Membunuh itu Keji!

Selasa, 08 Desember 2020 - 11:19 WIB
Shamsi Ali, Imam dan Diaspora Indonesia di New York. Foto/Dok. SINDOnews
Shamsi Ali

Imam dan Diaspora Indonesia di New York, Amerika Serikat

HARI-hari ini Indonesia kembali menjadi perhatian dunia. Perhatian yang sayangnya kurang mengenakkan. Bukan perhatian yang saya mimpikan. Bahwa suatu saat Indonesia akan jadi pusat perhatian dunia karena kekuatan, kemajuan, dan tentunya berbagai inovasinya di tengah kehidupan dunia globa saat ini.



Justru yang menarik perhatian dunia kali ini adalah peristiwa kekerasan dan pembunuhan kepada 6 rakyat sipil kemarin pagi. Keenam korban ini diduga sebagai pendukung dan pengawal Habib Riziq Syihab. Kejadian ini telah banyak mendapat sorotan media internasional, termasuk AP, Reuters, Al-Jazeera, dan lain-lain. (Baca juga: Amnesty Internasional Desak Polisi Transparan Usut Tewasnya 6 Anggota FPI)

Di dalam negeri sendiri hampir semua media mengalihkan perhatian dari isu-isu besar yang dalam dua tiga hari ini menjadi isu panas di Tanah Air. Isu itu adalah tertangkapnya dua Menteri Kabinet Kerja, Menteri Sosial Juliari Batubara dari PDIP dan sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dari Partai Gerindra.

Yang menarik lagi dengan penangkapan Menteri Sosial yang menyalahgunaan dana Covid-19 itu terancam oleh pernyataan Ketua KPK dan bahkan oleh Menko Mahfud MD bahwa korupsi di masa pandemi ini terancam hukuman mati. Tentu pernyataan ini menjadi tantangan sendiri akan konsistensi pemerintah dalam menegakkan Hukum dan memenuhi janji.

Tapi isu yang tidak kalah pentingnya, bahkan seharusnya menjadi perhatian serius oleh semua pihak, khususnya pemerintah adalah menggeliatnya seruan gerakan Papua Merdeka, baik dari luar negeri maupun dalam negeri. Salah satu diantaranya adalah seruan Papua Merdeka di Kongress XXXVII GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia).

Seruan Papua Merdeka ini tentunya menjadi hal besar yang harusnya menarik perhatian dan keprihatinan semua pihak. Karena segala hal yang selama ini didengunkan oleh pemerintah, termasuk upaya meredam gerakan-gerakan radikal karena dianggap dapat mengganggu kestabilan nasional dan ancaman terhadap NKRI. Maka pastinya keterbukaan seruan Papua Merdeka ini dilihat sebagai ancaman yang lebih berbahaya dan nyata. (Baca juga: Begini Profil Laskar Khusus FPI yang Disebut Menyerang Polisi di Tol)

Akan tetapi dengan penembakan dan pembunuhan 6 orang Muslim pengikut HRS ini kontan saja semua pemberitaan mengenai kedua hal di atas hilang bagaikan tertelan hantu. Seolah perhatian bangsa, termasuk media massa dan media sosial tergiring untuk melupakan semuanya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More