Partisipasi Pemilih di Pemilu Sejumlah Negara Merosot saat Pandemi
Minggu, 17 Mei 2020 - 13:41 WIB
Pertama, kerangka hukum yang kompatibel dengan masa krisis dan sudah sejak lama ada yakni sistem early voting, home voting, overseas voting, shipboard voting, juga .
Kedua, ketersediaan anggaran yang memadai dan tepat waktu (dua kali lipat) untuk memaksimalkan disinfeksi. Ketiga, profesionalisme penyelenggara.
Keempat, lanjut dia, daya dukung optimal teknologi yakni ID Verification, Integrated Voter List System, Ballot Paper Printer, Counting Equipment. Kelima, disiplin pemilih yang menjadi kunci kesuksesan dan keenam, kepercayaan publik pada pemilu yang berbanding lurus dengan kepercayaan public pada kapasitas pemerintah dalam menangani Covid-19.
“Sementara, dilihat dari youtube penyelenggaraan pemilu di Korsel sangat tenang dan disiplin,” lanjut Titi.
Titi juga mengaitkan pelaksanaan Pilkada 2020 pada Desember 2020 dengan penyataan Presiden Joko Widodo agar masyarakat Indonesia berdamai dengan Covid-19.
Menurut dia, untuk berdamai ada proses yang memadai untuk menuju ke arah itu, untuk bisa beradaptasi dan melakukan pembiasaan maka diperlukan waktu, sumber daya, regulasi. Serta, epercayaan publik pada kapasitas negara.
“Kalau publik belum percaya negara bisa menangani Covid-19, belum bertemu kata berdamainya,” katanya.
Kedua, ketersediaan anggaran yang memadai dan tepat waktu (dua kali lipat) untuk memaksimalkan disinfeksi. Ketiga, profesionalisme penyelenggara.
Keempat, lanjut dia, daya dukung optimal teknologi yakni ID Verification, Integrated Voter List System, Ballot Paper Printer, Counting Equipment. Kelima, disiplin pemilih yang menjadi kunci kesuksesan dan keenam, kepercayaan publik pada pemilu yang berbanding lurus dengan kepercayaan public pada kapasitas pemerintah dalam menangani Covid-19.
“Sementara, dilihat dari youtube penyelenggaraan pemilu di Korsel sangat tenang dan disiplin,” lanjut Titi.
Titi juga mengaitkan pelaksanaan Pilkada 2020 pada Desember 2020 dengan penyataan Presiden Joko Widodo agar masyarakat Indonesia berdamai dengan Covid-19.
Menurut dia, untuk berdamai ada proses yang memadai untuk menuju ke arah itu, untuk bisa beradaptasi dan melakukan pembiasaan maka diperlukan waktu, sumber daya, regulasi. Serta, epercayaan publik pada kapasitas negara.
“Kalau publik belum percaya negara bisa menangani Covid-19, belum bertemu kata berdamainya,” katanya.
(dam)
Lihat Juga :
tulis komentar anda