Vaksin Merah Putih Masuk Uji Praklinis

Jum'at, 04 Desember 2020 - 07:06 WIB
Pengembangan vaksin dengan platform yang berbeda-beda tersebut, kata Bambang, juga bagian dari upaya agar vaksin merah putih tidak tertinggal dari negara lain. Kendati demikian pihaknya tetap memberikan kebebasan bagi tiap lembaga untuk memilih platform yang paling efektif.

“Kita juga harus tidak boleh ketinggalan, kita harus memahami juga yang DNA, MrNa ya. Meskipun barangkali advance atau barangkali nanti fasilitas pendinginnya itu juga membutuhkan fasilitas yang berbeda, Indonesia tidak boleh nggak tahu ya. Dan karena itu mendorong selama mereka yakin, mereka bisa mengerjakannya dan time table-nya bisa diterima,” sebutnya. (Baca juga: Telur Rebus Banyak Manfaatnya Loh, Ini Salah Satunya)

Mantan Kepala Bapenas itu menargetkan penelitian vaksin merah putih akan tuntas tahun depan. Dengan demikian bibit vaksin merah putih segera siap untuk masuk dalam tahap produksi massal. “Jadi targetnya harus jelas, harus mengembangkan bibit vaksin, dan dari segi waktu kita harapkan bibit vaksin itu sudah bisa diberikan kepada perusahaan Biofarma atau perusahaan manufaktur lainnya tahun depan,” tegasnya.

“Kapan tahun depannya? Ya tergantung pada timetable yang dimiliki oleh tim masing-masing ya. Ada yang mungkin sudah akan menyerahkan bibit vaksinnya di triwulan satu ya, tahun depan. Tapi mungkin ada juga yang di triwulan dua,” ungkap Bambang.

Namun, menurut Bambang, ia mendorong agar waktu diperhatikan, selain juga faktor keamanan dan efektivitas vaksin merah putih. “Tapi yang pasti, kita dorong mereka juga agar faktor waktu juga menjadi perhatian, selain faktor keamanan dan tentunya faktor efektivitas dari vaksin tersebut,” ucapnya. (Baca juga: Bawaslu Minta KPU Daerah Segera Musnahkan Surat Suara Rusak)

Sementara itu kasus positif Covid-19 mencatatkan rekor baru dalam satu hari. Tercatat kemarin jumlah kasus positif mencapai 8.369 kasus. Dengan demikian akumulasi kasus positif di Indonesia mencapai 557.877 orang.

Dari jumlah penambahan kasus ini, Papua mencatatkan penambahan kasus tertinggi dengan 1.755 kasus, disusul Jawa Barat 1.648 dan DKI Jakarta 1.153. Jumlah ini merupakan hasil tracing melalui pemeriksaan sebanyak 62.397 spesimen yang dilakukan dengan metode real time polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM).

Selain itu dilaporkan kasus yang sembuh dari Covid-19 pada hari ini tercatat bertambah 3.673 orang sehingga total sebanyak 462.553 orang sembuh. Sementara itu jumlah yang meninggal kembali bertambah 156 orang sehingga yang meninggal menjadi 17.355 orang. Adpun saat ini sebanyak 69.027 orang menjadi suspect Covid-19. Saat ini kasus tersebar di 507 kabupaten kota di 34 provinsi.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan penambahan kasus positif kemarin memang cukup signifikan. “Berdasarkan data Kemenkes, pada hari ini terdapat penambahan kasus yang sangat signifikan, yaitu sebesar 8.369 kasus,” katanya saat konferensi pers kemarin. (Baca juga: Sri Mulyani Geber Aparat Pajak untuk Dongkrak Penerimaan)

Dia mengungkapkan tingginya penambahan kasus kali ini karena belum optimalnya sistem pencatatan data secara realtime. Penambahan kasus hari ini bukanlah data realtime. “Angka yang sangat tinggi ini salah satunya disebabkan sistem yang belum optimal untuk mengakomodasi pencatatan, pelaporan, dan validasi data dari provinsi secara real time. Sebagai contoh Papua pada hari ini melaporkan sejumlah 1.755 kasus yang mana merupakan akumulasi penambahan kasus positif sejak tanggal 19 November hingga hari ini,” jelasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More