Urgensi Literasi Digital untuk Masa Depan Indonesia
Selasa, 30 Maret 2021 - 05:15 WIB
Nadia Fairuza
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS)
INTERNET merupakan kebutuhan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masa kini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pengguna internet di Indonesia meningkat 22% selama periode 2015-2019. Peningkatan terbesar berasal dari perkotaan, 55%. Penambahan pengguna internet dari pedesaan berjumlah 31%.
Selain itu, pandemi Covid-19 semakin memperlihatkan betapa vitalnya peran internet. Keterbatasan gerak menyebabkan peningkatan aktivitas masyarakat di dunia maya. Berdasarkan temuan dari Google, Temasek, dan Bain & Company (2020), konsumen baru yang berbelanja melalui e-commerce meningkat 37% selama pandemi.
Sebelum pandemi, persentase masyarakat berusia 5-24 tahun yang menggunakan internet meningkat dalam empat tahun terakhir, dari 33,98% ke 59,3%. Seperempat dari populasi pengguna internet di Indonesia adalah anak-anak dan remaja. Dapat diperkirakan adanya peningkatan pengguna internet di kalangan anak-anak dan remaja selama masa pandemi akibat kebijakan belajar dari rumah (BDR). Peningkatan aktivitas secara daring selama masa pandemi ini semakin memperkuat urgensi peningkatan digital literasi bagi masyarakat.
Apa Itu Literasi Digital?
Tidak hanya mencakup kemampuan mengoperasikan gawai pintar dan internet, literasi digital adalah kemampuan untuk memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang didapat melalui berbagai sumber digital secara bertanggung jawab. Tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia, sayangnya, tidak diimbangi kemampuan literasi digital yang mumpuni. Faktanya, di masa pandemi ini banyak masyarakat Indonesia yang mudah percaya dengan hoaks dan misinformasi tentang Covid-19.
Berdasarkan hasil survei dari Cluster Innovation and Governance (CIGO) Universitas Indonesia kepada 772 responden di DKI Jakarta pada September lalu, 21% dari mereka percaya bahwa Covid-19 merupakan rekayasa elite global. Dapat disimpulkan bahwa rendahnya literasi digital dapat memengaruhi usaha pemerintah dan masyarakat untuk menangani pandemi ini.
Berdasarkan data dari Economist Intelligence Unit 2020, Indonesia berada di peringkat 61 dari 100 negara terkait dengan kesiapan menggunakan internet. Posisi Indonesia lebih rendah dan tertinggal cukup jauh dari negara tetangga seperti Singapura (peringkat 22) dan Malaysia (peringkat 33).
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS)
INTERNET merupakan kebutuhan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masa kini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pengguna internet di Indonesia meningkat 22% selama periode 2015-2019. Peningkatan terbesar berasal dari perkotaan, 55%. Penambahan pengguna internet dari pedesaan berjumlah 31%.
Selain itu, pandemi Covid-19 semakin memperlihatkan betapa vitalnya peran internet. Keterbatasan gerak menyebabkan peningkatan aktivitas masyarakat di dunia maya. Berdasarkan temuan dari Google, Temasek, dan Bain & Company (2020), konsumen baru yang berbelanja melalui e-commerce meningkat 37% selama pandemi.
Sebelum pandemi, persentase masyarakat berusia 5-24 tahun yang menggunakan internet meningkat dalam empat tahun terakhir, dari 33,98% ke 59,3%. Seperempat dari populasi pengguna internet di Indonesia adalah anak-anak dan remaja. Dapat diperkirakan adanya peningkatan pengguna internet di kalangan anak-anak dan remaja selama masa pandemi akibat kebijakan belajar dari rumah (BDR). Peningkatan aktivitas secara daring selama masa pandemi ini semakin memperkuat urgensi peningkatan digital literasi bagi masyarakat.
Apa Itu Literasi Digital?
Tidak hanya mencakup kemampuan mengoperasikan gawai pintar dan internet, literasi digital adalah kemampuan untuk memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang didapat melalui berbagai sumber digital secara bertanggung jawab. Tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia, sayangnya, tidak diimbangi kemampuan literasi digital yang mumpuni. Faktanya, di masa pandemi ini banyak masyarakat Indonesia yang mudah percaya dengan hoaks dan misinformasi tentang Covid-19.
Berdasarkan hasil survei dari Cluster Innovation and Governance (CIGO) Universitas Indonesia kepada 772 responden di DKI Jakarta pada September lalu, 21% dari mereka percaya bahwa Covid-19 merupakan rekayasa elite global. Dapat disimpulkan bahwa rendahnya literasi digital dapat memengaruhi usaha pemerintah dan masyarakat untuk menangani pandemi ini.
Berdasarkan data dari Economist Intelligence Unit 2020, Indonesia berada di peringkat 61 dari 100 negara terkait dengan kesiapan menggunakan internet. Posisi Indonesia lebih rendah dan tertinggal cukup jauh dari negara tetangga seperti Singapura (peringkat 22) dan Malaysia (peringkat 33).
Lihat Juga :
tulis komentar anda