Generasi Milenial Merasa Indonesia Kurang Demokratis
Minggu, 25 Oktober 2020 - 16:58 WIB
JAKARTA - Demokrasi di Indonesia dirasakan kurang sebagian besar responden survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis hari ini. Hal tersebut diketahui melalui pertanyaan apakah Indonesia lebuh demokratis, kurang, atau tetap sama saja dalam beberapa tahun terakhir.
”Ada 36 persen yang mengatakan indonesia saat ini menjadi kurang demokratis. Proporsi tersebut lebih besar dari yang mengatakan indonesia menjadi lebih demokrasi 17,7 persen. Ada 37 persen yang mengatakan Indonesia tetap sama," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi secara daring, Minggu (25/10/2020).
Burhanuddin menjelaskan, ada kondisi satu persepsi yang bisa benar dan salah, tapi dalam studi pemilih, persepsi itu mempengaruhi tindakan dan evaluasi. Kalau misalnya persepsi sekarang dirasakan kurang demokratis dan jumlahnya lebih besar ketimbang yang mengatakan demokratis. "Para elite politik perlu untuk mengantisipasinya," ujarnya.
(Baca: Survei Indikator Ungkap Lebih Banyak Masyarakat Minta Pilkada 2020 Ditunda)
Setelah diteliti lebih dalam, perempuan mengatakan kurang demokratis yakni 43,6%, 32,8% perempuan mengatakan sama saja, 16,2% menyatakan demokratis dan sisanya tidak tahu dan tidak menjawab. Sementara laki-laki 19,3 menyatakan lebih demokratis, 41,1% menyatakan sama saja dan hanya 28,4% yang menyatakan kurang demokratis dan sisanya tidak tahu dan tidak menjawab.
Sementara milenial cenderung mengatakan kurang demokratis dibanding kelompok tua. Sebanyak 40,3% usia di bawah 21 tahun menyatakan kurang demokratis, 44,7% sama saja dan hanya 7,9% akui lebih demokratis. Untuk usia 22-25 tahun, 48,8% nyatakan kurang demokratis, 23,9% sama saja dan 20,3% nyatakan lebih demokratis. Untuk usia pertengahan 26-40 tahun, 36,8% nyatakan kurang demokratis, 38,3% bilang sama saja dan 16,4% lebih demokratis.
"Ini menarik, anak-anak muda lahir setelah 98, jadi mereka mungkin comparatif reference-nya adalah pada era reformasi, bukan era sebelum reformasi," tuturnya.
Burhanuddin menjelaskan, kondisi ini berbeda dengan para orang tua yang mungkin merasa kondisi sekarang demokratis sekali. Sebab perspektif mereka membandingkan dengan era Soeharto. Untuk usia 41-55 tahun, 33,1% nyatakan kurang demokratis, 38,3% sama saja dan 18% lebih demokratis. Dan usia di atas 55 tahun ada 26,7% nyatakan Indonesia kurang demokratis, 33,1% sama saja dan 26,7% akui lebih demokratis.
"Tetapi buat anak-anak muda, mereka sejak di dalam kandungan sampai lahir itu sudah menghirup udara demokrasi. Jadi makanya kondisi sekarang dibandingkan evaluasinya berdasarkan situasi pasca reformasi," imbuhnya.
”Ada 36 persen yang mengatakan indonesia saat ini menjadi kurang demokratis. Proporsi tersebut lebih besar dari yang mengatakan indonesia menjadi lebih demokrasi 17,7 persen. Ada 37 persen yang mengatakan Indonesia tetap sama," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi secara daring, Minggu (25/10/2020).
Burhanuddin menjelaskan, ada kondisi satu persepsi yang bisa benar dan salah, tapi dalam studi pemilih, persepsi itu mempengaruhi tindakan dan evaluasi. Kalau misalnya persepsi sekarang dirasakan kurang demokratis dan jumlahnya lebih besar ketimbang yang mengatakan demokratis. "Para elite politik perlu untuk mengantisipasinya," ujarnya.
(Baca: Survei Indikator Ungkap Lebih Banyak Masyarakat Minta Pilkada 2020 Ditunda)
Setelah diteliti lebih dalam, perempuan mengatakan kurang demokratis yakni 43,6%, 32,8% perempuan mengatakan sama saja, 16,2% menyatakan demokratis dan sisanya tidak tahu dan tidak menjawab. Sementara laki-laki 19,3 menyatakan lebih demokratis, 41,1% menyatakan sama saja dan hanya 28,4% yang menyatakan kurang demokratis dan sisanya tidak tahu dan tidak menjawab.
Sementara milenial cenderung mengatakan kurang demokratis dibanding kelompok tua. Sebanyak 40,3% usia di bawah 21 tahun menyatakan kurang demokratis, 44,7% sama saja dan hanya 7,9% akui lebih demokratis. Untuk usia 22-25 tahun, 48,8% nyatakan kurang demokratis, 23,9% sama saja dan 20,3% nyatakan lebih demokratis. Untuk usia pertengahan 26-40 tahun, 36,8% nyatakan kurang demokratis, 38,3% bilang sama saja dan 16,4% lebih demokratis.
"Ini menarik, anak-anak muda lahir setelah 98, jadi mereka mungkin comparatif reference-nya adalah pada era reformasi, bukan era sebelum reformasi," tuturnya.
Burhanuddin menjelaskan, kondisi ini berbeda dengan para orang tua yang mungkin merasa kondisi sekarang demokratis sekali. Sebab perspektif mereka membandingkan dengan era Soeharto. Untuk usia 41-55 tahun, 33,1% nyatakan kurang demokratis, 38,3% sama saja dan 18% lebih demokratis. Dan usia di atas 55 tahun ada 26,7% nyatakan Indonesia kurang demokratis, 33,1% sama saja dan 26,7% akui lebih demokratis.
"Tetapi buat anak-anak muda, mereka sejak di dalam kandungan sampai lahir itu sudah menghirup udara demokrasi. Jadi makanya kondisi sekarang dibandingkan evaluasinya berdasarkan situasi pasca reformasi," imbuhnya.
tulis komentar anda