahun lalu merupakan awal-awal pandemi virus Covid-19 masuk ke Indonesia.
Operation and Maintenance Management Group Head Jasa Marga Atika Dara Prahita mengatakan, kendaraan keluar masuk Jabodetabek pada periode Lebaran akan melalui empat gerbang tol (GT). Pertama adalah GT Cikampek Utama untuk kendaraan yang akan menuju timur, lalu GT Kalihurip Utama untuk kendaraan yang akan menuju Bandung. Selanjutnya ada Ciawi untuk kendaraan yang menuju Puncak, dan terakhir GT Cikupa namun bukan ruas tol yang dikelola Jasa Marga.
“Kami juga menghitung atau memprediksi adanya penurunan volume lalu lintas transakasi di empat gerbang utama, yaitu di Cikampek Utama menuju Timur, GT Kalihurip Utama itu ke arah Bandung, GT Ciawi menuju Puncak, dan GT Cikupa yang dikelola oleh non-Jasamarga,” jelasnya.
Menurut Atika, jumlah kendaraan yang akan keluar Jabodetabek pada periode larangan mudik mencapai 593.185 kendaraan. Dari jumlah tersebut, puncak arus mudik diperkirakan akan terjadi pada H-2 Lebaran dengan perkiraan 109.327 kendaraan.
Menurut dia, jika dibandingkan dengan lalu lintas normal, ada sedikit penurunan sebesar 35,9% dari lalu lintas normal 2020. Sedangkan jika dibandingkan dengan Lebaran 2019 juga mengalami penurunan sebesar 49,53%.“Di empat GT ini kami memprediksi adanya penurunan lalin pada periode 6-12 Mei ke keluar Jabodetabek sekitar 35,9%. Kami memprediksi puncaknya 11 Mei atau H-2,” jelasnya.
Indikator Politik Indonesia dalam survei nasional yang bertajuk “Persepsi Ekonomi dan Politik Jelang Lebaran” menemukan masih ada sekitar 20,8% masyarakat yang kemungkinan besar akan melakukan mudik pada Lebaran tahun ini, melakukan kunjungan pada sanak saudara atau pergi ke tempat wisata.
‘’Lainnya 2,9% sangat besar, 17,9% cukup besar, 38,6% kecil, 34,2% sangat kecil dan sisanya tidak menjawab,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei secara daring, kemarin.
tulis komentar anda