UMKM Tumbuh Pesat, Wali Kota Banda Aceh Gencar Perangi Praktik Rentenir
Rabu, 10 Maret 2021 - 16:45 WIB
Selain memudahkan akses permodalan, Pemkot Banda Aceh juga turut membantu pemasaran lembaga tersebut juga ditujukan agar UMKM bisa terus bertumbuh dan meningkat pendapatannya.
Selain usaha mikro, sektor lainnya yang terus digenjot yakni pariwisata. Terlebih lagi, jumlah wisatawan menurun drastis, terutama selama pandemi Covid-19. Pada 2019, jumlah kunjungan wisatawan sempat menembuh 503 ribu orang. Namun, merosot tajam tahun lalu menjadi 172 ribu orang atau berkurang 393 ribu wisatawan.
Baca juga: Sudah Ada Kredit Anti-Rentenir, Lintah Darat Bakal Kocar-Kacir
Padahal, Banda Aceh memiliki pariwisata yang cukup banyak. Salah satu minat yang dikembangkan yaitu wisata religi seperti makam pahlawan, raja. Selain itu ada juga wisata kuliner, termasuk pengembangan produk kopi Aceh yang menjadi salah satu andalan komoditas utama.
Kota Banda Aceh juga berupaya meningkatkan sektor pendidikan dan kesehatan yang diharapkan nantinya juga bisa menopang sektor pariwisata dan perekonomian sehingga membantu terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Aminullah mengatakan perlahan daerahnya bertumbuh positif. Dalam perkembangan indeks pembangunan manusia (IPM), Banda Aceh mengalami kenaikan dari 85,07 di 2019 menjadi 85,41 pada 2020 atau menduduki peringkat kedua setelah Yogyakarta. Demikian juga, angka kemiskinan turun dari 7,22 persen menjadi 6,90 persen dari total penduduk saat ini sekitar 248 ribu jiwa. Bahkan, dari segi pengelolaan keuangan daerah, Banda Aceh juga mendapat hasil audit BPK opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sebanyak 12 kali berturut-turut.
"Kami akan terus berupaya membantu agar ekonomi, UMKM, pariwisata, pendidikan, kesehatan terus meningkat. Ini sesuai dengan visi kami yakni mewujudkan Banda Aceh yang gemilang dalam bingkai syariah," tegasnya.
Selain usaha mikro, sektor lainnya yang terus digenjot yakni pariwisata. Terlebih lagi, jumlah wisatawan menurun drastis, terutama selama pandemi Covid-19. Pada 2019, jumlah kunjungan wisatawan sempat menembuh 503 ribu orang. Namun, merosot tajam tahun lalu menjadi 172 ribu orang atau berkurang 393 ribu wisatawan.
Baca juga: Sudah Ada Kredit Anti-Rentenir, Lintah Darat Bakal Kocar-Kacir
Padahal, Banda Aceh memiliki pariwisata yang cukup banyak. Salah satu minat yang dikembangkan yaitu wisata religi seperti makam pahlawan, raja. Selain itu ada juga wisata kuliner, termasuk pengembangan produk kopi Aceh yang menjadi salah satu andalan komoditas utama.
Kota Banda Aceh juga berupaya meningkatkan sektor pendidikan dan kesehatan yang diharapkan nantinya juga bisa menopang sektor pariwisata dan perekonomian sehingga membantu terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Aminullah mengatakan perlahan daerahnya bertumbuh positif. Dalam perkembangan indeks pembangunan manusia (IPM), Banda Aceh mengalami kenaikan dari 85,07 di 2019 menjadi 85,41 pada 2020 atau menduduki peringkat kedua setelah Yogyakarta. Demikian juga, angka kemiskinan turun dari 7,22 persen menjadi 6,90 persen dari total penduduk saat ini sekitar 248 ribu jiwa. Bahkan, dari segi pengelolaan keuangan daerah, Banda Aceh juga mendapat hasil audit BPK opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sebanyak 12 kali berturut-turut.
"Kami akan terus berupaya membantu agar ekonomi, UMKM, pariwisata, pendidikan, kesehatan terus meningkat. Ini sesuai dengan visi kami yakni mewujudkan Banda Aceh yang gemilang dalam bingkai syariah," tegasnya.
(zik)
tulis komentar anda