Jika Puan Capres, Tokoh-tokoh Ini yang Cocok Jadi Cawapresnya

Minggu, 20 Desember 2020 - 07:34 WIB
"Yang paling pas kan kalau beda partai. Jadi kalau pilihannya hanya itu saya lebih pilih Muhaimin dan AHY, sebagai pasangan yang cocok untuk mendampingi Bu Puan. Karena akan lebih kuat lagi kan partainya apalagi dengan PKB, kekuatan Islam dan nasionalis, mantab," ujar Hendri Satrio.

(Baca: Peluang di 2024, Demokrat Disarankan Duetkan AHY dengan Tokoh Non Jawa)

Sementara pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing meyakini menilai Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang layak mendampingi Puan di Pilpres mendatang. "Saya berpandangan bahwa Puan Maharani menjadi Capres, Airlangga Hartarto menjadi pasangannya sebagai Cawapresnya," kata Emrus.

(Baca juga : Sepekan di Balik Jeruji Besi, Habib Rizieq Tetap Berdakwah )

Emrus memastikan PDIP akan mengusung kadernya sendiri sebagai capres. Hal tersebut karena partai berlambang banteng bermoncong putih itu menjadi pemenang Pemilu 2019 lalu.

"Tetapi melihat sekarang jumlah kursi di DPR urutan kedua kan Golkar. Kalau populer vote Gerindra memang, tentu partai ini juga berpeluang untuk mengajukan calon, menjadikan kadernya calon presiden dan calon wakil presiden," ungkap direktur eksekutif Lembaga Emrus Corner ini.

(Baca: Pilkada 2020 Dinilai Jadi Ajang Penjajakan Koalisi Pilpres 2024)

Dengan komposisi kursi DPR itu, dia menilai PDIP cukup berkoalisi dengan Golkar dan Gerindra di Pilpres 2024. "Kalau itu di suatu koalisi misalnya katakanlah Capresnya itu Puan Maharani, dari Golkar misalnya Airlangga Hartarto untuk calon wakil presiden, baru bisa saja nanti partai koalisi lainnya bergabung di situ adalah Gerindra, pertanyaan adalah Gerindra dapat apa? Bisa saja mereka ada kompromi-kompromi politik sehingga bisa saja nanti dari kader Gerindra banyak duduk di kabinet," imbuhnya.

Emrus yakin, pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung PDIP bersama Golkar dan Gerindra akan memenangkan kontestasi Pilpres 2024. "Bisa saja potensi menangnya ada ketika ketiga partai ini menjadi satu koalisi, bisa saja partai-partai lain merapat," katanya.

Adapun partai-partai lain yang merapat, kata dia, akan mendapatkan jatah kursi di kabinet. "Bukankah partai-partai kemarin yang tidak ada capres dan Cawapresnya tetapi pendukung salah satu kandidat, tapi begitu menang dapat kader mereka ada menteri kan," pungkasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More