1 WNI Sandera Abu Sayyaf Tewas, Farhan: Kami Sangat Terpukul
Kamis, 01 Oktober 2020 - 11:06 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Muhammad Farhan mengaku sedih mendengar kabar adanya seorang warga negara Indonesia (WNI) sandera Abu Sayyaf berinisial LB yang meninggal dunia.
(Baca juga: Klaster Tenaga Kerja Tuntas, Panja DPR Yakin RUU Cipta Kerja Rampung 8 Oktober)
Adapun LB yang berasal dari Buton, Sulawesi Tenggara itu meninggal dunia setelah terjadi kontak senjata antara aparat keamanan Filipina dengan kelompok Abu Sayyaf di Sulu.
(Baca juga: Ini Syarat-syarat Sembuh dan Selesai Isolasi Covid-19)
"Kami sangat terpukul dan sedih bahwa ada WNI sandera Abu Sayyaf yang tewas dalam kontak senjata dengan Angkatan Bersenjata Filipina," ujar Farhan kepada SINDOnews, Kamis (1/10/2020).
Politikus Partai Nasdem itu pun mendoakan almarhum dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan. "Kami menghormati sikap dan tindakan Pemerintah Filipina dalam menangani masalah keamanan dalam negeri mereka, tetapi kita pun sangat prihatin dengan jatuhnya korban yang disandera," tutur mantan presenter dan penyiar radio ini.
Dia pun berharap, TNI bisa melakukan kerjasama lebih erat dengan Angkatan Bersenjata Filipina dalam penanganan kasus luar biasa tersebut. Terlebih, lanjut dia, Indonesia sudah punya Komando Operasi Khusus (Koopsus) TNI.
Maka dari itu, lanjut dia, kebutuhan pengesahan rancangan Peraturan Presiden tentang peran serta TNI dalam penanganan Terorisme, khususnya yang bersifat transnasional, dapat segera disahkan. "Saat ini pemerintah beserta pimpinan DPR RI, khususnya Komisi 1 dan Komisi 3, sedang mematangkan dasar hukumnya agar Koopsus dapat segera operasional," pungkasnya.
(Baca juga: Klaster Tenaga Kerja Tuntas, Panja DPR Yakin RUU Cipta Kerja Rampung 8 Oktober)
Adapun LB yang berasal dari Buton, Sulawesi Tenggara itu meninggal dunia setelah terjadi kontak senjata antara aparat keamanan Filipina dengan kelompok Abu Sayyaf di Sulu.
(Baca juga: Ini Syarat-syarat Sembuh dan Selesai Isolasi Covid-19)
"Kami sangat terpukul dan sedih bahwa ada WNI sandera Abu Sayyaf yang tewas dalam kontak senjata dengan Angkatan Bersenjata Filipina," ujar Farhan kepada SINDOnews, Kamis (1/10/2020).
Politikus Partai Nasdem itu pun mendoakan almarhum dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan. "Kami menghormati sikap dan tindakan Pemerintah Filipina dalam menangani masalah keamanan dalam negeri mereka, tetapi kita pun sangat prihatin dengan jatuhnya korban yang disandera," tutur mantan presenter dan penyiar radio ini.
Dia pun berharap, TNI bisa melakukan kerjasama lebih erat dengan Angkatan Bersenjata Filipina dalam penanganan kasus luar biasa tersebut. Terlebih, lanjut dia, Indonesia sudah punya Komando Operasi Khusus (Koopsus) TNI.
Maka dari itu, lanjut dia, kebutuhan pengesahan rancangan Peraturan Presiden tentang peran serta TNI dalam penanganan Terorisme, khususnya yang bersifat transnasional, dapat segera disahkan. "Saat ini pemerintah beserta pimpinan DPR RI, khususnya Komisi 1 dan Komisi 3, sedang mematangkan dasar hukumnya agar Koopsus dapat segera operasional," pungkasnya.
(maf)
tulis komentar anda