Ada Masyumi Reborn, Yusril Ingatkan Parpol Islam Ngos-ngosan karena Tak Ada Cukong
Senin, 09 November 2020 - 21:11 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra memberikan tanggapan atas deklarasi Partai Masyumi baru-baru ini. Yusril menyatakan menghormati hal tersebut tetapi juga menyampaikan ”peringatan” soal betapa susahnya mengelola partai, terlebih partai baru bercorak Islam.
Menurut Yusril, faktor paling krusial yang membuat pengelolaan parpol menjadi susah adalah soal dana. Sebab bagaimana pun parpol membutuhkan dana yang besar agar bisa bergerak dan berkembang pada situasi sosial masyarakat yang benar-benar berbeda dibandingkan masa keemasan Masyumi dulu.
”Sepanjang pengalaman saya, tidak ada ada para cukong dan para pengusaha besar itu yang sudi mendanai Partai Islam. Makanya kebanyakan partai-partai Islam itu hidupnya ngos-ngosan,” kata Yusril dalam surat terbuka yang diterima SINDOnews, Senin (9/11/2020).
(Baca: Mahfud MD: Masyumi Bukan Partai Terlarang, Beda dengan PKI)
Berikut kutipan lengkap tulisan Yusril Ihza Mahendra:
#Tanggapan Atas Deklarasi Pendirian Partai Masyumi Tgl 7 November 2020#
Saya menghormati hak setiap orang untuk mendirikan partai politik sebagai bagian dari upaya untuk melaksanakan kehidupan demokrasi di negara kita ini. Termasuk pula saya menghormati KH Cholil Ridwan yang baru2 ini telah mendeklarasikan berdirinya kembali Masyumi.
Bahwa nama Masyumi itu digunakan kembali sebagai nama partai di era Reformasi, setelah Masyumi dibubarkan tahun 1960, bukanlah baru pertama kali terjadi. Tahun 1999 sudah pernah nama "Masyumi" digunakan pada sebuah partai baru dan ikut Pemilu 1999. Begitu juga nama "Masyumi Baru" pernah pula digunakan dan juga ikut dalam Pemilu 1999. Hasilnya tidak begitu menggembirakan.
Sekarang kedua partai itu, baik Masyumi maupun Masyumi Baru, mungkin masih berdiri sebagai partai politik berbadan hukum yang sah dan terdaftar di Kemenkumham. Tetapi dalam beberapa kali Pemilu terakhir sudah tidak aktif lagi.
Menurut Yusril, faktor paling krusial yang membuat pengelolaan parpol menjadi susah adalah soal dana. Sebab bagaimana pun parpol membutuhkan dana yang besar agar bisa bergerak dan berkembang pada situasi sosial masyarakat yang benar-benar berbeda dibandingkan masa keemasan Masyumi dulu.
”Sepanjang pengalaman saya, tidak ada ada para cukong dan para pengusaha besar itu yang sudi mendanai Partai Islam. Makanya kebanyakan partai-partai Islam itu hidupnya ngos-ngosan,” kata Yusril dalam surat terbuka yang diterima SINDOnews, Senin (9/11/2020).
(Baca: Mahfud MD: Masyumi Bukan Partai Terlarang, Beda dengan PKI)
Berikut kutipan lengkap tulisan Yusril Ihza Mahendra:
#Tanggapan Atas Deklarasi Pendirian Partai Masyumi Tgl 7 November 2020#
Saya menghormati hak setiap orang untuk mendirikan partai politik sebagai bagian dari upaya untuk melaksanakan kehidupan demokrasi di negara kita ini. Termasuk pula saya menghormati KH Cholil Ridwan yang baru2 ini telah mendeklarasikan berdirinya kembali Masyumi.
Bahwa nama Masyumi itu digunakan kembali sebagai nama partai di era Reformasi, setelah Masyumi dibubarkan tahun 1960, bukanlah baru pertama kali terjadi. Tahun 1999 sudah pernah nama "Masyumi" digunakan pada sebuah partai baru dan ikut Pemilu 1999. Begitu juga nama "Masyumi Baru" pernah pula digunakan dan juga ikut dalam Pemilu 1999. Hasilnya tidak begitu menggembirakan.
Sekarang kedua partai itu, baik Masyumi maupun Masyumi Baru, mungkin masih berdiri sebagai partai politik berbadan hukum yang sah dan terdaftar di Kemenkumham. Tetapi dalam beberapa kali Pemilu terakhir sudah tidak aktif lagi.
tulis komentar anda