Setiap Potensi Penyebaran Ideologi Radikalisme Harus Ditutup
Rabu, 07 April 2021 - 10:00 WIB
JAKARTA - Banyak konsep untuk membendung penyebaran radikalisme . Setiap potensi penyebaran ideologi radikalisme di Tanah Air harus ditutup.
"Selain pencegahan secara masif dan komprehensif oleh negara, pencegahan radikalisme dimulai dari keluarga," ujar Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi, Rabu (7/4/2021). Baca juga: Menyuarakan Persatuan Dinilai Efektif Mencegah Paham Radikalisme
Keluarga atau orang tua dinilai sosok yang kemudian dicontoh anak-anaknya. Menurut dia, keluarga adalah hulu yang paling utama dalam membendung ideologi radikalisme.
Sehingga, peran keluarga amat penting apalagi kalangan anak muda adalah usia rentan terpapar radikalisme. "Keluarga menjadi kekuatan penting untuk berusaha melawan radikalisme. Kontra radikal bisa dilawan lewat keluarga, paling awal," tuturnya.
Dia melanjutkan walaupun ada beberapa kasus seorang anak menemukan ideologi radikalisme sendiri atau disebut self radicalism. Namun, tetap sebenarnya peran orang tua mengawasi anak-anaknya menjadi dominan.
Islah mengatakan masuknya ideologi radikalisme ke satu negara karena ada celah kosong. "Negara tidak boleh diam. Negara harus menggunakan tangan besi. Kalau kita lemah mengatasi ini, semua akan terlambat," ucapnya.
Dia pun memberikan contoh beberapa negara yang terlambat membendung ideologi radikalisme, seperti Filipina, Somalia, dan Sudan. Kata Islah, negara-negara itu lemah mengantisipasi masuknya ideologi radikalisme.
"Banyak produk-produk mulai dari aturan sampai program yang seharusnya dilakukan. Kalau negara lemah, ideologi-ideologi radikal akan masuk secara leluasa," katanya.
"Selain pencegahan secara masif dan komprehensif oleh negara, pencegahan radikalisme dimulai dari keluarga," ujar Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi, Rabu (7/4/2021). Baca juga: Menyuarakan Persatuan Dinilai Efektif Mencegah Paham Radikalisme
Keluarga atau orang tua dinilai sosok yang kemudian dicontoh anak-anaknya. Menurut dia, keluarga adalah hulu yang paling utama dalam membendung ideologi radikalisme.
Sehingga, peran keluarga amat penting apalagi kalangan anak muda adalah usia rentan terpapar radikalisme. "Keluarga menjadi kekuatan penting untuk berusaha melawan radikalisme. Kontra radikal bisa dilawan lewat keluarga, paling awal," tuturnya.
Dia melanjutkan walaupun ada beberapa kasus seorang anak menemukan ideologi radikalisme sendiri atau disebut self radicalism. Namun, tetap sebenarnya peran orang tua mengawasi anak-anaknya menjadi dominan.
Islah mengatakan masuknya ideologi radikalisme ke satu negara karena ada celah kosong. "Negara tidak boleh diam. Negara harus menggunakan tangan besi. Kalau kita lemah mengatasi ini, semua akan terlambat," ucapnya.
Dia pun memberikan contoh beberapa negara yang terlambat membendung ideologi radikalisme, seperti Filipina, Somalia, dan Sudan. Kata Islah, negara-negara itu lemah mengantisipasi masuknya ideologi radikalisme.
"Banyak produk-produk mulai dari aturan sampai program yang seharusnya dilakukan. Kalau negara lemah, ideologi-ideologi radikal akan masuk secara leluasa," katanya.
tulis komentar anda