Rekor, Sehari Angka Kematian Akibat Covid-19 Lima Kali Lipat Korban SJ 182
Rabu, 13 Januari 2021 - 06:03 WIB
Dia mengatakan bahwa melindungi keluarga dapat dilakukan dengan langkah sederhana yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. “Mengapa hal-hal sederhana ini tidak anda jalankan? Pertanyaan ini wajib kita tanyakan pada diri kita masing-masing apakah menjalankan protokol kesehatan memang lebih sulit dibandingkan dengan kehilangan orang yang kita kasihi untuk selama-lamanya? Saya rasa jawabannya pasti tidak. Maka dari itu marilah kita dengan kesadaran penuh dapat lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan di manapun kita berada,” katanya.
Vaksinasi Hadapi Tantangan Berat
Epidemiolog Kamaluddin Latief mengatakan Indonesia memiliki beberapa tantangan dalam menjalankan program vaksinasi ini. Dia mengungkapkan ada keraguan dari para tenaga kesehatan, terutama juru imunisasi. Dosen Universitas Indonesia (UI) itu menceritakan Indonesia punya pengalaman panjang dalam vaksinasi dasar, seperti polio. Proses itu bahkan kerap melibatkan aparat keamanan. “Apalagi yang sekarang ini, saya melihat pemerintah menghadap beberapa hal. Pertama, bagaimana pemerintah meyakinkan bahwa itu aman,” ujarnya saat dihubungi SINDONews, kemarin.
Kamaluddin mengatakan pemerintah perlu menyiapkan narasi yang baik untuk menghadapi kubu yang kontra. Proses vaksinasi akan berhasil jika masyarakat yang mengikuti mencapai 180 juta. “Kita harus melibatkan banyak (pihak), seperti influencer, tokoh masyarakat, dan agama, itu sangat penting. Mereka yang berada di daerah pinggiran percaya pada tokoh-tokoh itu,” tuturnya.
Secara jaringan dari pusat hingga level paling bawah sebenarnya sudah terbentuk. Indonesia mempunyai sekitar 1,5 juta orang rukun tetangga dan rukun warga, serta 800.000 kader kesehatan dan pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK). Tantangan selanjutnya, menurut Kamaluddin, adalah sosial, budaya, dan religi. Berikutnya, wilayah Indonesia ini kepulauan. Maka, penyediaan rantai dingin (cold chain) harus sangat diperhatikan. Jika tidak, dikhawatirkan kualitas vaksin akan turun. “Bagaimana manajemen vaksin, mulai dari awal penyimpanan lalu ke dinas kesehatan atau tempat-tempat tertentu di kabupaten. Lalu, didistribusikan ke kecamatan. Saya memikirkan bagaimana bekerja di Maluku, Papua, dan NTT. Itu wilayah kepulauan kecil,” katanya.
Vaksin Covid-19 dari Sinovac tahap tiga sebanyak 15 juta dosis telah tiba di Indonesia. Tahap pertama tiba pada 6 Desember 2020 sebanyak 1,2 juta dosis. Tahap kedua pada 31 Desember 2020 sebanyak 16 juta dosis telah tiba beberapa waktu lalu. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menegaskan kedatangan vaksin Sinovac ini merupakan ikhtiar pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada seluruh warga negara Indonesia. “Saya ingin menekankan kembali bahwa ini adalah ikhtiar atau usaha dari pemerintah sebagai wujud kecintaan pemerintah kepada warga negaranya, kecintaan pemerintah kepada bangsa Indonesia. Ini diikhtiarkan vaksin ini,” ungkap Gus Yaqut dalam konferensi pers secara virtual Kedatangan Vaksin Covid-19 Sinovac Tahap Ketiga dari Bandara Soekarno Hatta, kemarin.
“Alhamdulillah pada hari ini sudah datang kembali kurang lebih 15 juta dosis vaksin,” ungkapnya.
Selain itu, kata pria yang biasa disapa Gus Yaqut ini, vaksin ini bukan obat namun untuk pencegahan. “Penting bagi kita semua, bagi penting bagi seluruh bangsa Indonesia untuk bisa dimengerti bahwa vaksin ini sekali lagi bukan obat, tapi upaya pencegahan,” katanya.
Oleh karena itu, Gus Yaqut meminta masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. “Harus dilakukan secara simultan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang selama ini diberlakukan,” katanya.
Dalam kesempatan itu Gus Yaqut juga meminta seluruh masyarakat Indonesia agar tidak perlu ragu dengan kehalalan vaksin virus Corona (Covid-19) dari Sinovac . Apalagi, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa halalnya kemarin. “Umat beragama, seluruh umat beragama yang sesuai dengan kriteria dan syarat kesehatan yang ditentukan agar untuk jangan ragu mengikuti vaksinasi Covid-19 apabila nanti gilirannya sudah tiba," katanya.
Vaksinasi Hadapi Tantangan Berat
Epidemiolog Kamaluddin Latief mengatakan Indonesia memiliki beberapa tantangan dalam menjalankan program vaksinasi ini. Dia mengungkapkan ada keraguan dari para tenaga kesehatan, terutama juru imunisasi. Dosen Universitas Indonesia (UI) itu menceritakan Indonesia punya pengalaman panjang dalam vaksinasi dasar, seperti polio. Proses itu bahkan kerap melibatkan aparat keamanan. “Apalagi yang sekarang ini, saya melihat pemerintah menghadap beberapa hal. Pertama, bagaimana pemerintah meyakinkan bahwa itu aman,” ujarnya saat dihubungi SINDONews, kemarin.
Kamaluddin mengatakan pemerintah perlu menyiapkan narasi yang baik untuk menghadapi kubu yang kontra. Proses vaksinasi akan berhasil jika masyarakat yang mengikuti mencapai 180 juta. “Kita harus melibatkan banyak (pihak), seperti influencer, tokoh masyarakat, dan agama, itu sangat penting. Mereka yang berada di daerah pinggiran percaya pada tokoh-tokoh itu,” tuturnya.
Secara jaringan dari pusat hingga level paling bawah sebenarnya sudah terbentuk. Indonesia mempunyai sekitar 1,5 juta orang rukun tetangga dan rukun warga, serta 800.000 kader kesehatan dan pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK). Tantangan selanjutnya, menurut Kamaluddin, adalah sosial, budaya, dan religi. Berikutnya, wilayah Indonesia ini kepulauan. Maka, penyediaan rantai dingin (cold chain) harus sangat diperhatikan. Jika tidak, dikhawatirkan kualitas vaksin akan turun. “Bagaimana manajemen vaksin, mulai dari awal penyimpanan lalu ke dinas kesehatan atau tempat-tempat tertentu di kabupaten. Lalu, didistribusikan ke kecamatan. Saya memikirkan bagaimana bekerja di Maluku, Papua, dan NTT. Itu wilayah kepulauan kecil,” katanya.
Vaksin Covid-19 dari Sinovac tahap tiga sebanyak 15 juta dosis telah tiba di Indonesia. Tahap pertama tiba pada 6 Desember 2020 sebanyak 1,2 juta dosis. Tahap kedua pada 31 Desember 2020 sebanyak 16 juta dosis telah tiba beberapa waktu lalu. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menegaskan kedatangan vaksin Sinovac ini merupakan ikhtiar pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada seluruh warga negara Indonesia. “Saya ingin menekankan kembali bahwa ini adalah ikhtiar atau usaha dari pemerintah sebagai wujud kecintaan pemerintah kepada warga negaranya, kecintaan pemerintah kepada bangsa Indonesia. Ini diikhtiarkan vaksin ini,” ungkap Gus Yaqut dalam konferensi pers secara virtual Kedatangan Vaksin Covid-19 Sinovac Tahap Ketiga dari Bandara Soekarno Hatta, kemarin.
“Alhamdulillah pada hari ini sudah datang kembali kurang lebih 15 juta dosis vaksin,” ungkapnya.
Selain itu, kata pria yang biasa disapa Gus Yaqut ini, vaksin ini bukan obat namun untuk pencegahan. “Penting bagi kita semua, bagi penting bagi seluruh bangsa Indonesia untuk bisa dimengerti bahwa vaksin ini sekali lagi bukan obat, tapi upaya pencegahan,” katanya.
Oleh karena itu, Gus Yaqut meminta masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. “Harus dilakukan secara simultan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang selama ini diberlakukan,” katanya.
Dalam kesempatan itu Gus Yaqut juga meminta seluruh masyarakat Indonesia agar tidak perlu ragu dengan kehalalan vaksin virus Corona (Covid-19) dari Sinovac . Apalagi, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa halalnya kemarin. “Umat beragama, seluruh umat beragama yang sesuai dengan kriteria dan syarat kesehatan yang ditentukan agar untuk jangan ragu mengikuti vaksinasi Covid-19 apabila nanti gilirannya sudah tiba," katanya.
tulis komentar anda