Kelompencapir dan Konvergensi Media (Hari Radio Sedunia 13 Februari)

Sabtu, 13 Februari 2021 - 05:00 WIB
Bersatu Dalam Perubahan

Model Kelompencapir modern ini menandakan radio di Indonesia terus bergerak mengikuti zaman dengan nyaman. Bagaimana dengan fakta banyak radio siaran sekarang mati? Itu bukan karena dilibas zaman semata tetapi pengelolanya tidak kreatif karena kuno. Mengelola radio siaran dituntut kreativitas tinggi dan harus terus menyelaraskan dengan perubahan zaman serta pola pendengar . Jika dikelola dengan manajemen ngeyel, merasa konsepnya selalu betul, hasilnya akan amburadul.

Meskipun menyelaraskan dengan perubahan zaman tetapi harus diingat bahwa sifat radio adalah suara. Radio merupakan media yang dapat dinikmati sambil beraktivitas dengan kemampuan menembus batas wilayah dengan cepat di mana media lain sulit menjangkau. Sistem radio streaming bisa diterima karena masih sesuai dengan karakter radio sebagai media suara. Jika pernah mendengar acara radio siaran seperti sandiwara radio, laporan pandangan mata, feature, diskusi dan sebagainya orang dapat membayangkan kesedihan, kegembiran, keindahan, dramatis karena suara radio menciptakan imajinasi atau theatre of mind. Seharusnya ini dipertahankan dengan cara mengelola dan mengolah setiap program radio. Memakai kanal YouTube atau Podcast anggaplah, seperti sekarang banyak dijual di toko oleh-oleh, singkong rasa keju, rasa coklat, rasa pedas, natural dan sebagainya tetapi aslinya adalah tetap singkong. Itu taktik memenuhi selera pasar. Yang aneh adalah jika radio ditelevisikan atau singkong buat getok kepala orang. Bisa, tapi berbahaya. Jika ”mentelevisikan” radio akan menghapus karakter radio dengan theatre of mind-nya dan tidak dapat lagi dinikmati sambil beraktivitas. Tidak ada cerita masakan gosong karena ibu-ibu menggoreng seraya mendengarkan radio.

Perkembangan radio masih panjang. Sistem analog membuat banyak orang ingin membangun stasiun radio terhambat karena kanal frekuensi habis. Kondisi tersebut menyebabkan harga stasiun radio, selama ini, mencapai miliaran bahkan belasan miliar di Jakarta. Itu hanya izin saja tidak termasuk peralatan atau gedung yang ditinggalkan, padahal frekuensi yang diperjualbelikan tersebut milik negara. Dalam waktu dekat sistem analog akan dimatikan diganti dengan radio digital di mana satu frekuensi radio analog (sekarang ini) mampu menampung lebih sepuluh stasiun radio. Artinya ke depan sangat mungkin dan terbuka muncul banyak radio siaran baru pada sistem digital yang lebih mudah, murah dengan jangkauan ke penjuru dunia. Sekali di udara terus melayani dunia.

Selamat Hari Radio Sedunia!
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(bmm)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More