Mengejar Lailatulakadar
Selasa, 04 Mei 2021 - 05:05 WIB
Lailatulkadar memang turun untuk dan didapatkan oleh individu, namun sinar lailatulkadar dari orang yang mendapatkannya memantul dalam hidup kesehariannya, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan penafsiran ini, maka sejatinya lailatulkadar mengandung dua pengertian. Pertama, “lailatulkadar konseptual” yang berkaitan dengan kepastian adanya suatu malam istimewa dalam setiap bulan Ramadan. Lailatulkadar konseptual ini bersifat statis dan tidak berwujud.
Kedua, “lailatulkadar aktual” yang berkenaan dengan sikap dan perilaku orang yang mendapat hidayah di bulan Ramadan. Karakteristik yang kedua adalah dinamis dan mewujud dalam akhlak seseorang yang mendapatkannya di bulan suci Ramadan.
Walhasil, orang yang telah memperoleh lailatulkadar adalah orang yang benar-benar menjalankan ritual puasanya dengan baik (imanan wahtisaban), kemudian ia mampu mengaktualisasikan nilai-nilai yang diajarkan oleh puasa dalam kehidupan sehari-hari sehingga ia menjadi sosok yang dinamis, inovatif, dan kreatif.
Orang yang mendapatkan lailatulkadar pantang untuk berbuat onar, teror, anarkis, dan intoleran. Terhadap sesama bangsanya, ia bersikap inklusif, pluralis, toleran, moderat, antikorupsi, dan antiterorisme. Wallahua’lam.
Dengan penafsiran ini, maka sejatinya lailatulkadar mengandung dua pengertian. Pertama, “lailatulkadar konseptual” yang berkaitan dengan kepastian adanya suatu malam istimewa dalam setiap bulan Ramadan. Lailatulkadar konseptual ini bersifat statis dan tidak berwujud.
Kedua, “lailatulkadar aktual” yang berkenaan dengan sikap dan perilaku orang yang mendapat hidayah di bulan Ramadan. Karakteristik yang kedua adalah dinamis dan mewujud dalam akhlak seseorang yang mendapatkannya di bulan suci Ramadan.
Walhasil, orang yang telah memperoleh lailatulkadar adalah orang yang benar-benar menjalankan ritual puasanya dengan baik (imanan wahtisaban), kemudian ia mampu mengaktualisasikan nilai-nilai yang diajarkan oleh puasa dalam kehidupan sehari-hari sehingga ia menjadi sosok yang dinamis, inovatif, dan kreatif.
Orang yang mendapatkan lailatulkadar pantang untuk berbuat onar, teror, anarkis, dan intoleran. Terhadap sesama bangsanya, ia bersikap inklusif, pluralis, toleran, moderat, antikorupsi, dan antiterorisme. Wallahua’lam.
(bmm)
tulis komentar anda