Suksesnya PSBB Jawa-Bali Tergantung Masyarakat

Jum'at, 08 Januari 2021 - 10:14 WIB
Meskipun begitu, Uchok menilai, perubahaan kebijakan pembatasan kegiatan ini bukan alasan kemanusiaan. Lebih dari itu, disebutnya karena hitung-hitungan ekonomi. Ketika pemerintah fokus pada ekonomi, ternyata banyak ruginya daripada untungnya. "Padahal, pada awal awal Covid-19, pemerintah masih ngotot fokus ekonomi daripada kesehatan masyarakat dan masih berharap pertumbuhan ekonomi positif," ujar dia.

Ditambah lagi, kata Uchok, ada harapan bahwa para investor akan masuk deras ke Indonesia, karena banyak negara melakukan lockdown, tidak mau melakukan kegiatan ekonomi. Akan tetapi, ternyata jauh dari harapan. Pertumbuhan ekonomi negatif dan investor tidak berani masuk ke Indonesia.

Akibat kebijakan ini, APBN kita tekor. Dan kebijakan fokus ekonomi yang sedang diterapkan pemerintah rugi. Hal ini berdampak pada kondisi negara yang tidak bisa membayar anggaran untuk program pencegahan Covid-19 dan pemulihan ekonomi.

( ).

Padahal, sambung dia, harapan pemerintah dengan kebijakan ekonomi atau mengejar pertumbuhan ekonomi adalah agar bisa menggenjot penerimaan negara, dan memberikan alokasi anggaran lebih kepada pemulihan ekonomi dan mengendalikan Covid-19.

"Tapi harapan ini hanya mimpi di siang bolong, dan masyarakat yang kena Covid-19 semakin naik tidak terkendali. Tentu hal ini membutuhkan alokasi anggaran yang semakin besar untuk mengobati masyarakat yang kena Covid-19," tandasnya.
(zik)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More