Hindari Salat Id dengan Jamaah Masif
Rabu, 20 Mei 2020 - 06:10 WIB
Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi juga kembali menegaskan bahwa penyelenggaraan salat id di luar rumah dengan jumlah jamaah sangat banyak dan minim protokol kesehatan rawan memicu persebaran Covid-19. Laporan Badan Intelijen Negara (BIN) juga menyebutkan bahwa jika salat id digelar di luar rumah bisa menyebabkan pelonjakan kasus baru Covid-19 secara signifikan. “Makanya kegiatan keagamaan harus dilakukan di dalam rumah sendiri, bersama keluarga inti, dan pembatasan kegiatan di tempat dan fasilitas umum,” katanya.
Fachrul Razi pun mengapresiasi umat Islam karena selama ini telah mengikuti imbauan pemerintah untuk melaksanakan ibadah di rumah saat Ramadan. "Pada dasarnya (pelaksanaan ibadah di rumah) sangat baiknya, terutama tarawih di rumah," ujarnya.
Menag juga mencatat banyak dampak baik dalam pelaksanaan ibadah di rumah. Menag berharap masyarakat dapat terus mengikuti imbauan pemerintah dalam pelaksanaan ibadah di rumah hingga masa Idul Fitri.
Bagian dari Menjalankan Syariat Agama
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud mengatakan, Lebaran kali ini memang situasinya agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Banyak budaya yang sudah menancap di hati masyarakat, khususnya umat Islam, terpaksa hilang. Ketika mau meninggalkan sesuatu yang sudah biasa dilakukan pasti rasanya sangat berat. “Namun, kebiasaan yang sudah ada itu jangan sampai ditinggalkan karena yang dilarang adalah kumpul-kumpulnya," tutur Kiai Marsudi kemarin.
Di sisi lain, menjaga jiwa itu merupakan kewajiban dan menjadi tujuan syariah Islam yang terbesar dan paling utama. Dalam kondisi apa pun, makna Idul Fitri tidak akan pernah berkurang. Hal yang terpenting adalah bagaimana bisa menerima keadaan karena semua ini berasal dari Allah SWT.
Ketika seseorang menjalankan Idul Fitri di rumah, hal itu sebenarnya juga sedang menjalankan perintah agama, antara lain menjaga jiwa, itu perintah agama yang paling utama. “Jadi salat di rumah ya menjaga perintah agama, mencegah penularan penyakit semua sesungguhnya juga sedang menjalankan perintah agama," urainya.
Mengikuti aturan-aturan yang diterapkan pemerintah dalam PSBB sekarang ini, tutur Marsudi, juga dalam rangka menjalankan perintah agama. Untuk itu, umat Islam bisa menaati imbauan-imbauan dari pemerintah karena demi kemaslahatan bersama. (Baca juga: PBNU Sebut Salat Idul Fitri di rumah Bagian dari Menjalankan Syariat Agama)
Di Jawa Barat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat juga mengimbau seluruh warga untuk melaksanakan salat Idul Fitri 1441 di rumah masing-masing agar terhindar dari virus korona. Imbauan tersebut disampaikan mengingat pandemi Covid-19 di Jabar belum berakhir, sehingga belum memungkinkan untuk menggelar salat Idul Fitri, baik di lahan terbuka maupun masjid.
Ketua MUI Jabar Rachmat Syafe'i mengakui, sebelumnya MUI telah mengeluarkan fatwa terkait pelaksanaan salat Idul Fitri. Dalam fatwa disebutkan bahwa masyarakat yang tinggal di wilayah rentan penyebaran Covid-19 diminta melaksanakan takbiran dan salat Idul Fitri di rumah.
Fachrul Razi pun mengapresiasi umat Islam karena selama ini telah mengikuti imbauan pemerintah untuk melaksanakan ibadah di rumah saat Ramadan. "Pada dasarnya (pelaksanaan ibadah di rumah) sangat baiknya, terutama tarawih di rumah," ujarnya.
Menag juga mencatat banyak dampak baik dalam pelaksanaan ibadah di rumah. Menag berharap masyarakat dapat terus mengikuti imbauan pemerintah dalam pelaksanaan ibadah di rumah hingga masa Idul Fitri.
Bagian dari Menjalankan Syariat Agama
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud mengatakan, Lebaran kali ini memang situasinya agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Banyak budaya yang sudah menancap di hati masyarakat, khususnya umat Islam, terpaksa hilang. Ketika mau meninggalkan sesuatu yang sudah biasa dilakukan pasti rasanya sangat berat. “Namun, kebiasaan yang sudah ada itu jangan sampai ditinggalkan karena yang dilarang adalah kumpul-kumpulnya," tutur Kiai Marsudi kemarin.
Di sisi lain, menjaga jiwa itu merupakan kewajiban dan menjadi tujuan syariah Islam yang terbesar dan paling utama. Dalam kondisi apa pun, makna Idul Fitri tidak akan pernah berkurang. Hal yang terpenting adalah bagaimana bisa menerima keadaan karena semua ini berasal dari Allah SWT.
Ketika seseorang menjalankan Idul Fitri di rumah, hal itu sebenarnya juga sedang menjalankan perintah agama, antara lain menjaga jiwa, itu perintah agama yang paling utama. “Jadi salat di rumah ya menjaga perintah agama, mencegah penularan penyakit semua sesungguhnya juga sedang menjalankan perintah agama," urainya.
Mengikuti aturan-aturan yang diterapkan pemerintah dalam PSBB sekarang ini, tutur Marsudi, juga dalam rangka menjalankan perintah agama. Untuk itu, umat Islam bisa menaati imbauan-imbauan dari pemerintah karena demi kemaslahatan bersama. (Baca juga: PBNU Sebut Salat Idul Fitri di rumah Bagian dari Menjalankan Syariat Agama)
Di Jawa Barat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat juga mengimbau seluruh warga untuk melaksanakan salat Idul Fitri 1441 di rumah masing-masing agar terhindar dari virus korona. Imbauan tersebut disampaikan mengingat pandemi Covid-19 di Jabar belum berakhir, sehingga belum memungkinkan untuk menggelar salat Idul Fitri, baik di lahan terbuka maupun masjid.
Ketua MUI Jabar Rachmat Syafe'i mengakui, sebelumnya MUI telah mengeluarkan fatwa terkait pelaksanaan salat Idul Fitri. Dalam fatwa disebutkan bahwa masyarakat yang tinggal di wilayah rentan penyebaran Covid-19 diminta melaksanakan takbiran dan salat Idul Fitri di rumah.
tulis komentar anda