Abu Bakar Ba'asyir Segera Bebas, Ini Rekam Jejak dan Kontroversinya
Senin, 04 Januari 2021 - 15:57 WIB
Ba'asyir mendirikan Pesantren Al-Mu'min di Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, bersama Abdullah Sungkar pada 1972. Pada era Orde Baru itu, tepatnya pada 1983 Abu Bakar Ba'asyir ditangkap bersama Abdullah Sungkar. Keduanya dituduh menghasut orang untuk menolak asas tunggal Pancasila.
Dia juga disebut melarang santrinya melakukan hormat bendera Merah Putih karena menurutnya itu perbuatan syirik. Akhirnya, Ba'asyir dan Sungkar diganjar hukuman sembilan tahun penjara. Di tengah-tengah masa hukumannya, mereka melarikan diri ke Malaysia.
2. Melarikan Diri dan Tinggal di Malaysia
Setelah ditangkap, tepatnya pada 1985 kasusnya masuk kasasi dan Ba'asyir serta Sungkar dikenai tahanan rumah, saat itulah Ba'asyir dan Abdullah Sungkar melarikan diri dan tinggal di Malaysia selama 17 tahun. Menurut pemerintah AS, pada saat di Malaysia itulah Ba'asyir membentuk gerakan Islam radikal, Jamaah Islamiyah (JI) yang menjalin hubungan dengan Al-Qaeda.
3. Mendirikan JI, MMI dan JAT
Saat tinggal di Malaysia, tepatnya pada 1993 Ba'asyir tercatat mendirikan Jemaah Islamiyah (JI). Dalam aktivitasnya, CIA mencatat Ba'asyir terkait dengan Al-Qaeda. Selanjutnya pada 1999, Ba'asyir kembali dari pelariannya di Malaysia dan merintis Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Lalu, pada Juli 2008 Ba'asyir disebut telah keluar dari MMI dan mendirikan Jemaah Anshorut Tauhid (JAT).
4. Jadi Sorotan Amerika Serikat (AS).
Pada 2002, Majalah TIME menulis berita dengan judul "Confessions of an Al Qaeda Terrorist" ditulis bahwa Ba'asyir sebagai perencana peledakan di Masjid Istiqlal. TIME menduga Ba'asyir sebagai bagian dari jaringan terorisme internasional yang beroperasi di Indonesia.
(Baca juga : Tekanan China, Kekayaan Jack Ma Amblas Rp155 Triliun )
TIME mengutip dari dokumen CIA, bahwa pimpinan JI Abu Bakar Ba'asyir "terlibat dalam berbagai plot". Ini menurut pengakuan Umar Al-Faruq, seorang pemuda warga Yaman berusia 31 tahun yang ditangkap di Bogor dan dikirim ke pangkalan udara di Bagram, Afganistan, yang diduduki AS.
Dia juga disebut melarang santrinya melakukan hormat bendera Merah Putih karena menurutnya itu perbuatan syirik. Akhirnya, Ba'asyir dan Sungkar diganjar hukuman sembilan tahun penjara. Di tengah-tengah masa hukumannya, mereka melarikan diri ke Malaysia.
2. Melarikan Diri dan Tinggal di Malaysia
Setelah ditangkap, tepatnya pada 1985 kasusnya masuk kasasi dan Ba'asyir serta Sungkar dikenai tahanan rumah, saat itulah Ba'asyir dan Abdullah Sungkar melarikan diri dan tinggal di Malaysia selama 17 tahun. Menurut pemerintah AS, pada saat di Malaysia itulah Ba'asyir membentuk gerakan Islam radikal, Jamaah Islamiyah (JI) yang menjalin hubungan dengan Al-Qaeda.
3. Mendirikan JI, MMI dan JAT
Saat tinggal di Malaysia, tepatnya pada 1993 Ba'asyir tercatat mendirikan Jemaah Islamiyah (JI). Dalam aktivitasnya, CIA mencatat Ba'asyir terkait dengan Al-Qaeda. Selanjutnya pada 1999, Ba'asyir kembali dari pelariannya di Malaysia dan merintis Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Lalu, pada Juli 2008 Ba'asyir disebut telah keluar dari MMI dan mendirikan Jemaah Anshorut Tauhid (JAT).
4. Jadi Sorotan Amerika Serikat (AS).
Pada 2002, Majalah TIME menulis berita dengan judul "Confessions of an Al Qaeda Terrorist" ditulis bahwa Ba'asyir sebagai perencana peledakan di Masjid Istiqlal. TIME menduga Ba'asyir sebagai bagian dari jaringan terorisme internasional yang beroperasi di Indonesia.
(Baca juga : Tekanan China, Kekayaan Jack Ma Amblas Rp155 Triliun )
TIME mengutip dari dokumen CIA, bahwa pimpinan JI Abu Bakar Ba'asyir "terlibat dalam berbagai plot". Ini menurut pengakuan Umar Al-Faruq, seorang pemuda warga Yaman berusia 31 tahun yang ditangkap di Bogor dan dikirim ke pangkalan udara di Bagram, Afganistan, yang diduduki AS.
tulis komentar anda