Sumpah Pemuda, Teknologi Digital, dan Hoax

Rabu, 21 Oktober 2020 - 20:27 WIB
Puncaknya, Kamis (8/10/2020), saat aksi demo berubah menjadi aksi vandalisme karena banyak fasilitas publik di Jakarta yang dihancurkan dan dibakar. Memang unjuk rasa atau demonstrasi menyampaikan aspirasi, pendapat maupun gerakan protes terhadap sesuatu hal di muka umum, merupakan suatu hak semua warga dan hal itu telah diatur dalam Undang-Undang (UU). Namun hal itu sebenarnya bisa dilakukan dengan demonstrasi damai.

Namun sayangnya ada pihak yang berusaha memanfaatkan situasi guna memperkeruh suasana dengan mempengaruhi dan melempar isu berita bohong (hoax). Alhasil banyak pihak yang karena ketidaktahuan terkait UU Ciptaker pun berbondong-bondong menolaknya, termasuk kaum pemuda dan pelajar .

Mereka menjadi korban hoax yang sengaja dilempar oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan disebarkan secara masif lewat medsos karena mudah diakses oleh semua orang.

Setelah ditelusuri pihak berwajib, dijelaskan ada yang menggerakan para pendemo yang melakukan tindakan kekerasan lewat pesan berantai melalui medsos. Masyarakat umum sebenarnya pun bisa mencari isi lebih dalam UU Ciptaker tersebut secara utuh. Hal ini sangat disayangkan banyak pihak, karena demontrasi bisa saja dilakukan dengan santun, damai, bahkan mengugatnya lewat jalur hukum yang sesuai dengan UU.

Setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap, mereka akan menerima. Itulah alasan buruh tidak lagi mengikuti aksi demo lanjutan pada Selasa (13/10/2020), termasuk para pelajar dan mahasiswa yang menjadi minim. Kekuatan pendemo pun berkurang. Massa hanya didominasi oleh kelompok atau golongan tertentu saja yang memiliki agenda “tertentu dan tersembunyi”.

Aksi massa yang menjurus ke tindakan anarkis ini sebetulnya bisa dicegah dan tidak perlu terjadi, bila kita mampu meredamnya dengan pengetahuan dan mencari tahu isi kebenaran sebenarnya. Padahal di era saat ini, akses terbuka lebar dengan mempelajari isu-isu yang berkembang di masyarakat dengan bantuan teknologi digital.

Para pemuda seharusnya bisa lebih cerdas lagi dalam mencerna informasi yang menyesatkan. Bila mendapat info dari medsos, hal itu sebenarnya bisa ditelusuri lebih dalam dan lanjut yakni mengakses dari berbagai sumber berita yang selama ini bisa dipercaya kebenarannya. Lalu masalah tersebut juga bisa didiskusikan dengan kepala dingin dan secara intelektual dengan sajian fakta-fakta yang riil.

Sebagai generasi muda penerus bangsa, kita jangan mau terus menerus diadu domba oleh sekelompok pihak yang menginginkan keuntungan semata dan tak ingin melihat kemajuan atau perubahan lebih baik lagi. Pada akhirnya hal itu berujung pertikaian dan kehancuran yang bisa berakibat fatal dan menyesal pada akhirnya.

Daripada membuat kerusuhan dan tindakan anarkis melawan pemerintahan yang sah, lebih baik para pemuda mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya di bidang teknologi digital yang tengah berkembang pesat dan dipercepat ini. Pemerintah pun meminta para pengusaha, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) maupun pihak yang memulai usaha pelaku bisnis kreatif untuk go digital.

Jadi sudah saatnya para pemuda mampu menjawab tantangan zaman. Spirit yang bisa kita dapatkan dalam Sumpah Pemuda ini adalah jiwa muda yang serba ingin maju, berjiwa penemu, dan selalu ingin mencoba hal baru.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More