Hindarkan Paham Sekuler dan Radikal, Buku Wasathiyah Islam Diluncurkan
Sabtu, 24 Oktober 2020 - 16:10 WIB
JAKARTA - Buku Wasathiyah Islam karya M Kholid Syeirazi diluncurkan secara daring, Sabtu (24/10/2020). Adapun acara peluncuran buku itu hasil kerja sama antara The Centre for Indonesian Crisis Strategic Resolution, alif.id, dan sang Khalifah.
Acara peluncuran sekaligus bedah buku itu juga menghadirkan sejumlah narasumber seperti Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra, Penulis Buku dan Aktivis Perempuan Kalis Mardiasih, dan Ketua Program Studi Kajian Terorisme Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia Muhammad Syauqillah.
Buku setebal sekitar 500 halaman itu dikerjakan Kholid selama empat bulan belakangan di masa pandemi COVID-19. "Karena itu saya buru-buru menyelesaikan buku ini, tujuannya satu saja sebenarnya, agar saya ini punya bekal untuk anak-anak saya tidak sampai terperosok ke dalam pemahaman-pemahaman keagamaan yang melenceng dari yang diikuti, yang diamalkan dan diperjuangkan oleh para bapak-bapaknya, bapak saya, kakek saya sendiri," ujar Kholid Syeirazi. ( )
Alasan Kholid menulis buku itu karena khawatir anak-anaknya nanti ikut menjadi bagian dari kelompok yang menentang ajaran-ajaran Islam yang selama ini dia yakini. "Jadi itu motif yang pertama sebenarnya sederhana, makanya di dalam buku saya itu saya dedikasikan secara khusus untuk kedua anak saya yang sekarang masih kecil, mudah-mudahan kelak dia bisa jadi apa saja, mau jadi insinyur, jadi dokter, mau jadi profesional, tetapi dia tidak lupa kepada khittah diniyah yang selama ini kita anggap dan saya yakini itu sebagai semestinya Islam diajarkan dan diamalkan kita semua, itu yang pertama," tuturnya.
Dia mengatakan, buku itu baru sepertiga dari apa yang menjadi pemikirannya. "Jadi, wasathiyah itu yang saya tuangkan dalam buku ini baru mencakup dua dimensi, moderasi dalam keagamaan dan moderasi dalam politik, bukan politik yang ekstrem sekuler atau pun ekstrem fundamentalis, tapi ada di tengah," tuturnya.
Kholid pun berharap, buku itu bisa berguna, khususnya bagi anak-anaknya. "Dan kalau ada manfaatnya untuk masyarakat luas itu luar ekspektasi saya, mudah-mudahan ini jadi jariyah untuk kita semua," katanya. ( )
Sementara itu, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra menilai buku Wasathiyah Islam karya Kholid Syeirazi itu merupakan masterpiece. "Relatif komprehensif, mencakup bagian dunia Islam secara keseluruhan bagaimana peristiwa-peristiwa keagamaan dan peristiwa-peristiwa politik yang tidak Wasathiyah di berbagai tempat menimbulkan masalah, krisis, masih ada sambungannya. Saya kira bagus ya, dan saya mengusulkan ditambah satu ya Wasathiyah dalam public administration sesuai dengan bidang S3-nya mas Kholid ini," kata Azra dalam kesempatan sama.
Acara peluncuran sekaligus bedah buku itu juga menghadirkan sejumlah narasumber seperti Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra, Penulis Buku dan Aktivis Perempuan Kalis Mardiasih, dan Ketua Program Studi Kajian Terorisme Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia Muhammad Syauqillah.
Buku setebal sekitar 500 halaman itu dikerjakan Kholid selama empat bulan belakangan di masa pandemi COVID-19. "Karena itu saya buru-buru menyelesaikan buku ini, tujuannya satu saja sebenarnya, agar saya ini punya bekal untuk anak-anak saya tidak sampai terperosok ke dalam pemahaman-pemahaman keagamaan yang melenceng dari yang diikuti, yang diamalkan dan diperjuangkan oleh para bapak-bapaknya, bapak saya, kakek saya sendiri," ujar Kholid Syeirazi. ( )
Alasan Kholid menulis buku itu karena khawatir anak-anaknya nanti ikut menjadi bagian dari kelompok yang menentang ajaran-ajaran Islam yang selama ini dia yakini. "Jadi itu motif yang pertama sebenarnya sederhana, makanya di dalam buku saya itu saya dedikasikan secara khusus untuk kedua anak saya yang sekarang masih kecil, mudah-mudahan kelak dia bisa jadi apa saja, mau jadi insinyur, jadi dokter, mau jadi profesional, tetapi dia tidak lupa kepada khittah diniyah yang selama ini kita anggap dan saya yakini itu sebagai semestinya Islam diajarkan dan diamalkan kita semua, itu yang pertama," tuturnya.
Dia mengatakan, buku itu baru sepertiga dari apa yang menjadi pemikirannya. "Jadi, wasathiyah itu yang saya tuangkan dalam buku ini baru mencakup dua dimensi, moderasi dalam keagamaan dan moderasi dalam politik, bukan politik yang ekstrem sekuler atau pun ekstrem fundamentalis, tapi ada di tengah," tuturnya.
Kholid pun berharap, buku itu bisa berguna, khususnya bagi anak-anaknya. "Dan kalau ada manfaatnya untuk masyarakat luas itu luar ekspektasi saya, mudah-mudahan ini jadi jariyah untuk kita semua," katanya. ( )
Sementara itu, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra menilai buku Wasathiyah Islam karya Kholid Syeirazi itu merupakan masterpiece. "Relatif komprehensif, mencakup bagian dunia Islam secara keseluruhan bagaimana peristiwa-peristiwa keagamaan dan peristiwa-peristiwa politik yang tidak Wasathiyah di berbagai tempat menimbulkan masalah, krisis, masih ada sambungannya. Saya kira bagus ya, dan saya mengusulkan ditambah satu ya Wasathiyah dalam public administration sesuai dengan bidang S3-nya mas Kholid ini," kata Azra dalam kesempatan sama.
(abd)
tulis komentar anda