Pemerintah Diminta Investigasi Aliran Dana Kotak Amal di Minimarket

Rabu, 02 Desember 2020 - 15:54 WIB
Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Muchamad Nabil Haroen. Foto/SINDOnews/Rakhmatulloh
JAKARTA - Polisi menemukan adanya dugaan dana kotak amal dari sejumlah minimarket digunakan untuk kepentingan terorisme Jamaah Islamiyah.

Fakta tersebut terungkap setelah penangkapan salah satu aset berharga Jamaah Islamiyah (JI), Taufik Bulaga alias Upik Lawanga.

Terkait temuan itu, Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Muchamad Nabil Haroen meminta pemerintah dan kepolisian segera melakukan investigasi secara mendetail terkait aliran dana dari kotak amal dan kegiatan filantropi di minimarket atau supermarket di seluruh kawasan di Indonesia.

"Jangan sampai dana yang terkumpulkan menjadi sumber pendanaan dari kelompok radikal, teroris maupun kelompok-kelompok yang memiliki agenda yang bertentangan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya, Rabu (2/12/2020).( )

Menurut politikus yang biasa disapa Gus Nabil ini, pemerintah melalui lembaga terkait harus menertibkan regulasi dalam pola filantropi, sekaligus juga sanksi jika ada pelanggaran.



"Pemerintah juga harus menyosialisasikan kepada pengelola minimarket atau supermarket agar selektif dalam pengelolaan dana kotak amal di toko-toko swalayan yang ada di berbagai kawasan di Indonesia," tuturnya. (Baca juga: Teror di Sigi, IPW Ingatkan Potensi Aksi Terorisme Jelang Akhir Tahun)

Dia juga mengajak masyarakat untuk menyalurkan sedekah, infak dan zakat kepada lembaga-lembaga yang jelas kontribusinya untuk bangsa dan kemanusiaan, semisal NUCare-Lazisnu yang berada di bawah Nahdlatul Ulama atau Lazismu yang berada di bawah pengawasan Muhammadiyah.

"Bisa juga ke lembaga lain yang terbukti kontribusinya untuk pengembangan kemanusiaan, serta laporannya terpublikasi secara rutin ke publik dan programnya jelas bermanfaat," tutur Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama ini.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(dam)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More