6 Tokoh Nasional yang Pernah Menjadi Tahanan Politik
Senin, 01 Februari 2021 - 12:06 WIB
Penjara dan pengasingan bukan hal baru buat pria kelahiran Padang Panjang, 5 Maret 1909 ini. Pada 1934 sampai 1942, Sjahrir hidup dari pengasingan ke pengasingan rezim kolonial mulai Boven Digul, Banda Neira, dan Sukabumi. Semua itu akibat kegiatan politik Sjahrir di PNI Baru bersama Hatta. Ketika Jepang datang, Sjahrir dibebaskan.
Pada November 1945, ia ditunjuk menjadi perdana menteri. Pada masa penjajahan Belanda, beberapa kali Sjahrir menjadi ketua delegasi Indonesia untuk berunding dengan Belanda hingga Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Desember 1949.
Baca Juga: Lima Pesepak Bola Muslim yang Bangun Masjid
Namun karier politik Sjahrir kian suram. Pada Agustus 1960, partai Sjahrir yakni PSI dibubarkan dan sejumlah tokohnya ditangkap termasuk dirinya karena dianggap terlibat dalam pemberontakan PRRI. Pada 9 April 1966 Sjahrir meninggal sebagai tahanan politik.
3. Tan Malaka
Tan Malaka yang dikenal dengan nama asli Ibrahim adalah tokoh kelahiran Suliki, Sumatera Barat, 2 Juni 1987. Ia kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studinya di Belanda dan menjadi salah satu penentang kolonial Belanda. Alhasil, ia diasingkan ke Belanda pada 1922 dengan tuduhan terlibat berbagai aksi buruh.
Baca Juga: Khabib Dipuji Setinggi Langit, Gaethje: Dia Sangat Kuat..Sangat Kuat
Setelah 20 tahun diasingkan ke Belanda, pada 1942 ia kembali ke Indonesia bersamaan dengan penjajahan Jepang di Indonesia. Saat penjajahan Jepang hingga sebelum kemerdekaan, ia kembali terpaksa ‘mengungsi’ ke luar negeri karena terus diburu oleh Belanda. (Baca juga: Bunglon Terkecil di Dunia Ditemukan di Hutan Madagaskar)
tulis komentar anda