Perjuangan Tanpa Lelah Relawan Covid-19 Bantu Masyarakat Hadapi Pandemi

Kamis, 31 Desember 2020 - 21:23 WIB
Meskipun menghadapi beragam tantangan, namun Ika merasa bersyukur bisa mengantarkan pasien ke Wisma Atlet untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Ika baru bisa beristirahat setelah semua pasien yang dijemputnya diantar ke RSD Wisma Atlet dan dirinya serta mobil yang dikemudikannya sudah melalui prosedur dekontaminasi. Ika pun mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya, terutama ibunya untuk terus melaksanakan tugasnya sebagai relawan.

Meskipun pada awalnya, sang ibu kaget saat Ika mengabarkan kepada orangtuanya bahwa dirinya menjadi relawan penanganan Covid-19 di Jakarta. “Saat akan bergabung sebagai relawan kebetulan saya di Surabaya, ibu di Ternate. Lalu saya telpon untuk meminta ijin ke Jakarta sebagai relawan. Orangtua kaget dan bilang kamu sudah gila kah disana kan banyak Covid. Lalu saya jawab, aku mau melayani bagaimanapun kondisi pasien kita layani tidak boleh pilih-pilih. Dari situ akhirnya orang tua memberikan restu dan terus support. Malah sekarang bangga saya bisa bantu banyak orang,”urainya.

Ditengah kerja kerasnya untuk menjemput dan mengantar pasien ke RSD Wisma Atlet, Ika pun tetap menjaga kesehatannya. Satgas Covid-19 juga memberikan waktu libur kepada para relawannya. Ika pun memanfaatkan waktu istirahatnya untuak menjaga kondisinya. Salah satu yang rutin dilakukannya adalah minum susu dan vitamin apabila dia merasa badannya kurang prima.

“Istirahat kadang di mess rumah sakit di Cempaka Putih, kadang di mess RS UI Depok,”katanya. Ika pun berpesan kepada masyarakat untuk selalu menaati protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pihak berwenang. Karena pandemi Covid-19 masih menjadi ancaman nyata di tengah masyarakat, dimanapun. Apalagi virus Covid-19 tak bisa dilihat dengan mata.

Karenanya, masyarakat harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya, termasuk di lingkungan keluarganya. Karena sebagian besar pasien yang dijemput Ika, terpapar dari keluarganya. “Menerapkan protokol kesehatan saja tidak cukup, harus tetap harus waspada. Masyarakat harus punya niat untuk mengakhiri ini semua. Jaga jarak, jangan berkerumun, karena kita tidak tahu sedang membawa virus atau tidak. Kita bisa menularkan ke orang lain terutama keluarga,”paparnya.

Sama halnya seperti masyarakat Indonesia, sebagai tenaga medis, Ika pun berharap pandemi Covid-19 ini segera berakhir. Sehingga masyarakat bisa kembali hidup normal. “Hampir satu tahun kita menghadapi pandemi. Kami tenaga medis memakai APD bukan hal yang mudah, sangat tidak nyaman, tetapi kami ikhlas demi masyarakat. Jika masyarakat tidak menjaga diri atau tidak mau menerapkan protokol pencegahan Covid-19, kami akan terus seperti ini,”kata Ika. Dia juga berharap kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan semakin meningkat pada tahun 2021 esok.

Wujud Kepedulian Kepada Sesama

Tak hanya Ika yang memberikan perhatian dan kepedulian cukup besar untuk membantu pemerintah dan masyarakat mengatasi pandemi Covid 19. Hal yang sama juga dilakukan oleh Arya Ananda Indrajaya Lukmana, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) angkatan 2018. Bersama delapan temannya dari FKUI dan delapan lagi dari Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) UI, Arya menciptakan aplikasi EndCorona.

Aplikasi yang saat ini bisa diunduh di Google Playstore dan IOS itu sudah diunduh di 50 negara di dunia. Arya, yang pernah berpartisipasi di kontes robotik di Beijing, China itu mengatakan, pengembangan aplikasi EndCorona dilakukan sebelum virus Covid-19 masuk ke Indonesia. ‘’Kami kembangkan sejak Februari 2020, karena virus sudah menyebar ke banyak negara dan kami perkirakan masuk juga ke Indonesia,’’tegasnya kepada SINDOnews. Prediksi Arya tepat, pada awal Maret 2020 pemerintah mengumumkan kasus pertama Covid-19. Arya dan kawan-kawannya pun mempercepat peluncuran aplikasi itu.

Dia mengatakan, aplikasi yang dikembangkan bisa membantu masyarakat melakukan asesmen dan mengelompokkan sesuai kerentanannya terpapar Covid-19. Dalam aplikasi itu, akan diketahui apakah seseorang masuk ke dalam kategori risiko rendah, hati-hati, rentan, atau sangat rentan. Menurut Arya, fitur yang ada di dalam EndCorona terdiri dari asesmen kerentanan Covid-19, hotline lengkap rumah sakit di Indonesia dan Dinas Kesehatan (Dinkes) daerah se-Indonesia.

Juga helpline FKUI, konten edukasi dan berita terpercaya, statistik harian, dan data tracking untuk penelitian. “Platform ini menggunakan teknologi Cloud sehingga akan cepat dengan downtime hampir tidak ada. Kami berharap melalui aplikasi ini, masyarakat dapat menyadari akan risiko mereka terpapar Covid-19 dan bertindak sesuai dengan kerentanan masing-masing,”ujar pemuda yang juga meraih anugerah SATU Indonesia Award itu.

Sebagai inisiator, Arya yang juga mendalami teknologi robotik ini mengatakan, dirinya berharap EndCorona bisa membantu orang berpikir lebih jernih, tidak takut berlebihan dan mendapatkan informasi yang aktual dan faktual. Pengembangan aplikasi EcndCorona itu kini juga melibatkan banyak dokter spesialis. Bahkan, EndCorona bisa diakses masyarakat selama 24 jam. Didalamnya terdapat juga informasi mengenai fasilitas kesehatan hingga ke daerah yang bisa dijadikan rujukan masyarakat apabila merasa memiliki gejala terpapar Covid-19.

“Kami juga bekerjasama dengan pihak lain agar tercipta ekosistem untuk mengatasi masalah pandemi ini secara bersama-sama,”tuturnya. Bersama teman-temannya Arya pun tanpa henti menyempurnakan aplikasi yang dikembangkan. Termasuk memberikan edukasi kepada masyarakat di kawasan tempat tinggalnya di Cilegon, Banten. “Kami terus melakukan sosialisasi agar masyarakat semakin memiliki kepedulian. Edukasi dan sosialisasi kami lakukan termasuk dengan melakukan bhakti sosial di beberapa wilayah,”ungkap Arya.

Proses edukasi melalui e-book yang melibatkan belasan dokter spesialis dan berkolaborasi dengan lembaga sosial lainnya terus dilakukan. Juga melakukan kolaborasi dengan pemerintah. Bersama sejumlah kawannya yang berkuliah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Arya gencar mengedukasi masyarakat Cilehon untuk menerapkan pola hidup sehat, mematuhi protokol kesehatan dan tidak melakukan kegiatan yang berpotensi menjadi penyebaran virus Covid-19.

Arya pun menaruh harapan besar kepada masyarakat agar patuh terhadap protokol kesehatan. Jika terpaksa harus keluar rumah, Arya meminta kepada masyarakat untuk selalu menggunakan masker, dan menjaga jarak satu dengan lainnya. Apalagi, pandemi Covid-19 belum diketahui kapan akan berakhir. ”Kita masih akan berdampingan dengan Covid-19. Kami juga berharap masyarakat memanfaatkan aplikasi yang kami kembangkan ini. Semoga apa yang kami ciptakan ini bisa digunakan secara maksimal oleh masyarakat ataupun pihak lain,’’paparnya.

Aplikasi EndCorona diharapkan mampu menjadi salah satu solusi dan upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. “Pada situasi dan kondisi saat ini masyarakat membutuhkan informasi mengenai penyakit Covid-19. Mudah-mudahan aplikasi ini bisa menjadi salah satu solusi dan upaya bagi masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,”ujar Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB.

Dekan Fasilkom UI, Dra. Mirna Adriani, Ph.D, menambahkan, EndCorona dapat menjadi contoh kerja sama multidisiplin antar fakultas serta menunjukkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi dapat menjadi tulang punggung masyarakat untuk membantu meredam kegelisahan masyarakat. “Diharapkan melalui aplikasi ini, UI turut berkontribusi membantu negara di dalam menyelesaikan permasalahan terkait wabah Covid-19,”tegasnya.

Banyak pihak yang memberikan apresiasi dan dukungan atas ketulusan anak-anak muda tersebut dalam berjuang mengatasi pandemi Covid-19. Salah satunya melalui Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards yang pada tahun ini berusia 11 tahun.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More