Jika Puan Capres, Tokoh-tokoh Ini yang Cocok Jadi Cawapresnya

Minggu, 20 Desember 2020 - 07:34 WIB
loading...
Jika Puan Capres, Tokoh-tokoh Ini yang Cocok Jadi Cawapresnya
Sejumlah nama dinilai cocok diduetkan dengan Puan Maharani bila putri Megawati Soekarnoputri itu maju sebagai capres pada Pilpres 2024. Foto/ist
A A A
JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani merupakan salah satu tokoh yang disebut-sebut bakal mengikuti ajang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Nama putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu acapkali masuk daftar kandidat Pilpres di berbagai lembaga survei belakangan ini.

(Baca juga : Istana Sudah Kantongi Dua Nama Calon Kapolri, Siapa Saja? )

Lalu, siapa yang cocok menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Puan? Para pengamat politik menyampaikan pandangannya kepada SINDOnews.

(Klik ini untuk ikuti survei SINDOnews tentang Calon Presiden 2024)

Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra), Fadhli Harahab mengatakan karena hanya PDIP yang mencapai ambang batas pencalonan presiden atau Presidential Threshold 20 persen suara parlemen, maka peluang partai berlambang banteng bermoncong putih itu mencalonkan presiden sendiri lebih terbuka.

"Skemanya kalau Puan Capres maka lebih baik wakilnya tokoh non Parpol yang mempunyai elektabilitas bagus seperti RK (Ridwan Kamil-red)," ujarnya dihubungi Minggu (20/12/2020).

(Baca juga : Peluang di 2024, Demokrat Disarankan Duetkan AHY dengan Tokoh Non Jawa )

Skema berikutnya, kata dia, Puan Maharani berpasangan dengan tokoh parpol Islam atau berbasis massa Islam. "Peluangnya lebih besar karena akan terbentuk konfigurasi koalisi nasionalis-religius. Kalau tokohnya bisa Muhaimin Iskandar (PKB) atau Zulhas (PAN) atau bisa juga Yusril Ihza Mahendra (PBB)," katanya.

Analis Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai Muhaimin dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) lebih cocok menjadi cawapresnya Puan Maharani.

"Yang paling pas kan kalau beda partai. Jadi kalau pilihannya hanya itu saya lebih pilih Muhaimin dan AHY, sebagai pasangan yang cocok untuk mendampingi Bu Puan. Karena akan lebih kuat lagi kan partainya apalagi dengan PKB, kekuatan Islam dan nasionalis, mantab," ujar Hendri Satrio.

(Baca: Peluang di 2024, Demokrat Disarankan Duetkan AHY dengan Tokoh Non Jawa)

Sementara pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing meyakini menilai Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang layak mendampingi Puan di Pilpres mendatang. "Saya berpandangan bahwa Puan Maharani menjadi Capres, Airlangga Hartarto menjadi pasangannya sebagai Cawapresnya," kata Emrus.

(Baca juga : Sepekan di Balik Jeruji Besi, Habib Rizieq Tetap Berdakwah )

Emrus memastikan PDIP akan mengusung kadernya sendiri sebagai capres. Hal tersebut karena partai berlambang banteng bermoncong putih itu menjadi pemenang Pemilu 2019 lalu.

"Tetapi melihat sekarang jumlah kursi di DPR urutan kedua kan Golkar. Kalau populer vote Gerindra memang, tentu partai ini juga berpeluang untuk mengajukan calon, menjadikan kadernya calon presiden dan calon wakil presiden," ungkap direktur eksekutif Lembaga Emrus Corner ini.

(Baca: Pilkada 2020 Dinilai Jadi Ajang Penjajakan Koalisi Pilpres 2024)

Dengan komposisi kursi DPR itu, dia menilai PDIP cukup berkoalisi dengan Golkar dan Gerindra di Pilpres 2024. "Kalau itu di suatu koalisi misalnya katakanlah Capresnya itu Puan Maharani, dari Golkar misalnya Airlangga Hartarto untuk calon wakil presiden, baru bisa saja nanti partai koalisi lainnya bergabung di situ adalah Gerindra, pertanyaan adalah Gerindra dapat apa? Bisa saja mereka ada kompromi-kompromi politik sehingga bisa saja nanti dari kader Gerindra banyak duduk di kabinet," imbuhnya.

Emrus yakin, pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung PDIP bersama Golkar dan Gerindra akan memenangkan kontestasi Pilpres 2024. "Bisa saja potensi menangnya ada ketika ketiga partai ini menjadi satu koalisi, bisa saja partai-partai lain merapat," katanya.

Adapun partai-partai lain yang merapat, kata dia, akan mendapatkan jatah kursi di kabinet. "Bukankah partai-partai kemarin yang tidak ada capres dan Cawapresnya tetapi pendukung salah satu kandidat, tapi begitu menang dapat kader mereka ada menteri kan," pungkasnya.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1606 seconds (0.1#10.140)