SBY Sebut Ada Petinggi Bintang 4 Lakukan Fitnah Kejam
Minggu, 28 Februari 2021 - 14:37 WIB
JAKARTA - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan, dalam melayani kemungkaran janganlah digunakan cara-cara yang sama-sama mungkarnya. Hal itu disampaikan SBY yang kemudian muncul dalam sebuah tayangan di Channel YouTube, Minggu (28/2/2021).
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menyatakan, video itu baru, meski masih terkait dengan video sebelumnya. Dalam video kali ini, SBY membeberkan sejumlah fitnah kejam ke dirinya juga partai Demokrat. SBY mengatakan, meskipun partainya sering tidak mudah mendapatkan keadilan, dia meminta kader-kader partai tetap menjadi pihak yang menghormati konstitusi, hukum dan tatanan yang berlaku. "Sebagai warga negara, bukan sebagai mantan presiden saya juga kerap menghadapi isu keadilan ini," ungkapnya.
Dia menuturkan, dahulu di 2017 ketika tengah digelar Pilkada DKI Jakarta dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi salah satu calon gubernur, rumahnya di kawasan Kuningan, Jakarta digeruduk oleh ratusan massa. "Sebenarnya banyak yang tahu siapa penggerak aksi penggerudukan itu, namun hingga kini keadilan tidak pernah datang," ungkap SBY.
Masih di momen Pilkada DKI, SBY mengatakan, satu hari menjelang pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta 2017, dirinya yang saat itu menjabat ketua umum partai kembali mendapatkan fitnah yang kejam yang dilakukan oleh salah satu orang yang diduga dekat dengan penguasa. "Ketika saya gunakan hak saya untuk mengadukam pemfitnah kepada kepolisian, keadilan yang saya harapkan juga tidak pernah tiba," ujar Presiden Keenam RI itu.
Kemudian, kata dia, pada Desember 2018 ketika dirinya menghadiri kegiatan Partai Demokrat di Riau, ratusan Baliho Partai yang ada foto dirinya dan foto almarhumah istrinya, Ani Herawati direbahkan, dirobek-robek dan dibuang ke selokan. "Di tengah kesedihan dan kemarahan kader Demokrat di Riau sambil secara tegas saya larang mereka melakukan pembalasan yang sama ingin mereka lakukan demi kehormatan partai waktu itu yang kami harapkan adalah tegaknya hukum dan keadilan. Sayang keadilan itu hanyalah sebuah harapan," tuturnya.
Tak hanya itu, SBY juga mengaku mendapatkan fitnah yang datang ke dirinya dan Demokrat. Dia mengatakan, fitnah yang satu ini berkaitan dengan fitnah politik, dan itu juga kejam terhadap dirinya dan Partai Demokrat. Dia menyebutkan, para kader demokrat tahu bahwa pada 2 Desember 2018 yang lalu ada aksi massa yang jumlahnya sangat besar, yang kemudian terkenal dengan aksi 212. "Ternyata ada laporan baik yang secara serius disampaikan kepada Presiden Jokowi maupun tidak yang mengatakan SBY lah yang menunggangi, dan juga mendanai aksi 212 itu," katanya.
SBY mengatakan, informasi soal dirinya yang difitnah menunggangi aksi 212 itu disampaikan kepada dirinya oleh seorang petinggi berbintang empat, dan konon yang melaporkan kepada Presiden Jokowi adalah petinggi bintang 4 yang lain. Saat itu, sambung SBY, Ketika dirinya lakukan konfirmasi kepada Wiranto selaku Menko Polhukam saat itu, dan juga Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden keduanya membenarkan bahwa ada laporan seperti itu kepada Presiden Jokowi. Sementara itu, katanya, di sebuah lembaga resmi pemerintah juga dibangun opini tentang keterlibatan Partai Demokrat.
"Para kader, semuanya itu adalah fitnah yang kejam, keterlaluan, dan 100% tidak benar. Saya bersedia bersumpah di hadapan Allah SWT juga siap dipertemuakan dengan siapa pun yang memberikan laporan itu, kalau perlu di depan publik agar rakyat tahu siapa yang berdusta, dan agar kebenaran segera terkuak," pungkas dia.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menyatakan, video itu baru, meski masih terkait dengan video sebelumnya. Dalam video kali ini, SBY membeberkan sejumlah fitnah kejam ke dirinya juga partai Demokrat. SBY mengatakan, meskipun partainya sering tidak mudah mendapatkan keadilan, dia meminta kader-kader partai tetap menjadi pihak yang menghormati konstitusi, hukum dan tatanan yang berlaku. "Sebagai warga negara, bukan sebagai mantan presiden saya juga kerap menghadapi isu keadilan ini," ungkapnya.
Dia menuturkan, dahulu di 2017 ketika tengah digelar Pilkada DKI Jakarta dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi salah satu calon gubernur, rumahnya di kawasan Kuningan, Jakarta digeruduk oleh ratusan massa. "Sebenarnya banyak yang tahu siapa penggerak aksi penggerudukan itu, namun hingga kini keadilan tidak pernah datang," ungkap SBY.
Masih di momen Pilkada DKI, SBY mengatakan, satu hari menjelang pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta 2017, dirinya yang saat itu menjabat ketua umum partai kembali mendapatkan fitnah yang kejam yang dilakukan oleh salah satu orang yang diduga dekat dengan penguasa. "Ketika saya gunakan hak saya untuk mengadukam pemfitnah kepada kepolisian, keadilan yang saya harapkan juga tidak pernah tiba," ujar Presiden Keenam RI itu.
Kemudian, kata dia, pada Desember 2018 ketika dirinya menghadiri kegiatan Partai Demokrat di Riau, ratusan Baliho Partai yang ada foto dirinya dan foto almarhumah istrinya, Ani Herawati direbahkan, dirobek-robek dan dibuang ke selokan. "Di tengah kesedihan dan kemarahan kader Demokrat di Riau sambil secara tegas saya larang mereka melakukan pembalasan yang sama ingin mereka lakukan demi kehormatan partai waktu itu yang kami harapkan adalah tegaknya hukum dan keadilan. Sayang keadilan itu hanyalah sebuah harapan," tuturnya.
Tak hanya itu, SBY juga mengaku mendapatkan fitnah yang datang ke dirinya dan Demokrat. Dia mengatakan, fitnah yang satu ini berkaitan dengan fitnah politik, dan itu juga kejam terhadap dirinya dan Partai Demokrat. Dia menyebutkan, para kader demokrat tahu bahwa pada 2 Desember 2018 yang lalu ada aksi massa yang jumlahnya sangat besar, yang kemudian terkenal dengan aksi 212. "Ternyata ada laporan baik yang secara serius disampaikan kepada Presiden Jokowi maupun tidak yang mengatakan SBY lah yang menunggangi, dan juga mendanai aksi 212 itu," katanya.
SBY mengatakan, informasi soal dirinya yang difitnah menunggangi aksi 212 itu disampaikan kepada dirinya oleh seorang petinggi berbintang empat, dan konon yang melaporkan kepada Presiden Jokowi adalah petinggi bintang 4 yang lain. Saat itu, sambung SBY, Ketika dirinya lakukan konfirmasi kepada Wiranto selaku Menko Polhukam saat itu, dan juga Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden keduanya membenarkan bahwa ada laporan seperti itu kepada Presiden Jokowi. Sementara itu, katanya, di sebuah lembaga resmi pemerintah juga dibangun opini tentang keterlibatan Partai Demokrat.
"Para kader, semuanya itu adalah fitnah yang kejam, keterlaluan, dan 100% tidak benar. Saya bersedia bersumpah di hadapan Allah SWT juga siap dipertemuakan dengan siapa pun yang memberikan laporan itu, kalau perlu di depan publik agar rakyat tahu siapa yang berdusta, dan agar kebenaran segera terkuak," pungkas dia.
(cip)
tulis komentar anda