Sebut Deteksi Mutasi B117 Terlambat, Menkes: Ngetesnya Kurang
Jum'at, 26 Maret 2021 - 16:40 WIB
JAKARTA - Menteri Kesehatan ( Menkes), Budi Gunadi Sadikin akui mutasi COVID-19 dari Inggris atau yang dikenal dengan mutasi B117 terlambat dideteksi di Indonesia. Padahal, virus ini sudah menyebar di sebagian negara tetangga Indonesia.
Budi pun menceritakan pertama kali dia menjabat sebagai Menkes dimana pada saat itu Indonesia hanya bisa melakukan testing untuk menemukan mutasi virus dengan Whole Genome Sequencing hanya sebanyak 172 jenis dalam 8 bulan pandemi COVID-19.
“Virus ini berubah. Waktu saya masuk 23 Desember, kita baru ngetes 172 jenis namanya whole genome sequencing, kita lihat tuh RNA dan DNA nya si virus. Ini tipe yang mana, mutasi yang mana,” ujar Budi dalam Manager Forum ke-55 secara virtual, Jumat (26/3/2021).
Dia pun terheran-heran bahwa negara-negara tetangga sudah mendeteksi B117 ini, namun Indonesia belum terdeteksi. “Nah kita tahu, ternyata oh di Indonesia belum ada mutasi dari Inggris. Waktunya yang menyebar banyak tuh yang penularannya tinggi sekali itu yang mutasi dari Inggris. Waktu begitu saya lihat, Singapura udah, Malaysia udah, Brunei udah, nah kok Indonesia enggak ada.”
Budi mengakui bahwa pengetesan virus dengan whole genome sequencing di Indonesia masih sangat kurang. “Orang-orang bilang orang di kita sangat religius, jadi Tuhan sayang sama kita. Saya bilang, ini bukan religius, karena ngetesnya kurang. Karena di Inggris bisa 10 ribu di kita cuma 172 dalam 1 tahun,” jelasnya.
Kemudian, Budi bersama dengan Menristek Bambang Brodjonegoro bekerja sama untuk meningkatkan pengetesan ini. “Kemudian 8 Januari, saat duduk sama Pak Bambang Brodjo bahwa kita punya 12 lab, ada di saya dan Pak Bambang Brodjo yang bisa melakukan uji whole genome sequencing.”
“Itu adalah teknik sequencing dari si virus untuk liat mutasi yang mana, yang punya hanya tempatnya saya dan Pak Bambang. Kita yang tadinya cuma 172 dalam 12 bulan, kita lakukan 600 dalam 3 bulan, ketemu,” sambungnya. Baca juga: Menkes: Suntikan Vaksinasi COVID-19 Dosis 1 dan 2 Tembus 10 Juta
Sehingga dengan upaya ini, kata BGS, mutasi B117 terdeteksi di Indonesia. “Jadi masuk di Indonesia dari dari Timur Tengah yang kita ada 7 kasus, 5 itu imported case dari Timur Tengah. Nah ini pasti dalam 8 sampai 12 bulan akan naik. Nah itu yang sekarang kejadian di Eropa. Jadi kasus di Eropa itu naik kembali,” paparnya.
Budi pun menceritakan pertama kali dia menjabat sebagai Menkes dimana pada saat itu Indonesia hanya bisa melakukan testing untuk menemukan mutasi virus dengan Whole Genome Sequencing hanya sebanyak 172 jenis dalam 8 bulan pandemi COVID-19.
“Virus ini berubah. Waktu saya masuk 23 Desember, kita baru ngetes 172 jenis namanya whole genome sequencing, kita lihat tuh RNA dan DNA nya si virus. Ini tipe yang mana, mutasi yang mana,” ujar Budi dalam Manager Forum ke-55 secara virtual, Jumat (26/3/2021).
Dia pun terheran-heran bahwa negara-negara tetangga sudah mendeteksi B117 ini, namun Indonesia belum terdeteksi. “Nah kita tahu, ternyata oh di Indonesia belum ada mutasi dari Inggris. Waktunya yang menyebar banyak tuh yang penularannya tinggi sekali itu yang mutasi dari Inggris. Waktu begitu saya lihat, Singapura udah, Malaysia udah, Brunei udah, nah kok Indonesia enggak ada.”
Budi mengakui bahwa pengetesan virus dengan whole genome sequencing di Indonesia masih sangat kurang. “Orang-orang bilang orang di kita sangat religius, jadi Tuhan sayang sama kita. Saya bilang, ini bukan religius, karena ngetesnya kurang. Karena di Inggris bisa 10 ribu di kita cuma 172 dalam 1 tahun,” jelasnya.
Kemudian, Budi bersama dengan Menristek Bambang Brodjonegoro bekerja sama untuk meningkatkan pengetesan ini. “Kemudian 8 Januari, saat duduk sama Pak Bambang Brodjo bahwa kita punya 12 lab, ada di saya dan Pak Bambang Brodjo yang bisa melakukan uji whole genome sequencing.”
“Itu adalah teknik sequencing dari si virus untuk liat mutasi yang mana, yang punya hanya tempatnya saya dan Pak Bambang. Kita yang tadinya cuma 172 dalam 12 bulan, kita lakukan 600 dalam 3 bulan, ketemu,” sambungnya. Baca juga: Menkes: Suntikan Vaksinasi COVID-19 Dosis 1 dan 2 Tembus 10 Juta
Sehingga dengan upaya ini, kata BGS, mutasi B117 terdeteksi di Indonesia. “Jadi masuk di Indonesia dari dari Timur Tengah yang kita ada 7 kasus, 5 itu imported case dari Timur Tengah. Nah ini pasti dalam 8 sampai 12 bulan akan naik. Nah itu yang sekarang kejadian di Eropa. Jadi kasus di Eropa itu naik kembali,” paparnya.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda