Darurat Glider Ilegal
Sabtu, 02 Januari 2021 - 10:08 WIB
Perairan Selayar dan Masalmebo, tempat dimana glider ditemukan secara geografis sangat dekat dengan Selat Makassar. Selat ini merupakan salah satu Alur Laut Kepulauan Indonesia yang banyak dilewati kapal-kapal berbagai negara. Dalam kajian oseanografi, selat ini juga menjadi lintasan utama transpor massa air Samudera Pasifik menuju Samudera Hindia yang dikenal dengan Arus Lintas Indonesia. Ini dapat dibayangkan ini sebuah sungai besar yang mengalirkan massa air antar samudera. Kira-kira di barat laut Makassar, terdapat punggung laut dikenal dengan nama Dewakang. Keberadaan punggung laut kedalaman 600-700 m ini menjadi penghalang pergerakan massa air berasal dari Samudera Pasifik yang menuju Laut Flores. Akibat gelombang pasang surut dalam kemudian mengintensifkan proses percampuran massa air diwilayah perairan ini. Tempat ini juga berlangsung pertemuan massa air Samudera Pasifik yang berkarakter lebih asin dengan massa air Laut Jawa yang lebih tawar. Proses percampuran ini begitu dinamis dan menimbulkan pola percampuran yang kompleks. Bahkan sejumlah peristiwa kecelakaan kapal yang pernah terjadi di Kawasan Segitiga Masalembu sering dikaitkan dengan teori ini.
Apa yang terjadi di ujung selatan Selat Makassar ini menjadi hal yang menantang, bagi sistem navigasi kapal selam. Hampir semua sistem komunikasi bawah permukaan menggunakan gelombang akustik, termasuk kapal selam. Sayang sekali, sistem komunikasi ini sangat sensitif dengan perubahan densitas air laut. Dalam fisika, densitas air laut tergantung oleh tekanan, temperatur dan kadar garam.
( ).
Gelombang akustik yang menjadi andalan sistem deteksi dan navigasi kala selam ini di air laut bisa saja dibelokkan dalam jarak beberapa meter saja ketika densitas air laut berubah dengan cepat. Beberapa area bahkan tidak mampu dideteksi sonar yang dikenal dengan shadow zone. Zona ini bahkan dapat berpindah-pindah lokasi, tergantung dari kondisi atmosfir di atasnya. Informasi inilah yang paling dicari glider ini, tempat dimana kapal selam dapat berlindung dari sonar lawan atau daerah persiapan dalam mengadakan serangan. Kedalaman Shadow Zone yang berubah ubah tentu menjadi informasi dalam menentukan strategi manuvra tempur kapal selam. Glider yang ditemukan di Perairan Selayar dan Masalembo menjadi petunjuk awal glider yang ditemukan bukti menjadi bagian dari pengumpulan informasi mandala bawah permukaan ini. Kapal selam banyak dikenal adalah karena keunggulannya dalam melancarkan serangan mendadak dan belum tergantikan. Seorang ahli strategi perang pun menempatkan kapal selam dalam urutan bobot tertinggi dalam menghitung kekuatan pertahanan suatu negara. Bila hal ini terus terjadi, bisa jadi selat selat penting lainnya yang menjadi lintasan ALKI dan juga Arus Lintas Indonesia seperti Selat Lombok dan Selat Ombai juga menjadi spot-spot tujuan glider ilegal ini. Alasan yang masuk akal mengingat selat penting ini juga sering dilewati armada kapal perang rivalnya.
Kedaulatan Data Nasional
Lingkungan perairan Indonesia menjadi daya tarik dunia dalam mempelajari dinamika oseanografi dan meteorologi baik regional maupun global. Jangan heran, jika banyak peneliti asing mengajukan proposal ke Pemerintah Indonesia untuk tujuan penelitian tersebut. Meskipun disangsikan juga sebagian mereka bahkan mempunyai misi pertahanan.
Masalah kedaulatan data kelautan sangat krusial, mengingat hampir tiga perempatnya adalah lautan yang berarti mandala pertahan terbesarnya adalah laut. Seorang ahli strategi Perang Cina, Sun Tzu menyebut "Kenali dirimu, kenali
musuhmu dan kenali medan tempurmu. Dan kau akan memenangi seribu pertempuran". Kedaulatan data kelautan nasional lekat dengan sebarapa kemampuan teknologi dalam menggunakan data kelautan kita yang saat ini pun masih tertinggal. Oleh karena itu, strategi yang bisa dilakukan saat ini antara lain: aturan hukum tentang keamanan data laut nasional, menguatkan jejaring data kelautan nasional melalui National Ocean Data Center (NODC), serta menguatkan peran pembinaan potensi maritim melalui peningkatan pengetahuan dan kesadaran nelayan dalam mengenali objek mencurigakan yang dapat mengancam kedaulatan negara. Dapat kita bayangkan, bagaimana alur alur penting pelayaran dunia di wilayah kita dikontrol oleh bangsa asing. Menjadi kewajiban kita menjaga kedaulatan negara dari ancaman bangsa pencurian data dan informasi yang dapat digunakan bangsa lain mengusai wilayah kita.
Apa yang terjadi di ujung selatan Selat Makassar ini menjadi hal yang menantang, bagi sistem navigasi kapal selam. Hampir semua sistem komunikasi bawah permukaan menggunakan gelombang akustik, termasuk kapal selam. Sayang sekali, sistem komunikasi ini sangat sensitif dengan perubahan densitas air laut. Dalam fisika, densitas air laut tergantung oleh tekanan, temperatur dan kadar garam.
( ).
Gelombang akustik yang menjadi andalan sistem deteksi dan navigasi kala selam ini di air laut bisa saja dibelokkan dalam jarak beberapa meter saja ketika densitas air laut berubah dengan cepat. Beberapa area bahkan tidak mampu dideteksi sonar yang dikenal dengan shadow zone. Zona ini bahkan dapat berpindah-pindah lokasi, tergantung dari kondisi atmosfir di atasnya. Informasi inilah yang paling dicari glider ini, tempat dimana kapal selam dapat berlindung dari sonar lawan atau daerah persiapan dalam mengadakan serangan. Kedalaman Shadow Zone yang berubah ubah tentu menjadi informasi dalam menentukan strategi manuvra tempur kapal selam. Glider yang ditemukan di Perairan Selayar dan Masalembo menjadi petunjuk awal glider yang ditemukan bukti menjadi bagian dari pengumpulan informasi mandala bawah permukaan ini. Kapal selam banyak dikenal adalah karena keunggulannya dalam melancarkan serangan mendadak dan belum tergantikan. Seorang ahli strategi perang pun menempatkan kapal selam dalam urutan bobot tertinggi dalam menghitung kekuatan pertahanan suatu negara. Bila hal ini terus terjadi, bisa jadi selat selat penting lainnya yang menjadi lintasan ALKI dan juga Arus Lintas Indonesia seperti Selat Lombok dan Selat Ombai juga menjadi spot-spot tujuan glider ilegal ini. Alasan yang masuk akal mengingat selat penting ini juga sering dilewati armada kapal perang rivalnya.
Kedaulatan Data Nasional
Lingkungan perairan Indonesia menjadi daya tarik dunia dalam mempelajari dinamika oseanografi dan meteorologi baik regional maupun global. Jangan heran, jika banyak peneliti asing mengajukan proposal ke Pemerintah Indonesia untuk tujuan penelitian tersebut. Meskipun disangsikan juga sebagian mereka bahkan mempunyai misi pertahanan.
Masalah kedaulatan data kelautan sangat krusial, mengingat hampir tiga perempatnya adalah lautan yang berarti mandala pertahan terbesarnya adalah laut. Seorang ahli strategi Perang Cina, Sun Tzu menyebut "Kenali dirimu, kenali
musuhmu dan kenali medan tempurmu. Dan kau akan memenangi seribu pertempuran". Kedaulatan data kelautan nasional lekat dengan sebarapa kemampuan teknologi dalam menggunakan data kelautan kita yang saat ini pun masih tertinggal. Oleh karena itu, strategi yang bisa dilakukan saat ini antara lain: aturan hukum tentang keamanan data laut nasional, menguatkan jejaring data kelautan nasional melalui National Ocean Data Center (NODC), serta menguatkan peran pembinaan potensi maritim melalui peningkatan pengetahuan dan kesadaran nelayan dalam mengenali objek mencurigakan yang dapat mengancam kedaulatan negara. Dapat kita bayangkan, bagaimana alur alur penting pelayaran dunia di wilayah kita dikontrol oleh bangsa asing. Menjadi kewajiban kita menjaga kedaulatan negara dari ancaman bangsa pencurian data dan informasi yang dapat digunakan bangsa lain mengusai wilayah kita.
(zik)
tulis komentar anda