Merengkuh Keselarasan Kehidupan Bersama

Kamis, 19 November 2020 - 05:30 WIB
Laju kompetisi dan persaingan dalam pencapaian berbagai kepentingan sering kali kurang merengkuh kebijaksanaan dan nilai-nilai selaras dalam kehidupan bersama. Ketika sewaktu-waktu terjadi ledakan tak terkendali dalam pencapaian kepentingan, maka benteng pengaman sosial menjadi relatif rapuh. Dalam konteks ini, kehidupan bersama yang selaras dan harmonis perlu mendapatkan ruang rajutan maupun sinkronisasi dalam gelombang kehidupan global yang relatif dominan nuansa kompetisi dan persaingannya.

Lingkup Kehidupan Bernuansa Selaras

Lingkup kehidupan, seperti keluarga, tetangga dekat, beberapa kampung atau dusun sering kali justru membuka ruang pergumulan dengan kehidupan global dalam realitas kehidupan sehari-hari mereka. Kebijaksanaan, nilai-nilai dan asas-asas kehidupan bersama secara selaras dan harmonis relatif menjadi bingkai utama tata kelola dalam lingkup kehidupan tersebut. Nuansa pengelolaan kehidupan bersama secara holistik, seperti keseimbangan, kebersamaan, keharmonisan, saling melengkapi, saling merengkuh, relatif masih hadir dalam lingkup kehidupan tersebut.

Bahkan nuansa semacam ini telah memberikan sentuhan selaras terhadap hadirnya berbagai aspek dan elemen kehidupan yang menerobos ke dalam lingkup kehidupan mereka. Walaupun gelombang kehidupan global cukup besar, namun lingkup kehidupan tersebut relatif dapat bertahan dan terkelola dengan mempertahankan bingkai keselarasan dan keharmonisan kehidupan bersama sesuai lingkupnya masing-masing.

Ruang-ruang sinkronisasi yang terbangun dalam konteks kehidupan tersebut telah membuktikan bahwa dikotomi lokal dan global masih menyisakan ruang perjumpaan, bahkan dalam bingkai keharmonisan dan keselarasan. Ketika perkembangan kehidupan saat ini lebih mengacu dan mengarah pada kehidupan global, maka para anggota dalam ruang lingkup kehidupan tersebut justru sangat cerdik untuk menemukan ruang di antara kedua dikotomi tersebut.

Kehidupan dalam konteks keluarga, tetangga dekat, kampung atau dusun justru mengedepankan pencapaian keberlangsungan kehidupan bersama secara nyata dan jauh dari kesan normatif atau suatu mimpi. Nuansa keharmonisan dan keselarasan kehidupan bersama juga menjadi bagian terpenting dalam tata-kelola kehidupan mereka terlepas dari hingar-bingarnya dominasi kehidupan global. Bahkan para anggotanya juga ikut berpartisipasi aktif dalam kehidupan global ketika berada di luar ranah kehidupan keluarga atau kampung/dusun mereka. Namun ketika kembali pada lingkup kehidupan mereka, bingkai keselarasan dan keharmonisan kehidupan bersama menjadi relatif diutamakan.

Konteks ruang dan waktu menjadi strategi cerdik dalam menerobos beragamnya kondisi sosial-budaya yang seolah-olah menjadi cair dan abstrak. Dalam konteks ini, dikotomi-dikotomi yang sering kali dipahami secara tegas perbedaannya dapat disiasati dengan jalan tengah atau bahkan ruang pertemuannya secara harmonis dan selaras. Pemahaman semacam ini barangkali dapat menjadi pertimbangan dalam memberikan ruang sinkronisasi dari berbagai macam kondisi sosial-budaya yang berbeda secara lebih luas dalam pengelolaan kehidupan bersama yang selaras dan harmonis.

Pengelolaan kehidupan bersama secara selaras dan harmonis perlu dihadirkan kembali melalui transformasi cerdik agar warna khas kebijaksanaan tata-kelola kehidupan bangsa ini memperoleh ruang relatif seimbang. Bahkan menjadi bingkai utama dalam mengelola berbagai perjumpaan dan pergumulan. Penghayatan terhadap nuansa keselarasan dan keharmonisan kehidupan bersama dapat melalui internalisasi kekhasan pengelolaan kehidupan bersama yang mengedepankan relasi selaras antara manusia dengan sesama, dengan alam, dan dengan Sang Pencipta.

Catatan dan Refleksi Bersama

Pengelolaan kehidupan yang selaras dan harmonis dalam konteks kehidupan global sering kali terabaikan ketika arus utama kompetisi dan persaingan memperoleh ruang yang relatif lebar. Berbagai aspek kehidupan justru saling bersaing dan berkompetisi untuk meraih kepentingannya masing-masing dan relatif abai bahwa keberadaannya sebenarnya saling terajut dan saling menopang agar cita-cita atau mimpi bersama dalam pencapaian kehidupan yang harmonis dan selaras dapat terwujud. Dalam konteks ini, penghayatan dalam pencapaian kehidupan bersama yang harmonis relatif masih bisa dirasakan dalam batasan ruang lingkup kehidupan sehari-hari kita.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More