Mikroplastik, Bom Waktu dari Laut
Senin, 15 Maret 2021 - 13:03 WIB
)
Reza mengungkapkan, riset yang dilakukan di muara Sungai Cilincing dan Sungai Marunda yang mengarah ke Teluk Jakata, pada Maret-April 2020 menunjukkan, plastik dari APD menyumbang 16% dari keseluruhan sampah plastik. Sampah APD terdiri atas 780 item atau seberat 0,13 ton per harinya.
Menurutnya, plastik mendominasi sampah di muara sungai yakni sebanyak 46-57% dari total sampah yang ada. Secara umum jumlah sampah yang ditemukan meningkat 5% dibanding survei sebelumnya pada 2016. Kendati demikian, dari sisi beratnya justru menurun sebesar 28%. Artinya, ada peningkatan sampah berbahan plastik yang memang relatif lebih ringan.
“Sangat mungkin mikroplastik di laut akan lebih tinggi di masa mendatang karena saat ini banyak sampah plastik dari APD yang masuk ke lingkungan. Padahal, riset kami pada 2015 dan 2016, sampah APD ini belum kami temukan,” ujarnya.
Masker diperkirakan menjadi salah satu penyumbang tertinggi mikroplastik dari sampah APD. Salah satu penyebabnya masker berbahan dasar polypropylene yang cenderung lebih rapuh dibandingkan jenis plastik lain.
Setelah setahun pandemi di Indonesia, belum ada riset terbaru terkait bertambah atau menurun jumlah sampah APD yang mengalir ke laut. Namun, Reza mengaku, pengamatan visual yang dilakukan pada Januari 2021 masih ditemukan sampah APD yang tersangkut di jaring sampah milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Melonjak Saat Pandemi
Selama pandemi, memang terjadi lonjakan limbah medis yang dihasilkan, termasuk di dalamnya sampah APD. Data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan, selama periode Maret 2020-Februari 2021 volume sampah medis naik 30-50% dengan total timbulan mencapai 6.417,95 ton. Untuk itu, perlu langkah penanganan lebih serius dari pemerintah agar sampah APD yang dibuang ke lingkungan tidak semakin bertambah.
)
Pada penelitian lain disebutkan, kandungan mikroplastik ditemukan di banyak perairan di Tanah Air. Salah satunya di Teluk Benoa, Bali. Di permukaan air teluk ini, kandungan mikroplastik rata-rata 0,62 partikel/meter3.
Reza mengungkapkan, riset yang dilakukan di muara Sungai Cilincing dan Sungai Marunda yang mengarah ke Teluk Jakata, pada Maret-April 2020 menunjukkan, plastik dari APD menyumbang 16% dari keseluruhan sampah plastik. Sampah APD terdiri atas 780 item atau seberat 0,13 ton per harinya.
Menurutnya, plastik mendominasi sampah di muara sungai yakni sebanyak 46-57% dari total sampah yang ada. Secara umum jumlah sampah yang ditemukan meningkat 5% dibanding survei sebelumnya pada 2016. Kendati demikian, dari sisi beratnya justru menurun sebesar 28%. Artinya, ada peningkatan sampah berbahan plastik yang memang relatif lebih ringan.
“Sangat mungkin mikroplastik di laut akan lebih tinggi di masa mendatang karena saat ini banyak sampah plastik dari APD yang masuk ke lingkungan. Padahal, riset kami pada 2015 dan 2016, sampah APD ini belum kami temukan,” ujarnya.
Masker diperkirakan menjadi salah satu penyumbang tertinggi mikroplastik dari sampah APD. Salah satu penyebabnya masker berbahan dasar polypropylene yang cenderung lebih rapuh dibandingkan jenis plastik lain.
Setelah setahun pandemi di Indonesia, belum ada riset terbaru terkait bertambah atau menurun jumlah sampah APD yang mengalir ke laut. Namun, Reza mengaku, pengamatan visual yang dilakukan pada Januari 2021 masih ditemukan sampah APD yang tersangkut di jaring sampah milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Melonjak Saat Pandemi
Selama pandemi, memang terjadi lonjakan limbah medis yang dihasilkan, termasuk di dalamnya sampah APD. Data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan, selama periode Maret 2020-Februari 2021 volume sampah medis naik 30-50% dengan total timbulan mencapai 6.417,95 ton. Untuk itu, perlu langkah penanganan lebih serius dari pemerintah agar sampah APD yang dibuang ke lingkungan tidak semakin bertambah.
)
Pada penelitian lain disebutkan, kandungan mikroplastik ditemukan di banyak perairan di Tanah Air. Salah satunya di Teluk Benoa, Bali. Di permukaan air teluk ini, kandungan mikroplastik rata-rata 0,62 partikel/meter3.
Lihat Juga :
tulis komentar anda