Kubu AHY Sebut Moeldoko seperti Hulu Balang Istana yang Ingin Jadi Raja

Sabtu, 13 Maret 2021 - 09:14 WIB


Lebih lanjut Wilem mengatakan, dorongan syahwat dan ambisi yang begitu besar untuk menjadi orang nomor satu di partai yang disebutnya menganeksasi jabatan Ketum Demokrat secara paksa, tanpa perlu bersusah payah membentuk partai baru, dan juga kesempatan kudeta, agaknya tidak mungkin bisa dilewatkan.

"Apalagi punya "aji mumpung" masih mendapatkan "backing" dari nama besar dan pengaruh sebagai orang dekat di lingkaran istana (Abdi Dalem Istana). Karenanya KSP Moeldoko confirm untuk tetap melanjutkan rencana kudetanya. Ia seperti meyakini bahwa pihak Istana dan kolega politik di pemerintah, termasuk otoritas yang memegang kendali "pengesahan parpol sebagai badan hukum" di Kemenkum & HAM, dapat mereka kendalikan," katanya.

Kata Wilem, sepertinya sebagai pejabat teras di lingkaran Istana Kepresidenan, KSP Moeldoko merasa kekuatan embel embel "Abdi Dalem Istana" dapat digunakan untuk menekan dan "menakut nakuti" para kader Demokrat (di struktural DPD, DPC, hingga PAC di seluruh Indonesia) untuk membelot menyingkirkan Ketum AHY.

"Mereka menilai AHY akan mudah untuk disingkirkan, karena pengaruh kekuasaan hari ini sangat kuat mengendalikan simpul simpul kekuasaan politik di Jakarta (belajar dari preseden kisruh Golkar dan PPP dimasa lalu)," ucapnya.

Selain itu, KSP Moeldoko cs, dan kompatriotnya seperti Jhony Alen, Marzuki Ali dan Nazaruddin, seolah menduga bahwa Ketum AHY yang masih berusia muda, tidak akan sanggup menghadapi rencana kudeta yang mereka siapkan.

Menurutnya, pengaruh Istana 'secara defacto' tentu dapat melemahkan 'daya juang dan loyalitas' para Ketua Ketua DPD dan DPC, di seluruh Indonesia sehingga dapat menghancurkan daya juang Ketum AHY.

Namun mereka keliru. Faktanya, kata Wilem, loyalitas Ketua-Ketua DPD dan DPC di seluruh Indonesia tidak bisa dibeli oleh tawaran tawaran 'pragmatisme', baik melalui bujuk rayu maupun janji-janji sejumlah uang yang cukup besar, serta jaminan nama penting di lingkaran Istana yang dikomandoi oleh KSP Moeldoko.

Pada faktanya juga, Wilem menegaskan, Ketum AHY masih berdiri kokoh dan tidak tegoyahkan. "Justru kudeta "Abdi Dalem Istana" yang keblinger itu, secara perlahan berubah menjadi "dagelan" dan bagai cerita fiksi di negeri dongeng.

"Seperti kisah hulu balang istana, mendeklarasikan dirinya menjadi raja palsu yang ditolak oleh rakyat karena tidak mengenal asal usulnya," katanya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More