Tangkal Radikalisme, Kemenag Tingkatkan Literasi Agama Takmir Masjid

Senin, 21 September 2020 - 19:41 WIB
Diakuinya, saat ini sedang terjadi proses radikalisasi di sejumlah lembaga, baik itu pendidikan, majlis taklim, dan masjid. Terjadi kontestasi otoritas penyampaian nilai-nilai agama di ruang publik.

Untuk memenangkan kontestasi tersebut, maka Kemenag melakukan penguatan penyuluh agama dengan mengusung isu moderasi beragama. Penyuluh agama didorong menjadi penceramah di masjid-masjid yang jumlahnya cukup banyak, sekitar 800.000-an.

(Baca: Takmir Wajib Terapkan Protokol Kesehatan saat Penyembelihan Hewan Kurban)

"Masjid-masjid yang berafiliasi dengan NU, berafiliasi dengan Muhammadiyah, dan berafiliasi dengan ormas Islam moderat tidak masalah karena ada pembinaan. Yang tidak berafiliasi ini, yang berpotensi terpenetrasi (pikiran/ideologi radikal," katanya.

Seperti apa radikalisme yang dikhawatirkan? Menurut Kamaruddin ada dua, radikalisme ideologis, yakni tidak mengakui pemerintahan yang sah, ingin mendirikan negara di luar kesepakatan nasional, seperti khilafah islamiyah. "Yang kedua, radikal teologis yang tidak sama dengan mereka itu kafir, darahnya halal begitu. Itu yang dimaksud," katanya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(muh)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More