Pemerintah Kembali Tegaskan Belum Melakukan Relaksasi PSBB
Rabu, 20 Mei 2020 - 17:32 WIB
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Corona (COVID-19), Achmad Yurianto kembali menegaskan pemerintah sampai dengan saat ini belum melakukan relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) .
“Tidak ada upaya yang saat ini sedang dijalankan oleh pemerintah untuk mengendorkan atau merelaksasi PSBB,” ujar Yuri di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (20/5/2020). (Baca juga: Hadapi Pandemi Corona, Jusuf Kalla Ajak Semua Masyarakat Bersatu)
Pemerintah sampai sekarang, tegas Yuri masih tetap berpegang teguh pada protokol kesehatan dan pelaksanaan PSBB. “Karena harus fokus melaksanakan ini dan terus menerus. Ditunjang dengan melakukan masif, pemeriksaan yang masal yang masif, kemudian kontak tracing yang lebih agresif lagi. Kalau kita ketemukan kasusnya kita isolasi dengan yang baik, sebaik-baiknya. Dan kalau ada yang sakit kita obati sebaik-baiknya. Komitmen pemerintah tetap melakukan ini,” tegasnya.
Indikator keberhasilan pelaksanaan PSBB, kata Yuri, adalah seberapa banyak bisa mengendalikan pertambahan kasus baru dan juga mampu mengendalikan kasus kematian. “Ini yang harus kita lakukan,” katanya.
Yuri pun mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang melakukan kajian untuk skenenario relaksasi PSBB. “Memang benar bahwa kami sekarang, pemerintah saat ini, sedang melakukan berbagai macam kajian, berbagai macam skenario yang kemudian akan kita kembangkan,” terangnya.
Yuri menjelaskan relaksasi ini dilakukan ketika pengendalian COVID-19 telah berhasil. “Dan pasti nantinya akan dilaksanakan apabila kondisi pengendalian penyakitnya sudah memungkinkan untuk dilakukan relaksasi, dilakukan upaya untuk mengendorkan pembatasan-pembatasan di bidang PSBB,” jelasnya.
Kajian relakasasi ini, lanjut Yuri, dilakukan karena masalah COVID-19 di daerah berbeda-beda. “Kami sedang melakukan kajian ini, karena problem dari setiap daerah dari tiap-tiap provinsi dari tiap-tiap kabupaten/kota tidak sama. Oleh karena itu menunjukkan kajian data yang komprehensif oleh semua pihak dan ini yang sekarang sedang disusun oleh pemerintah.”
Namun, kajian relaksasi PSBB ini tidak dimaknai bahwa telah diberlakukan. “Mohon untuk tidak dimaknai bahwa sekarang sudah diberlakukan. Karena kalau kemudian relaksasi ini tidak terukur, maka yang terjadi adalah penularan-penularan akibat ada perasaan merasa sudah tidak perlu pakai masker, merasa tidak perlu lagi menjaga jarak, merasa tidak dapat menghindari kerumunan,” tutur dia.
Kalau relaksasi PSBB saat ini dilakukan maka penularan akan semakin banyak. Menurutnya, kasus positif yang kita dapatkan akan semakin banyak dan ini akan semakin menyulitkan. "Oleh karena itu, mari bersama-sama, mari bangkit bergotong-royong. Permasalahan ini bukan permasalahan satu orang, bukan permasalahan sekelompok orang tapi permasalahan seluruh orang di muka bumi.“ (Baca juga: Muhammadiyah Tolak Berdamai dengan Covid-19)
“Oleh karena itu, mari kita kembali untuk membangkitkan semangat gotong-royong, semangat kebersamaan, semangat saling membantu, saling melindungi agar pandemi COVID-19 bisa segera kita kendalikan,” sambung Yuri.
“Tidak ada upaya yang saat ini sedang dijalankan oleh pemerintah untuk mengendorkan atau merelaksasi PSBB,” ujar Yuri di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (20/5/2020). (Baca juga: Hadapi Pandemi Corona, Jusuf Kalla Ajak Semua Masyarakat Bersatu)
Pemerintah sampai sekarang, tegas Yuri masih tetap berpegang teguh pada protokol kesehatan dan pelaksanaan PSBB. “Karena harus fokus melaksanakan ini dan terus menerus. Ditunjang dengan melakukan masif, pemeriksaan yang masal yang masif, kemudian kontak tracing yang lebih agresif lagi. Kalau kita ketemukan kasusnya kita isolasi dengan yang baik, sebaik-baiknya. Dan kalau ada yang sakit kita obati sebaik-baiknya. Komitmen pemerintah tetap melakukan ini,” tegasnya.
Indikator keberhasilan pelaksanaan PSBB, kata Yuri, adalah seberapa banyak bisa mengendalikan pertambahan kasus baru dan juga mampu mengendalikan kasus kematian. “Ini yang harus kita lakukan,” katanya.
Yuri pun mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang melakukan kajian untuk skenenario relaksasi PSBB. “Memang benar bahwa kami sekarang, pemerintah saat ini, sedang melakukan berbagai macam kajian, berbagai macam skenario yang kemudian akan kita kembangkan,” terangnya.
Yuri menjelaskan relaksasi ini dilakukan ketika pengendalian COVID-19 telah berhasil. “Dan pasti nantinya akan dilaksanakan apabila kondisi pengendalian penyakitnya sudah memungkinkan untuk dilakukan relaksasi, dilakukan upaya untuk mengendorkan pembatasan-pembatasan di bidang PSBB,” jelasnya.
Kajian relakasasi ini, lanjut Yuri, dilakukan karena masalah COVID-19 di daerah berbeda-beda. “Kami sedang melakukan kajian ini, karena problem dari setiap daerah dari tiap-tiap provinsi dari tiap-tiap kabupaten/kota tidak sama. Oleh karena itu menunjukkan kajian data yang komprehensif oleh semua pihak dan ini yang sekarang sedang disusun oleh pemerintah.”
Namun, kajian relaksasi PSBB ini tidak dimaknai bahwa telah diberlakukan. “Mohon untuk tidak dimaknai bahwa sekarang sudah diberlakukan. Karena kalau kemudian relaksasi ini tidak terukur, maka yang terjadi adalah penularan-penularan akibat ada perasaan merasa sudah tidak perlu pakai masker, merasa tidak perlu lagi menjaga jarak, merasa tidak dapat menghindari kerumunan,” tutur dia.
Kalau relaksasi PSBB saat ini dilakukan maka penularan akan semakin banyak. Menurutnya, kasus positif yang kita dapatkan akan semakin banyak dan ini akan semakin menyulitkan. "Oleh karena itu, mari bersama-sama, mari bangkit bergotong-royong. Permasalahan ini bukan permasalahan satu orang, bukan permasalahan sekelompok orang tapi permasalahan seluruh orang di muka bumi.“ (Baca juga: Muhammadiyah Tolak Berdamai dengan Covid-19)
“Oleh karena itu, mari kita kembali untuk membangkitkan semangat gotong-royong, semangat kebersamaan, semangat saling membantu, saling melindungi agar pandemi COVID-19 bisa segera kita kendalikan,” sambung Yuri.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda