Habib Rizieq Dinilai Belum Bisa Jadi Kekuatan Pemersatu Kubu Oposisi
Jum'at, 06 November 2020 - 06:29 WIB
JAKARTA - Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, Habib Rizieq Shihab (HRS) belum bisa menjadi kekuatan pemersatu di kubu oposisi . Ujang berpendapat, HRS diterima oleh para pendukung-pendukungnya, namun belum tentu oleh kelompok lain.
"Tidak akan mudah menyatukan oposisi," ujar Ujang Komarudin kepada SINDOnews, Jumat (6/11/2020). “Jadi HRS belum bisa menjadi kekuatan pemersatu di kubu oposisi. Apalagi saat ini juga oposisinya lemah dan mandul," ujar Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini. (Baca juga; Terkait Masalah Hukum Habib Rizieq, PA 212 : Insya Allah Aman )
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dikabarkan akan kembali ke Indonesia pada pekan depan. Rencananya, Habib Rizieq tiba di Bandara Soekarno - Hatta, Cengkareng, Tangerang, pada Selasa 10 November 2020 sekitar pukul 09.00 WIB. (Baca juga; PA 212 Siapkan Tim Advokasi untuk Sambut Habib Rizieq )
Menurut Ujang, jika Habib Rizieq tiba di Indonesia, maka dampaknya bisa ada dua kemungkinan. "Bisa meredam gejolak-gejolak yang ada. Atau bisa saja memperluas skala demonstrasi, yang saat ini dilakukan rakyat dalam menolak RUU Ciptaker," pungkasnya.
"Tidak akan mudah menyatukan oposisi," ujar Ujang Komarudin kepada SINDOnews, Jumat (6/11/2020). “Jadi HRS belum bisa menjadi kekuatan pemersatu di kubu oposisi. Apalagi saat ini juga oposisinya lemah dan mandul," ujar Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini. (Baca juga; Terkait Masalah Hukum Habib Rizieq, PA 212 : Insya Allah Aman )
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dikabarkan akan kembali ke Indonesia pada pekan depan. Rencananya, Habib Rizieq tiba di Bandara Soekarno - Hatta, Cengkareng, Tangerang, pada Selasa 10 November 2020 sekitar pukul 09.00 WIB. (Baca juga; PA 212 Siapkan Tim Advokasi untuk Sambut Habib Rizieq )
Menurut Ujang, jika Habib Rizieq tiba di Indonesia, maka dampaknya bisa ada dua kemungkinan. "Bisa meredam gejolak-gejolak yang ada. Atau bisa saja memperluas skala demonstrasi, yang saat ini dilakukan rakyat dalam menolak RUU Ciptaker," pungkasnya.
(wib)
Lihat Juga :
tulis komentar anda