Cerita WNI di Australia: Masker Mulai Tak Wajib dan Bisa Main Ski
Kamis, 10 September 2020 - 13:30 WIB
JAKARTA - Australia merupakan satu dari 59 negara yang melarang masuk warga negara asing termasuk dari Indonesia. Itu karena kasus positif virus Corona (Covid-19) di Tanah Air kini sedang tinggi-tingginya.
Bahkan, sudah menembus angka 200.000. Terakhir pada Rabu 9 September 2020, tercatat sudah mencapai 203.342 kasus positif Covid-19 di Indonesia.
Lalu, bagaimana kondisi di Australia saat ini? SINDOnews berhasil mewawancarai Michael Steven Panjaitan (31), tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Cililitan, Jakarta Timur.
Dia menceritakan kondisi di tempat tinggalnya kini, Sydney, Australia sudah mulai bejalan normal, tidak seketat ketika awal pandemi Covid-19 merebak.
"Pas awal-awal iya (ketat-red), tapi sekarang sudah enggak," ujar Michael, karyawan Australia Post ini.
Kendati demikian, kata dia, jumlah orang di dalam sebuah gedung masih dibatasi. "Kalau restoran, take away (Dibungkus-red) doang kebanyakan," kata lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung ini.
( )
Alhasil, kondisinya tidak seramai saat sebelum adanya pandemi Covid-19. "Kayak suasana protokol kesehatan gitu, jadi lebih agak sepi juga buat kemana-mana," ujar pria yang sudah tiga tahun tinggal di Australia ini.
Namun, seperti di Jakarta dan sekitarnya, di kawasan Sydney pun tersedia cuci tangan, hand sanitizer, dan pengukuran suhu tubuh. Jika di Jakarta dan sekitarnya warga yang tidak mengenakan masker dihukum oleh Satuan Polisi Pamong Praja, di sana tidak demikian.
Bahkan, sudah menembus angka 200.000. Terakhir pada Rabu 9 September 2020, tercatat sudah mencapai 203.342 kasus positif Covid-19 di Indonesia.
Lalu, bagaimana kondisi di Australia saat ini? SINDOnews berhasil mewawancarai Michael Steven Panjaitan (31), tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Cililitan, Jakarta Timur.
Dia menceritakan kondisi di tempat tinggalnya kini, Sydney, Australia sudah mulai bejalan normal, tidak seketat ketika awal pandemi Covid-19 merebak.
"Pas awal-awal iya (ketat-red), tapi sekarang sudah enggak," ujar Michael, karyawan Australia Post ini.
Kendati demikian, kata dia, jumlah orang di dalam sebuah gedung masih dibatasi. "Kalau restoran, take away (Dibungkus-red) doang kebanyakan," kata lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung ini.
( )
Alhasil, kondisinya tidak seramai saat sebelum adanya pandemi Covid-19. "Kayak suasana protokol kesehatan gitu, jadi lebih agak sepi juga buat kemana-mana," ujar pria yang sudah tiga tahun tinggal di Australia ini.
Namun, seperti di Jakarta dan sekitarnya, di kawasan Sydney pun tersedia cuci tangan, hand sanitizer, dan pengukuran suhu tubuh. Jika di Jakarta dan sekitarnya warga yang tidak mengenakan masker dihukum oleh Satuan Polisi Pamong Praja, di sana tidak demikian.
tulis komentar anda