Agar Bisa Bertahan, Parpol Harus Mampu Raih Simpati Rakyat
Jum'at, 05 Februari 2021 - 08:15 WIB
JAKARTA - Cendikiawan Muslim Prof Azyumardi Azra berpesan kepada partai politik (parpol) baru, untuk memiliki strategi khusus kalau ingin betul-betul bersaing dengan partai lainnya dan harus reorientasi kepentingan rakyat.
(Baca juga: Masuk Bursa Ketua Partai Demokrat Jatim, Ketua PPP Minta Emil Dardak Tak Masuk Parpol)
"Kembali kepada rakyat, tidak hanya mementingkan kepentingan politik mereka sendiri, kepentingan kekuasaan tanpa mementingkan rakyat sama sekali," kata Azyumardi Azra Jumat (5/2/2021).
(Baca juga: Demokrat: Politik Belah Bambu jika Tak Diakhiri Bisa Timpa Parpol Lain)
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah itu menilai, kehadiran parpol baru kerap mewarnai perhelatan Pemilu, namun banyak parpol baru sulit untuk bertahan lama.
"Sebagian ada juga yang menuai hasil bagus dan mampu eksis bahkan semakin berjaya hingga saat ini. Untuk bersaing dalam pemilihan legislatif (Pileg) 2024 mendatang sangat lah sulit, sekalipun partai itu mempunyai pendanaan yang cukup ataupun pendirinya pernah menduduki kursi-kursi petinggi negara ini," ungkapnya.
(Baca juga: Mayoritas Parpol Tak Mau Revisi UU Pemilu, Jimly: Yang Penting Capres Jangan Dua)
Maka itu dia menyarankan para pendiri partai baru, untuk mencari cara lain memperoleh suara yang signifikan agar bisa memenangkan partainya. Kendati demikian, harus diakui masih ada partai yang terbilang masih baru namun dia bisa memenangkan Pileg karena dukungan dana yang cukup atau karena tokoh pendirinya.
Yakni, Partai Gerindra yang baru berdiri tahun 2008 dan Nasdem yang baru berdiri pada tahun 2011. Nasdem bisa mendapat perolehan suara hingga 9,05 persen dan Gerindra 12,57 persen pada Pemilu 2019.
(Baca juga: Masuk Bursa Ketua Partai Demokrat Jatim, Ketua PPP Minta Emil Dardak Tak Masuk Parpol)
"Kembali kepada rakyat, tidak hanya mementingkan kepentingan politik mereka sendiri, kepentingan kekuasaan tanpa mementingkan rakyat sama sekali," kata Azyumardi Azra Jumat (5/2/2021).
(Baca juga: Demokrat: Politik Belah Bambu jika Tak Diakhiri Bisa Timpa Parpol Lain)
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah itu menilai, kehadiran parpol baru kerap mewarnai perhelatan Pemilu, namun banyak parpol baru sulit untuk bertahan lama.
"Sebagian ada juga yang menuai hasil bagus dan mampu eksis bahkan semakin berjaya hingga saat ini. Untuk bersaing dalam pemilihan legislatif (Pileg) 2024 mendatang sangat lah sulit, sekalipun partai itu mempunyai pendanaan yang cukup ataupun pendirinya pernah menduduki kursi-kursi petinggi negara ini," ungkapnya.
(Baca juga: Mayoritas Parpol Tak Mau Revisi UU Pemilu, Jimly: Yang Penting Capres Jangan Dua)
Maka itu dia menyarankan para pendiri partai baru, untuk mencari cara lain memperoleh suara yang signifikan agar bisa memenangkan partainya. Kendati demikian, harus diakui masih ada partai yang terbilang masih baru namun dia bisa memenangkan Pileg karena dukungan dana yang cukup atau karena tokoh pendirinya.
Yakni, Partai Gerindra yang baru berdiri tahun 2008 dan Nasdem yang baru berdiri pada tahun 2011. Nasdem bisa mendapat perolehan suara hingga 9,05 persen dan Gerindra 12,57 persen pada Pemilu 2019.
Lihat Juga :
tulis komentar anda