Tragedi Terbesar Soekarno: Berjaya dan Jatuh dalam Kesenyapan
Senin, 28 September 2020 - 06:56 WIB
Demikian akhir kisah kekuasaan Soekarno, berada dalam kesenyapan, jauh dari teman-teman seperjuangannya dalam mencapai Indonesia Merdeka. Praktis tidak ada lagi perdebatan dan adu gagasan tentang arah perjuangan bangsa di antara mereka. Kekuasaan sudah menjadi monolitik, perbedaan dalam pandangan politik dianggap seteru politik. Politik kekuasaan menjadi sebatas gelora dan gemuruh saling adu kekuatan serta pengumpulan massa. Di titik inilah perlahan kejayaan Soekarno sebagai pemimpin mulai meredup. Pasca-peristiwa 30 September 1965, Soekarno harus meninggalkan istana dengan meninggalkan segala atribut kebesaran, kenangan, dan koleksi benda-benda seni kesayangannya.
(ras)
tulis komentar anda