Menparekraf Fasilitasi Animator dan Perajin Wayang Ciptakan Peluang Baru
Senin, 25 Januari 2021 - 08:04 WIB
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ( Menparekraf ) Sandiaga Salahudin Uno mendorong adanya kolaborasi antara kemajuan digital dengan produk ekonomi kreatif warisan leluhur, seperti wayang beber yang dipadukan dengan animasi tiga dimensi.
(Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Pastikan Protokol Kesehatan Pariwisata di Batam)
Hal itu seperti disampaikan Sandiaga saat mengunjungi Nongsa Digital Park, Batam, beberapa waktu lalu. Dalam kunjungan itu, Sandiaga menyaksikan hebatnya studio animasi dan perfilman berkelas internasional serta animator-animator Indonesia dengan berbagai karya yang diapresiasi dunia.
(Baca juga: Kemenparekraf Gandeng Asprindo Kembangkan Desa Wisata)
Sandiaga menilai, kolaborasi serta paduan antara kemajuan teknologi yang dikuasai anak-anak muda Indonesia dengan kesenian warisan leluhur seperti wayang beber akan mampu melestarikan budaya tanah air.
"Alangkah baiknya jika kita mampu memadukan antara kemajuan digital dengan apa yang sudah menjadi warisan dari leluhur kita. Misal wayang beber dipadukan dengan animasi tiga dimensi. Tujuan utamanya tetap, selain untuk melestarikan budaya kita, juga agar kebudayaan Indonesia semakin dikenal dunia," kata Sandiaga dalam keterangan resminya, Senin (25/1/2021).
(Baca juga: Sandiaga Gandeng KPK Pastikan Program Kemenparekraf Tepat Sasaran)
Sandiaga mengatakan, paduan antara kemajuan digital dan warisan leluhur akan menghadirkan potensi lapangan usaha baru di sektor kreatif. Karenanya, lanjut Sandiaga, Kemenparekraf berkomitmen untuk memfasilitasi kolaborasi ini.
"Di Kemenparekraf kita harus berikan fasilitasi dan mudah-mudahan kita cetak talenta baru, buka lapangan kerja baru. Kita harus gerak cepat garap semua potensi untuk buka lapangan kerja dan selamatkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," ucap Sandiaga.
Sementara itu, pelaku usaha pembuatan wayang beber asal Wonogiri, Jawa Tengah, Faris Wibisono mengatakan, wayang beber merupakan identitas bangsa Indonesia yang menjadi salah satu induk dari animasi dan juga perfilman dunia.
"Maka dari itu wayang beber mau tidak mau harus tetap terus kita geber sebagai ruang inspirasi, ruang rupa ini sebagai bahasa rupa timur," ujar Faris.
(Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Pastikan Protokol Kesehatan Pariwisata di Batam)
Hal itu seperti disampaikan Sandiaga saat mengunjungi Nongsa Digital Park, Batam, beberapa waktu lalu. Dalam kunjungan itu, Sandiaga menyaksikan hebatnya studio animasi dan perfilman berkelas internasional serta animator-animator Indonesia dengan berbagai karya yang diapresiasi dunia.
(Baca juga: Kemenparekraf Gandeng Asprindo Kembangkan Desa Wisata)
Sandiaga menilai, kolaborasi serta paduan antara kemajuan teknologi yang dikuasai anak-anak muda Indonesia dengan kesenian warisan leluhur seperti wayang beber akan mampu melestarikan budaya tanah air.
"Alangkah baiknya jika kita mampu memadukan antara kemajuan digital dengan apa yang sudah menjadi warisan dari leluhur kita. Misal wayang beber dipadukan dengan animasi tiga dimensi. Tujuan utamanya tetap, selain untuk melestarikan budaya kita, juga agar kebudayaan Indonesia semakin dikenal dunia," kata Sandiaga dalam keterangan resminya, Senin (25/1/2021).
(Baca juga: Sandiaga Gandeng KPK Pastikan Program Kemenparekraf Tepat Sasaran)
Sandiaga mengatakan, paduan antara kemajuan digital dan warisan leluhur akan menghadirkan potensi lapangan usaha baru di sektor kreatif. Karenanya, lanjut Sandiaga, Kemenparekraf berkomitmen untuk memfasilitasi kolaborasi ini.
"Di Kemenparekraf kita harus berikan fasilitasi dan mudah-mudahan kita cetak talenta baru, buka lapangan kerja baru. Kita harus gerak cepat garap semua potensi untuk buka lapangan kerja dan selamatkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," ucap Sandiaga.
Sementara itu, pelaku usaha pembuatan wayang beber asal Wonogiri, Jawa Tengah, Faris Wibisono mengatakan, wayang beber merupakan identitas bangsa Indonesia yang menjadi salah satu induk dari animasi dan juga perfilman dunia.
"Maka dari itu wayang beber mau tidak mau harus tetap terus kita geber sebagai ruang inspirasi, ruang rupa ini sebagai bahasa rupa timur," ujar Faris.
(maf)
tulis komentar anda