Doni Monardo: Pembatasan Kegiatan Masyarakat Bisa Tekan Kasus Covid-19 Hingga 20%
Kamis, 07 Januari 2021 - 11:07 WIB
JAKARTA - Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menegaskan bahwa langkah pemerintah untuk memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat di sejumlah daerah per tanggal 11 hingga 25 Januari 2021 untuk menekan kasus Covid-19. Doni pun mengatakan, pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah pada September lalu berhasil menekan angka kasus aktif Covid-19 hingga 20%.
"Berdasarkan pengalaman pada bulan September yang lalu, ketika terjadi pelonjakan kasus yang juga sangat tinggi, kemudian pemerintah pusat bersama dengan pemerintah daerah menyusun strategi untuk melakukan pembatasan, Alhamdulillah saat puncaknya terjadi pada bulan Oktober minggu kedua, lantas bisa kita tekan itu sampai 20%," ungkapnya dalam Konferensi Pers Update Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Berbagai Daerah Jawa dan Bali secara virtual dari Media Center Graha BNPB, Jakarta, Kamis (7/1/2021).
Menurut Doni, pada pertengahan Oktober 2020, kasus aktif mencapai hampir 67.000 orang. Ditekan sedemikian rupa kerja sama antara pusat dan daerah mampu mencapai 54.000. "Terjadi penurunan hampir 13.000 atau sekitar 20%. Ternyata bisa. Nah ini yang harus kita lakukan," kata Doni.
( ).
Doni pun menegaskan bahwa pembatasan ini juga harus didukung oleh semua komponen pemerintah pusat dan daerah, juga oleh komponen masyarakat. “Keberhasilan untuk menekan kasus ini, setelah kita melihat kasus aktif meningkat dengan pesat sekali, maka pemerintah pusat bersama dengan pemerintah daerah didukung oleh seluruh komponen masyarakat harus bisa bersama-sama melakukan berbagai upaya, berbagai langkah pencegahan. Sekali lagi pencegahan," tegasnya.
Selain itu, Doni mengatakan Presiden Joko Widodo berulang kali dalam setiap kesempatan mengatakan pentingnya mematuhi protokol kesehatan. "Nah hari ini ya, kami semua di sanggar dan juga kita semua mengajak masyarakat untuk melakukan evaluasi. Mari kita bandingkan permintaan kita, permintaan kita semua kepada masyarakat dan kita sendiri, saya juga untuk patuh kepada protokol kesehatan,” tegasnya.
( ).
"Pakai masker, jaga jarak, tidak boleh berkerumun, cuci tangan sesering mungkin belum sebanding dengan pengorbanan para dokter dan perawat yang harus melayani pasien sekian jam, bahkan ada yang pakai pampers karena tidak mungkin bisa buang air ketika melayani pasien. Nah marilah kita bekerja keras untuk bisa meningkatkan disiplin masyarakat," papar Doni.
"Berdasarkan pengalaman pada bulan September yang lalu, ketika terjadi pelonjakan kasus yang juga sangat tinggi, kemudian pemerintah pusat bersama dengan pemerintah daerah menyusun strategi untuk melakukan pembatasan, Alhamdulillah saat puncaknya terjadi pada bulan Oktober minggu kedua, lantas bisa kita tekan itu sampai 20%," ungkapnya dalam Konferensi Pers Update Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Berbagai Daerah Jawa dan Bali secara virtual dari Media Center Graha BNPB, Jakarta, Kamis (7/1/2021).
Menurut Doni, pada pertengahan Oktober 2020, kasus aktif mencapai hampir 67.000 orang. Ditekan sedemikian rupa kerja sama antara pusat dan daerah mampu mencapai 54.000. "Terjadi penurunan hampir 13.000 atau sekitar 20%. Ternyata bisa. Nah ini yang harus kita lakukan," kata Doni.
( ).
Doni pun menegaskan bahwa pembatasan ini juga harus didukung oleh semua komponen pemerintah pusat dan daerah, juga oleh komponen masyarakat. “Keberhasilan untuk menekan kasus ini, setelah kita melihat kasus aktif meningkat dengan pesat sekali, maka pemerintah pusat bersama dengan pemerintah daerah didukung oleh seluruh komponen masyarakat harus bisa bersama-sama melakukan berbagai upaya, berbagai langkah pencegahan. Sekali lagi pencegahan," tegasnya.
Selain itu, Doni mengatakan Presiden Joko Widodo berulang kali dalam setiap kesempatan mengatakan pentingnya mematuhi protokol kesehatan. "Nah hari ini ya, kami semua di sanggar dan juga kita semua mengajak masyarakat untuk melakukan evaluasi. Mari kita bandingkan permintaan kita, permintaan kita semua kepada masyarakat dan kita sendiri, saya juga untuk patuh kepada protokol kesehatan,” tegasnya.
( ).
"Pakai masker, jaga jarak, tidak boleh berkerumun, cuci tangan sesering mungkin belum sebanding dengan pengorbanan para dokter dan perawat yang harus melayani pasien sekian jam, bahkan ada yang pakai pampers karena tidak mungkin bisa buang air ketika melayani pasien. Nah marilah kita bekerja keras untuk bisa meningkatkan disiplin masyarakat," papar Doni.
(zik)
Lihat Juga :
tulis komentar anda