Angka COVID-19 di Tanah Air Nyaris 1 Juta Kasus, CISDI: Transmisi Penularan Naik
Selasa, 26 Januari 2021 - 08:31 WIB
JAKARTA - Kasus positif COVID-19 di Tanah Air hingga 25 Januari 2021 nyaris di angka 1 juta kasus tepatnya sebanyak 999.256 orang. Dan jika hari ini per 26 Januari 2021 penambahan kasus lebih dari 10.000 kasus maka akan tembus 1 juta kasus COVID-19 .
Meskipun saat ini jumlah kasus COVID-19 yang aktif sebanyak 161.636 kasus atau 16,2% dari terkonfirmasi. Dimana 809.488 orang di antaranya sudah sembuh dari COVID-19.
Namun, kasus aktif yang saat ini sebanyak 161.636 atau 16,2% akan terus bertambah jika kasus COVID-19 masih tidak terkendali. Apalagi saat ini angka kematian akibat COVID-19 di Tanah Air saat ini sebanyak 28.132 orang atau sebanyak 2,8% dari terkonfirmasi.
Chief Strategist Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Yurdhina Meilissa mengatakan transmisi COVID-19 terus naik. “Transmisi kita tahu naik terus, Jakarta sudah community transmission level 4 yang paling tinggi gitu. Dan sebagian besar di Jawa itu paling tidak sudah community level 2. Jadi sudah sama sekali tidak normal,” ujarnya dikutip MNC Portal Indonesia dari kanal YouTube CISDI, Selasa (26/1/2021).
Yurdhita juga mengatakan bahwa saat ini wabah COVID-19 menginfeksi penduduk lebih cepat daripada penanggulangan dari pemerintah. “Jadi gini kita lihat bahwa sekarang jelas kita harus akui bahwa wabahnya kerja lebih cepat daripada mesin kementerian ya.”
“Sehingga, selalu melangkah nya itu 1-2 langkah di belakang dari wabah-wabahnya. Wabahnya sudah sampai community transmission kita masih menganggap bahwa itu flu biasa misalnya gitu. Sehingga kemudian tindakan yang dilakukan juga itu,” sambungnya.
Bahkan, kata Yurdhita, bahwa saat ini angka kematian makin tinggi. “Angka kematian kita lihat makin tinggi, di IGD di ICU yang menjadi indikator seberapa kuat sih kita menangkal wabah ini udah terganggu, sehingga kita mau itu turun secepat-cepatnya,” tandasnya.
Sehingga, lanjut dia, semua pihak harus bersepakat untuk mengakhiri pandemi COVID-19 untuk bisa menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa. “Kita coba untuk mengurangi beberapa hal. Tapi biasa kalau kita mau bersama-sama bersepakat gitu apa yang harus dilakukan kan sebetulnya yang harus kita sepakati dulu endpoint-nya mau apa gitu kan.”
“End point-nya kan kita mau bahwa lekas pandemi itu bisa selesai dan kita bisa menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa yang masih bisa diselamatkan gitu dalam kondisi seperti ini,” imbuh Yurdhita.
Meskipun saat ini jumlah kasus COVID-19 yang aktif sebanyak 161.636 kasus atau 16,2% dari terkonfirmasi. Dimana 809.488 orang di antaranya sudah sembuh dari COVID-19.
Namun, kasus aktif yang saat ini sebanyak 161.636 atau 16,2% akan terus bertambah jika kasus COVID-19 masih tidak terkendali. Apalagi saat ini angka kematian akibat COVID-19 di Tanah Air saat ini sebanyak 28.132 orang atau sebanyak 2,8% dari terkonfirmasi.
Chief Strategist Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Yurdhina Meilissa mengatakan transmisi COVID-19 terus naik. “Transmisi kita tahu naik terus, Jakarta sudah community transmission level 4 yang paling tinggi gitu. Dan sebagian besar di Jawa itu paling tidak sudah community level 2. Jadi sudah sama sekali tidak normal,” ujarnya dikutip MNC Portal Indonesia dari kanal YouTube CISDI, Selasa (26/1/2021).
Yurdhita juga mengatakan bahwa saat ini wabah COVID-19 menginfeksi penduduk lebih cepat daripada penanggulangan dari pemerintah. “Jadi gini kita lihat bahwa sekarang jelas kita harus akui bahwa wabahnya kerja lebih cepat daripada mesin kementerian ya.”
“Sehingga, selalu melangkah nya itu 1-2 langkah di belakang dari wabah-wabahnya. Wabahnya sudah sampai community transmission kita masih menganggap bahwa itu flu biasa misalnya gitu. Sehingga kemudian tindakan yang dilakukan juga itu,” sambungnya.
Bahkan, kata Yurdhita, bahwa saat ini angka kematian makin tinggi. “Angka kematian kita lihat makin tinggi, di IGD di ICU yang menjadi indikator seberapa kuat sih kita menangkal wabah ini udah terganggu, sehingga kita mau itu turun secepat-cepatnya,” tandasnya.
Sehingga, lanjut dia, semua pihak harus bersepakat untuk mengakhiri pandemi COVID-19 untuk bisa menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa. “Kita coba untuk mengurangi beberapa hal. Tapi biasa kalau kita mau bersama-sama bersepakat gitu apa yang harus dilakukan kan sebetulnya yang harus kita sepakati dulu endpoint-nya mau apa gitu kan.”
“End point-nya kan kita mau bahwa lekas pandemi itu bisa selesai dan kita bisa menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa yang masih bisa diselamatkan gitu dalam kondisi seperti ini,” imbuh Yurdhita.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda